Sinopsis Ashoka Samrat episode 259 by Meysha Lestari.

Sinopsis Ashoka Samrat episode 259 by Meysha Lestari. Ashoka berhasil masuk ke villa Dhananjay dengan bantuan para penari. Dananjay sedang menikmati tarian para wanita. Dia terlihat besenang-senang.  Sementara itu di belakang, Ashoka dan anak-anak binggung bagaimana caranya masuk kedalan kalau keamanan sangat ketat. Ashoka berkata kalaus eseorang harus menjadi tikus kalau ingin pergi ke suatu tempat dengan sembunyi-sembunyi. Lalu mereka mengoleskan angus. warna hitam ke wajah dan tubuh untuk menyamar.

Nayak memberi intruksi pada prajurit tentang posisi penjagaan mereka.

Ashoka menyuruh anak-anak menunggunya di sudut, “aku akan memeriksa keamanan di sekitar gudang. Ashoka menarik perhatian penjaga dengan membuat keributan. Anak-anak datang ke gudang dan mengambil karung biji-bijian itu begitu Ashoka memberi isyarat.

Dhananjay mendengar suara aneh dari luar.

Anak-anak berhasil mengosongkan gudang dan mengumpulkannya karung gandum itu di sudut.

Seorang prajurit melihat drum kosong di luar. Dia menjadi curiga dan memanggil kepala pasukannya, “ada yang salah di sini. Aku harus memberitahu Nayak.” Ashoka berpikir bagaimana caranya menghentikan mereka. Dia bertanya pada anak-anak untuk menunggunya di tempat yang sama. Anak-anak ketakutan tapi menasehati mereka agar tidak menyerah pada ketakutannya.

Prajurit memberitahu Nayak tentang apa yang di lihatnya. Nayak segera memanggil lebih banyak prajurit, “cari di setiap sudaut! Mereka pasti ada di sekitar sini. Tutup pintu utama.” Ashoka mendapatkan ide, dia memukul kepala Nayak dengan menggunakan drum setelah itu berlari ke arah yang berlawanan. Nayak mengejarnya ke arah yang berlawanan. Anak-anak mengkhawatirkan Ashoka. Arjun ingin membantu Ashoka tapi anak-anak yang lain melarang. Mereka berpikir prajurit pasti bersoarak kalau mereka behasl menangkap Ashoka. Mereka berpikir untuk mengirim karung-karung keluar di mana orang-orang sedang menunggu , “engan cara itu kita telah membantu kak Ashoka.” Anak-anak lalu naik keatas pohon untuk memberi sinyal pada mereka yang menunggu di atas gerobak. Anak-anak kemudian melemparkan karung berisi biji-bijian satu persatu. Lalu pria itu memuatnya dalam gerobak.

Seorang prajurit memberitahu Dhananjay kalau mereka menemukan drum kosong di sudut, “sangaat mungkin Ashoka dan teman-temanny adatang untuk mencuri biji-bijian.” Nayak sudah memberi order pada semua orang untuk memeriksa semua sudut untuk mencari mereka. Dhananjay menatap pimpinan penari utama, “kau membantu Ashoka masuk kedalam?” Dia lalu menukam penari itu. Sedang penari yang lain di tangkap juga.

Di luar, Ashoka bertarung dengan prajurit. Dia senang melihat anak-anak sudah melakukan pekerjaannya. “Pekerjaan yang hebat,” puji Ashoka setelah bergabung dengan mereka, “kita harus segera peri.”

Nayak berpikir untuk menemukan Ashoka bagaimanapun caranya, “ini akan menjadi penghinaan terhadap leluhurku.” Dia melihat Ashoka menaiki pohon. Di melemparkan pedangnya ta[i Ashoka sudah melompat ketempat yang aman. Dhananjay sudah tahu kalau Ashoka yang masuk ke kediamannya. Nayak berjanji akan menemukan Ashoka, “dia tdiak akan pergi jauh.”

Gerobak yang membawa makanan sudah peri. Ashoka dan orang-orangnya meletakkan batu besar di pintu gerbang. Nayak coba mendorong pintu itu tapi sia-sia.

Dhananjay terkejut melihat gudangnya kosong. DI amenemukan surat yang di tinggalkan Ashoka, “aku memberi istilah pada orang yang membantu Kichak sebagai pengkhianat. Dengan alasan yang sama, kau akan di hukum!” Dhananjay dan Nayak sangat marah.

Dharma dan pelayan berbincang-bincang tentang siapa yang mungkin menjadi pelakunya. Mereka berpikir mungkin Radhaagupta tahu siapa musuh itu. Dharma inggat kalau seseorang mungkin bisa membantu mereka. Charu mendengar pembicaraan itu.

Ashoka dan anak-anak kembali ke pnampungan dengan selaamat sambil membawa bahan pangan. Ashoka memuji anak-anak yang pergi bersama dirinya, “dengan pengabdian dan keberanian yangs ama kita akan mengalahkan Kichak.” Seorang ibu dengan bahagia memeluk putranya. Melihat itu, Ashoka merindukan ibunya. Seorang wanita menepuk pipi Ashoka penuh kasih. Ashoka terlihat sedih.

Charu melihat Dharma duduk seorang diri di kamarnya. Dia meniup satu diya dan menumpahkan minyak di lantai. Dharma bergegas ke arah itu ketika mendengar suara berisik. Dia terpeleset karena ceceran minya dan berteriak kesakitan. Charu menatapnya dari kejauhan dengan senyum liciknya yang khas.. Sinopsis Ashoka Samrat episode 260 by Meysha Lestari