Sinopsis Ashoka Samrat episode 253 by Meysha Lestari

Sinopsis Ashoka Samrat episode 253 by Meysha Lestari. Kichak memegang leher Ashoka, “untuk menghiburku, teriakan ~Hidup KIchak!~” Ashoka berpikir tentang nasehat ibunya dan Acharya Chanakya, “kau berjuang untuk menyatukan India, untuk tanah airmu. Kau harus melakukan apa yang baik untuk semua orang.” Kichak menyuruh Ashoka membuka matanya, “kematianmu sudah dekat!” Ashoka berteriak, “Jai Janai!” Semua anak dan warga yang ada di sana serempak meneriakan apa yang di teriakan Ashoka. Kicha terkejut. Ashoka menyuruh Kichak melepaskan dirinya  kalautidak ingin ingin mati. Kichak mengingatkan Ashokan kalau permainan mereka belum tamat. Dia lalu melepaskan leher Ashoka.

Ashoka berkata, “aku datang untuk mengakhirinmya!” Di alalu mengambil belati dan menodongkannya di leher Kichak. Kichak dan anak buahnya terkejut sementara Acharya Devrat tersenyum penuh kemenangan. Orang-orang berteriak agar Kichak di bunuh. Ashoka berkata pada Kichak, “kau akan mati dengan memalukan kalau kau dapat melihat ketakutan yang ada di wajahmu sekarang. Ini bukan hayalan, tapii kebenaran. Kematian sedang  menghampirimu! Permainan yang kau mainkan dengan orang-orang ini akan di mainkan denganmu hari ini. Ironisnya, tidak ada seorangpun di sini ingin menyelamatkan dirimu! Mereka semua ingin mati.” Ashoka muncul dan mmenghentikan Ashoka, “jangan bunuh dia!” Semua orang menatap Amadhya. Amadhya berkata bahwa mereka tidak bisa merampas apa yang bisa di berikan, “kebencian tidak akan memecahkan masalah.” Kichak menatap Amadhya. Acharya Devrat menatap Amadhya dengan tajam. Dia merasa kalau pernah melihat AMadhya, “siapa dia? Dimana aku melihatnya?”

Ashoka menjatuhkan belatinya. Kichak menatap Amadhya dengan tatapan terima kasih. Amadhya meyakinkan Kichak kalau tidak akan terjadi apa-apa padanya, “orang-orang ini tidak akan membunuhmu. Mereka harus melempari aku dengan batu sebelum melakukan itu!” Amadhya memberi isyarat pada Kichak agar mengambil belati itu. Kichak melakukannya dan menodongkan belati itu ke leher Amadhya, “kau benar.” Dia lalu mengancam Ashoka agar tidak menghentikannya kalau tidak ingin melihat Amadhya mati. Agnibahu mendukung dia, “mari kita pergi sebelum sesuatu menjadi lepas kendali.” Kichak pergi dari sana sambil menyandera Amadhya.

Setelah berpikir keras, Acharya Devrat akhirnya ingat siapa Amadhya sebenarnya, “dia adalan musuh mautya. Dia salah satu dari 3 orang yang tahu jalan menuju lorong rahasia yang di bangun Maurya.” Ashoka menjadi marah mendengarnya. Dia hendak mengejar Kichak, tapi pintu dan terkunci begitu dia coba untuk masuk kelorong itu.

Kichak ingin tahu kemana Amadhay akan membawa mereka. Semua orang ingin tahu kebenarannya. Amadhay berkata, “kita harus keluar dari lorong rahasia ini lebih dahulu, karena lorong ini bisa runtuh kapan saja.”

Acharya Devrat memberitahu BIksu Anand kalau Rakshas masih hidup. Anand ragu, “mungkin adna csalah lihat.” Achary Devrat menyangkal, “aku tidak mungkin salam dalam mengenali musuh Abcharya Chanakya. Selam ini kita merasa dia sudah mati. Dia datang untuk mendukung Kichak dan itu tidak bagus untuk magadha atau maurya. Kichak saat ini masih hidup karena dia. Meskipun tak ada yang harus di sedihkan. Tapi akan lebih baik kalau Kichak mati hari ini. Tapi kita telah mengoyahkan idenya bahwa dia tidak bisa mati. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. tanya pada lihat! Lihat mata mereka. Mereka terlihat takut beberapa saat lalu, tapi sekarang mereka sangat percaya diri dan penuh harapan. Aku yakin keyakinan ini akan terus berlanjut. Ini kemenangan kita yang pertama.” Keshav mengatakan hal yang sama pada teman-temannya, “ini semua bsia terjadi karena dirimu. Kita harus merayakannya.” Semua orang bersorak untuk Ashoka.

