Sinopsis Jodha Akbar episode 388 by Sally Diandra. Reesham mengatakan pada Jalal, “Aku telah membuktikan kesetiaanku terhadap Maham Anga, aku tahu aku tidak akan melakukan semua ini sendirian, jadi aku menemui ayahnya Syarifudin dan kami membuat rencana tersebut dan rencana tersebut sukses !” kata Reesham dengan bangga, tidak ada guratan ketakutan diwajahnya walaupun Jalal menatapnya dengan tatapan marahnya.
“Aku tidak menyesal kalo nanti aku dibunuh, Yang Mulia … yang aku sesalkan kenapa aku tertangkap secepat ini” kata Reesham lagi, tepat pada saat itu Todar Maal datang menghampiri mereka dan mengatakan, “Kami mendapatkan sebuah surat dari kamar Reesham, Yang Mulia … surat yang ditujukan ke Maan Sigh, hal ini membuktikan bahwa Maan Sigh memang tidak bersalah, dan kami juga mendapatkan sebuah kotak ganja dikamarnya juga” ujar Todar Maal.
“Jadi dengan kata lain, dia juga yang mencoba memberikan ramuan ganja itu ke Salim dan menuduh Ratu Salima !” kata Jalal marah, kemudian Jalal langsung memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Reesham dan memasukannya ke dalam penjara dan lusa Reesham baru akan dijatuhi hukuman dihukum mati dengan meriam. Reeshampun langsung dibawa oleh para prajurit meninggalkan semua orang yang hadir disana.
Kepergian Reesham menjadi sebuah tanda tanya besar bagi Rukayah, Rukayah berkata dalam hati “Kenapa Jalal tidak langsung membunuh Reesham saat ini juga ? bagaimana nanti kalau dia mengungkapkan kesemua orang bahwa bukan dia yang memberi ganja itu ke Salim ??? kalau Jalal tahu semua ini, aku bisa dalam masalah besar, bagaimana ini ???? hari terakhir Reesham bisa menghancurkan kehidupanku !” bathin Rukayah gelisah. Jalal menyuruh pengawalnya untuk membebaskan Salima dan Maan Sigh, “Kita telah melakukan kesalahan yang sangat besar” ujar Jalal,
Salima akhirnya keluar dari ruang tahanannya, Jodha langsung memeluk Salima, “Maafkan aku, Ratu Salima karena aku pernah mencurigai kamu” pinta Jodha sambil mengatupkan kedua tangannya didadanya, “Tidak apa apa, Ratu Jodha … itu bisa terjadi pada setiap ibu, ketika hal itu terjadi pada anaknya, dia pasti akan mencurigai siapapun, hal itu tidak jadi masalah dan sekarang semuanya baik baik saja, Ratu Jodha” kata Salima, “Aku malu padamu Ratu Salima” sela Jalal, “Jangan seperti itu, Yang Mulia” kata Salima,
“Kamu memang harus melakukan yang benar, saat itu semua bukti memang mengarah padaku jadi kamu harus mengambil sikap untuk melawan aku, Yang Mulia … tapi berkat usahamu itu akhirnya kebenaranpun terungkap” kata Salima. “Hari ini membuktikan bahwa Ratu Salima adalah kebanggan Kesultanan Mughal !” sela Hamida, “Salima, maafkan aku …” kata Hamida lagi, “Jangan katakan itu, bu” ujar Salima sambil memeluk Hamida dan dilihatnya Rahim yang berdiri mematung sedari tadi, kemudian Salima mendekatinya “Ibuuu .. aku tidak akan meminta maaf karena aku memang pantas untuk dihukum karena aku telah berbuat kasar padamu” kata Rahim, Salima langsung memeluk anak sulungnya itu,
“Rahim, ibu tidak marah padamu tapi ibu malah bangga sama kamu karena itu menandakan bahwa kamu setia pada Yang Mulia Raja dan setuju dengan keputusannya” ujar Salima, “Tapi ada satu hal yang tidak aku mengerti, Ratu Salima … jika kamu tidak memberikan ramuan ganja itu ke Salim, tapi kenapa dia menunjuk kamu sebagai pelakunya ?” tanya Jodha penasaran, tepat pada saat itu Rukayah menghampiri mereka,
