Sinopsis Gangaa episode 122 by Meysha Lestari.

Sinopsis Gangaa episode 122 by Meysha Lestari. Dristhi mengucapkan selamat pada Sagar atas kemenangannya. Nenek masih termenung memikirkan Shankar, “apakah aku benar melihatnya atau cuma membayangkannya?” Semua orang melihat nenek tremenung. Koki datang sambil membawa manisan. Sagar menunjukan trophynya padam “aku tidak melakukan semuanya..” Gangaa bergabung dengan meeka. Dia membawakan nenek air. Koki memgucapkan selamat pada Sagar, “aku melihat Gangaa meletakkan sesuatu di karyamu. Aku takut kalau dia akan merusaknya.” Sagar sedikit terkejut dan langsung mengkonfirmasinya pada Gangaa. Gangaa mengangguk. Niru dan Madhvi memuji Gangaa. Sekarang Niru paham mengapa Sagar terlihat bingung saat melihat karyanya sendiri, “ini semua karena kerja keras Gangaa.” Gangaa berpikir, “semua orang memuji aku, Sagar pasti akan mengajakku bertengkar. Tapi Sagar mengejutkan Gangaa dengan meminta maaf padanya, “aku menang karena  dirimu. Piala ini seharusnya untukmu.” Gangaa menolak dengan berkata kalau piala itu milik mereka bedua, “kita akan berbagi!” Gangaa kemudian memegang piala itu bersama-sama dengan Sagar. Semua orang menatap dengan bahagia.
Pulkit memuji Gangaa karena membuat kolase Sagar menjadi lebih baik. Sagar berjanji kalau dirinya akan memenangkan kompetisi di sekolah tanpa bantuan gangaa. Niru datang, dia memanggil Gangaa/ Pulkit menyembunyikan telponnya. Niru membelikan sebuah Notebook untuk Gangaa. Dengan manis dan penuh antusias, Gangaa mengucapkan terima kasih. Sagar mendapatkan atlas. Niru memberitahu Sagar untuk menyiapkan yang terbaik untuk kompetisi, “tapi tidak salah untuk menerima bantuan Gangaa. Dia mungkin punya ide yang hebat untuk membantumu. Kalian akan menemukan banyak hal baru dengan mendiskusikannya.” Niri ingat kalau Pulkit juga akan ikut partisipasi dalam drama komedi romatik.” Pulkit tidak terlihat gembira. Dia berbohong dengan berkata kalau temannya jatuh sakit jadi mereka harus membatalkannya di saat-saat terakhir. Niru mendapat telpon daro Raghav Ji dan bergegas pergi. Sagar menatap Pulkit dengan heran sambil membatin, “mengapa kal Pulkit berbohong lagi? Gangaa bertanya pada Sagar apakah sekolahnya juga akan ikut partisipasi dalam kompetisi? Sagar membenarkan, “sekolahmu juga akan mendapat formulir pendaftaran.” Gangaa berpikir keras dan bertanya-tanya, “siapa yang akan ikut serat dalam kompetisi itu ketika tak seorangpun bersedia menyanyikan lagu kebangsaan.”
Malamnya, nenek kembali memkikirkan Shankar. Dia tidak mendengarkan apa yang d katakan Dristhi. Gangaa membawakan obat untuk bebek. Gangaa bertanya pada Dristhi apa yang dia baca? Dristhi menjawab kalau dirinya sednag membaca puisi. Gangaa menatapnya dengan bingung, karena dia tidak paham dengan kata-katanya. Dristhi menjelaskan maksud puisi itu, “seseorang harus terus melanjutkan hidupnya bahkan jika kau puny aseseorang di sampingmu atau tidak. kau tidak boleh berhenti.” Nenek mengumumkan pada mereka berdua, kalau sudah tiba waktunya untuk tidur.
Esok harinya di sekolah, semua orang menertawai gangaa ketika dia mengatakan ingin ikut partisipasi dalam kompetisi antar sekolah. Guru juga ada yang mengejeknya, “sekolah kita tak pernah menang dalam bertahun-tahun, jadi tidak ada yang mengundang mereka. Bagaimana kau bisa ikut?” Gunwanti berharap keinginan Gangaa dapat menjadi kenyataan. Gangaa memberi dia harapan, “setidaknya kita bisa menang sekarang.” Gunwanti mengatakan bahwa mereka hanya bisa berpikir tentang kemenangan kalau ada orang yang mengundang mereka. Semua orang kemudian keluar untuk berdoa. Gangaa memutuskan kalau dirinya yang akan pergi untuk mendapatkan undangan untuk sekolahnya.