Melihat Ashoka, Acharya Devrat percaya kalau Achary Chanakya benar tentang Ashoka., “hanya dia yang akan menjadi penguasa yang menyatukan India. Dia akan membawa India berada di puncaknya.”

Kaurvaki terkejut mendengar semu aoang bersorak untuk Ashoka, “apakah dia berhasil mengalahkan Kichak? Aku bsia membebaskan ayahku sekarang kalau itu benar.” Kaurvaki melangkah mendekat untuk mengetahui apa yang telah terjadi.

Dlama hati Ashoka berkata pada ibunya, “aku telah memenuhi janjiku yang pertama padamu, ibu. Rakyat sekarang percaya padaku. Aku tidak akan pernah menghampakan mereka.”

Kaurvaki senang bahwa Ashoka sudah menang, “aku hanya akan memberi dia hadiah pertamanya.”

Ashoka menghargai dan mendorong rakyat untuk berjuang melawan yangs alah, “apakah kalian bersamaku? Apakah kalian percaya padaku?” Mereka semua mengangguk setuju dan berkata kalau mereka akan bersama Ashoka. Acharya Devrat pidato di depan rakyat, “anak ini yang berdiri di depan kalian, yang membantu kalian mendapatkan kemerdekaan dari Kichak, bukan anak biasa.”  Kurvaki tidak heran, dia sudah tahu tentang itu. Ashoka bukan anak biasa. Achary Devrat menyuruh Ashoka mengatakan siapa dia sebenarnya.

D ihadapan rakyat Takshila Ashoka berkata tentang mimpi yang di lihat orang tuanya, gurunya dan dirinya. Takashila adalah bagian dari tujuanku. AKu berjanji aku akan memnjadikan tempat ini sebagai dasar darai tujuanku…” Ashoka kemudian mengumunkan kalau dirinya adalah Pangeran Ashoka, putra Samrat Bindusara dan Devi Dharma. Semua orrang tertagun tak percaya, terutama Kaurvaki. Dia sangat terkejut mengetahui identitas Ashoka yang sebenarnya. Dia ingat semua percakapan mereka ketika Ashoka selalu mendukung Maurya. Kemudian Ashoka mengeluarkan Koin Emas Krajaan dan menunjukannya pada Rakyat, “aku bersumpah untuk menyelamatkan dan melindungi kalian semua. Aku akan menjadi kepala keamanan baru.”

Kichak bersikeras untuk membunuh Ashoka. Amadhya terkejut mengetahui identitas Ashoka yang sebenarnya. Agnibahu memberitahu Kichak kalau Ashoka adalah murid Amadya, “dia sangat ingin bertemu denganmu.” Amadhya menceritakan siapa dia dan latar belakangnya. Kichak mengenalinya dan terkejut, “kau masih hidup?” AMadhya mengangguk, “aku telah mengirim pesan padamu melalui Shushim. Kita mempunyai tujuan yang sama, musuh yang sama. Acharya Chanakya sudah mati tapi aku ingin membuktikan kemampuanku. KAu ingin membantumu. AKu tahu hanya kau yang bisa menghadapi mereka!”

Kaurvai berpikir tentang masa-masa bahagia yang di laluinya bersama Ashoka, “aku mempercayai seseorang untuk pertama kali dalam hidupku. Dia bukan temanku dan tak akan pernah menjadi temanku. Dia putra Samrat BIndusara, orang yang telah membuat ayahku berada dalam kondisi seperti ini..” Kaurvaki menembakkan anak panah kearah Ashoka. Ashoka mendengar suara desiran dan menoleh.  Sebuah karangan bunga jatuh di lehernya. Dia melihat Kaurbaki menatapnya dengan marah… Sinopsis Ashoka Smarat episode 254 by Meysha Lestari