“Itu mungkin karena Salim salah paham seperti aku, Ratu Jodha … aku yang pertama mencurigai Ratu Salima jadi kemungkinan saja Salim juga berfikiran sama seperti aku” kata Rukayah, kemudian Rukayah menghampiri Salima, lalu diraihnya tangan Salima dan dipukul pukulkannya ke arah pipinya sendiri sambil berujar “Ratu Salima pukulah aku ! pukulah aku ! pukulah aku !” pinta Rukayah, “Apa yang kamu katakan Ratu Rukayah ?” tanya Salima bingung, “Aku adalah seorang pendosa, aku telah meragukan saudaraku sendiri, bunuh aku, Ratu Salima … semua yang aku lakukan itu karena aku sangat mencintai Salim jadi aku tidak bisa mengerti tentang kamu” jelas Rukayah,
“Maafkan aku juga Ratu Rukayah, aku juga telah mencurigai kamu waktu itu … sebenarnya ini semua karena rencana Reesham, semua orang yang dekat dengan Yang Mulia saling bertengkar satu sama lain … lupakanlah semua … kamu memaafkan aku, aku juga memaafkan kamu” ujar Salima, “Terima kasih Ratu Salima” kata Rukayah sambil memeluk Salima dan tersenyum sinis. “Aku tidak bisa percaya kenapa Reesham berubah menjadi seorang pengkhianat terbesar, padahal dia selalu bersama aku dan memberikan ramuan ganja itu ke Salim, tapi kamu benar … dia memang pantas untuk dibunuh” kata Rukayah, Jodha pun mengangguk tanda setuju.
Dikamar Rukayah, saat itu Rukayah sedang membuat kinang kesukaannya yang dicampur dengan sedikit ganja, Rukayah gelisah dan sedikit tegang setelah peristiwa penangkapan Reesham yang baru saja terjadi. “Terima kasih Tuhan, semua orang tadi melawan Reesham, untung saja tadi aku mendengar ketika Jalal sedang ngobrol bersama Todar Maal” kata Rukayah sambil teringat kembali ketika Jalal bertemu bersama Todar Maal ketika baru memasuki istana, saat itu Jalal membawa ayah Syarifudin sedangkan Rukayah saat itu sedang melintas dilantai atas, dia bisa mendengar dengan jelas apa yang dibicarakan Jalal dan Todar Mal.
“Yang Mulia, kenapa ayah Syarifudin bersama anda saat ini ?” tanya Todar Maal penasaran, “Dialah yang menyuruh menyerang Salim waktu itu, Todar … dan rupanya ada orang dalam yang membantunya untuk menjalankan rencananya ini” kata Jalal, “Siapa dia, Yang Mulia ?” tanya Todar Maal lagi, “Orang itu adalah Reesham Khan” kata Jalal, “Reeshamlah yang telah membuat rencana ini bersama ayah Syarifudin” kata Jalal lagi sambil memerintahkan Todaar Maal untuk menggeledah kamar Reesham.
Dalam hati Rukayah berkata : “Rahasia ini akhirnya terbongkar juga, kalo begitu rahasia ramuan ganjaku akan kubongkar juga, kenapa tidak aku mengkambing hitamkan Reesham saja untuk ramuan ganja itu, dia pasti akan mendapatkan hukuman untuk kasus ini” bathinnya dalam hati sambil menuju ke kamarnya untuk mengambil ganjanya dan ditaruhnya dikamar Reesham. Ingatan Rukayah pun berlalu, Rukayah masih duduk ditempat tidurnya sambil berfikir keras,
“Aku tidak percaya kalo Reesham merencanakan semua ini, aku hanya memberikan ramuan ganja untuk Salim, tapi Reesham malah menyerang Salim, tapi dari semua ini aku mendapatkan sebuah hadiah …. tapi ada satu hal yang tidak aku mengerti, kenapa Reesham tidak menyangkal bahwa bukan dia yang memberikan ganja itu ? apakah nantinya dia akan menyebut namaku sebagai pelakunya ? selama dia masih hidup, dia bisa saja menjebak aku ! aku harus melakukan sesuatu !” kata Rukayah dengan senyum sinisnya.