Shankar menunjukan foto nenek pada semua orang di pasar. Madhvi juga sedang ada di pasar bersama Maharaj Ji untuk membeli sesuatu. Orang itu menunjukan foto nenek pada penjual buah sambil bertanya apakah dia mengenal orang di foto itu? Madhvi melirik foto itu sekilas secara kebetulan. Lelaki itupun lewat di samping meeka. Madhvi merasa pernah melihat orang di foto itu, “wajahnya terlihat akrab. Tapi siapa ya…aku tidak melihatnya dengan jelas.”
Gangaa pergi ke sekolah Sagar. Dia meminta pada satpam agar di biarkan masuk, “aku ingin bertemu kepala sekolah, pak. Dia telah mengenalku.” Penjaga menolak. Bahkan penjaga sekolah juga tidak bsia membantunya. Gangaa melihat Yash dan meminta dia agar membantunya membujuk satpam agar di izinkan masuk. Yash memberitahu penjaga dan  satpan agar tidak membiarkan Gangaa masuk, “kalau tidak bapak kepala sekolah akan menembak kalianberdua.” Gangaa memberi alasan kalau dirinya hanya akan bicara pada kepalas sekolah lalu pergi, “lalau mengapa dia akan menembak mereka? Tolong biarkan aku masuk, paman.” Sagar datang kesana dan meminta mereka agar mengizinkan Gangaa masuk. Satpam berkata kalau dirinya tdiak bsia membiarkan siapapun masuk tanpa melihat kartu identitasnya. Gangaa menunjukan kartu identitasnya tapi tetap tidak di izinkan masuk karena berasal dari sekolah lain. Gangaa kesal. Dia mengancam penjaga dan Satpan dengan suara tegas, “kalian akan kehilangan pekerjaan kalau tidak mengizinkan aku masuk. Aku utusan dari sekolahku untuk pekerjaan penting. AKu tidak di sini untuk bersenang-senang. Apakah ada aturannya kalau murid dari sekolah lain tidak bisa masuk kesini meski untuk melakukan pekerjaan penting?” Ibu kepala sekolahku akan komplen pada kepala sekolah mu. Kalian berdua akan mendapat hukuman. Yash juga akan mendapat hukuman. Tunjukan kartu identitasku padanya. Jika beliau setuju maka panggil aku masuk. Kalau tidak, maka aku akan pergi. tapi aku tidak akan beranjak dari sini hingga beliau mengatakan sesuatu. Pergilah kedalam sekarang!” Penjaga segera bergegas masuk menemui kepalas sekolah sambil membawa kartu identitas Gangaa. Sagar menyebut Gangaa pahlawan. Yash yakin kepala sekolah tak akan mau menemui Gangaa. Tak lama kemudian penjaga keluar dan menyuruh Gangaa masuk. Penjaga menanggil Gangaa dengan sebutan anak perempuan (girl). Gangaa protes, “namaku ada di kartu identitas itu, mengapa paman memanggilku ‘Girl”? Tolong buka pintunya agar aku bisa masuk.” Penjaga kemudian membuka pintu dan membawa Gangaa emnghadap kepala sekolah.
Kepala sekolah Sagar setuju untuk membiarkan Gangaa ikut partisipasi dalam kompetisi, “aku tahu kau tak akan pergi sampai aku mengizinkanmu ikut kompetisi kan?” Kepala sekolah kemudin memberikan formulir pada Gangaa. Gangaa sangat senang. Kepala sekolah memberitahu Gangaa kalau semua sekolah boleh ambil bagian, “sekolahmu tidak pernah mau ambil bagian.” gangaa mengucapkan terima kasih dan pergi, “sekolahku aakan ikut serta  dalam kompetiisi kaliini, sir.”
Sagar bertanya pada Gangaa apa yang akan dia lakukan dalam kompetisi. Gangaa berkata kalau dirinya ingin bernyanyi. Sagar merasa Gangaa akan gagal, “kau menyanyi buruk sekali!” Gangaa membela diri, “tidak. Aku tidak menyanyi seburuk itu.” Gangaa bertanya pada Sagar, “bagaimana kalau aku menulis karangan?” Sagar ingat karangan Gangaa sebelumnya yang berisi tentang keluarga mereka. Sagar menggeleng, “itu hanya bagus untuk dalam keluarga saja.” Niru dan Madhvi mendengar percakapan Gangaa dan Sagar. Sagar memberitahu Niru kalau Gangaa juga akan ambil bagian dalam kompetisi. Niru mengangguk senang. Gangaa senang karena tuannya senang. Gangaa berkata kalau dirinya kan ikut serta dan menang..  Sinopsis Gangaa episode 123 by Meysha Lestari