Jalal menemui Maan Sigh diruang tahanannya, kemudian dia memeluk Maan Sigh. “Aku telah membuat kesalahan yang sangat besar, seharusnya aku percaya sama kamu” kata Jalal, “Tidak, Yang Mulia … kamu mempunyai bukti bukti yang mengarah padaku, dan berkat usahamu akhirnya aku terbukti tidak bersalah” ujar Maan Sigh, “Aku yakin kamu pasti akan menemukan kebenaran itu ketika kamu datang padaku pada malam itu” ujar Maan Sigh sambil teringat kembali peristiwa yang lalu ketika Jalal menemuinya ketika dia ditahan, “Yang Mulia … anda kesini ??” tanya Maan Sigh,
“Aku datang kesini untuk menemui sahabat dekatku” kata Jalal, “Aku sangat senang mendengarnya bahwa aku masih menjadi temanmu” ujar Maan Sigh, “Kamu seharusnya tahu dengan melihat keadaan ini bahwa aku tidak langsung menghukummu tapi hanya menjadikan kamu sebagai tahan rumah” kata Jalal, “Aku merasa ada seseorang yang sedang merencanakan ini semua” kata Jalal, “Persis sama, Yang Mulia … aku juga merasa demikian, apalagi Ratu Salima juga dijebak !” ujar Maan Sigh, “Maan Sigh, apa yang akan kamu lakukan jika kamu berada ditempatku ?” tanya Jalal, “Aku akan memutuskan dengan melihat bukti bukti tapi aku juga memikirkan tentang rencana lainnya” jawab Maan Sigh,
“Tolong ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu ?” tanya Jalal, kemudian Maan Sigh menceritakan semuanya ke Jalal, ingatan tentang peristiwa itu pun berlalu. “Terima kasih, Yang Mulia … aku sangat berterimakasih sekali padamu karena kamu telah membuktikan bahwa aku tidak bersalah” kata Maan Sigh, “Ratu Jodhalah yang pantas mendapatkan rasa terima kasihmu ini, dia sangat yakin bahwa kamu tidak bersalah, dia bahkan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Mariam Uz Zamani hanya demi kamu dan aku telah kasar dengannya” kata Jalal,
“Dia tidak bisa marah denganmu, Yang Mulia ,,, dia sangat mencintai kamu dan menghormatimu lebih dari apapun” ujar Maan Sigh, Jalal tersenyum mendengarnya. “Sekarang saatnya untuk membawamu kembali ke Dewan – I – Khaas (ruang sidang) dengan kebanggaan dan penghormatan” kata Jalal sambil menepuk bahu Maan Sigh.
Di ruang Dewan – I – Khaas (ruang sidang), semuanya hadir disana kecuali Jalal, “Ratu Salima mengapa Jalal mengundang kita semua ?” tanya Hamida, “Aku tidak tahu, ibu” jawab Salima, tak berapa lama kemudian Jalal memasuki ruang sidang, semuanya berdiri dan memberi salam ke Jalal, Jalalpun membalasnya. Setelah Jalal duduk disinggasananya, Jalal mengundang Maan Sigh untuk memasuki ruang sidang. Maan Sigh memasuki ruang sidang dengan perasaan haru bercampur bangga karena dia tidak lagi sebagai dicap sebagai tertuduh, dengan mengatupkan kedua tangannya didada didepan Jalal, seolah oleh Maan Sigh ingin mengucapkan rasa terima kasihnya yang tidak terhingga, sementara dari kejauhan dari bilik para Ratu, Jodha melihat Maan Sigh dengan perasaan haru. Jalalpun turun dari singgasananya dan menurunkan kedua tangan Maan Sigh, “Ini adalah sebuah dosa besar dengan meragukan kesetiaanmu dan aku telah melakukan itu, kamu telah begitu setianya padaku selama bertahun tahun dan aku meragukan kamu, aku sangat malu” kata Jalal didepan semua orang, Maan Sigh hanya diam mendengarkan.
“Sekarang aku ingin mengembalikan posisimu, kembali menjadi menteri sosialku lagi !” kata Jalal, Maan Sigh pun menerima posisinya kembali, tepat pada saat itu seorang pelayan datang membawakan semua atribut yang dikenakan oleh Maan Sigh. Jalal memberikan pedang dan belati ke Maan Sigh, Maan Sigh menerimanya dengan penuh bangga kemudian Jalal pun mengenakan turban ke Maan Sigh, semua yang hadir disana tersenyum bahagia termasuk Jodha. Tak berapa lama kemudian Jalal kembali duduk ke singgasananya, diikuti oleh Maan Sigh yang juga duduk dikursinya di deretan para menteri. Kemudian Jalal menyuruh Jodha untuk hadir maju kehadapannya, Jodhapun menuruti, Hamida sangat senang melihatnya karena akhirnya Jalal dan Jodha bisa menyelesaikan permasalahan yang ada selama ini.
Ketika Jodha sudah ada didepan Jalal, Jalal turun kembali dari singgasananya dan memandang istri tercintanya ini dengan perasaan haru bercampur sedih tapi Jodha tidak memandang Jalal, dia hanya menundukkan kepala, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Jalal padanya, sementara dari bilik para ratu, Rukayahpun ikut berdiri melihat mereka berdua, “Ratu Jodha, kamu telah memberikan seorang pewaris Kerajaan untuk Kesultanan Mughal, tidak ada seorangpun yang bisa mengambil posisi Mariam Uz Zamani, bahkan oleh dirimu sekalipun” kata Jalal, Jodha menatap wajah Jalal dengan penuh haru, “Saat itu aku berada pada posisi yang sulit jadi sekarang aku memintamu untuk menerima kembali posisi sebagai Mariam Uz Zamani !” kata Jalal,
Jodha tersenyum mendengarnya, sementara dari bilik para ratu, Hamida semakin tersenyum lebar mendengar ucapan Jalal. Sesaat kemudian pelayan datang membawa sebuah kertas dan stempel yang dibawanya dalam nampan, “Aku memberikan stempel ini untukmu, dimana kamu bisa mengambil sebuah tindakan dan dapat mengumumkan semua perintahmu bahkan kamupun bisa mengubah perintahku, kekuasaan ini hanya ada pada Mariam Makani, tapi mulai saat ini kamu juga memiliki kekuasaan tersebut !” kata Jalal, Jodha tersenyum bahagia mendengarnya, begitu pula dengan Hamida. “Aku memintamu untuk mengambil posisi ini, Ratu Jodha !” kata Jalal,
“Perintahmu adalah titahku, Yang Mulia“ ujar Jodha, “Aku ingin meminta maaf, karena kemarin aku telah menyakitimu” ujar Jodha lagi, “Kemarin kamu memang telah melakukan kesalahan, tapi niatmu tidak pernah salah, Ratu Jodha” kata Jalal, kemudian Jalal mengenakan mahkota Mariam Uz Zamani ke kepala Jodha, yang sudah dibawa pelayan sedari tadi. Semua yang hadir disana senang dan bahagia mendengarnya sambil mengelu elukan nama Jalal dan Jodha dan menaburi mereka dengan bunga bunga. Tapi tidak untuk Rukayah, Rukayah dibakar cemburu besar ! dalam hatinya berkata : “Jika Jalal dan Jodha bersatu, hal itu bisa melawan aku, belum lagi permasalahan Reesham juga bisa membunuhku, bagaimana kalo dia buka suara tentang siapa yang memberikan ramuan ganja pada Salim, aku harus melakukan sesuatu ! harus !” bathin Rukayah…..Sinopsis Jodha Akbar episode 389