Sinopsis Chandra Nandini episode 2 by Meysha Lestari. Suryagupta bergegas berlari ke kamarnya dan menenui Mora. Dengan wajah marah, cemas dan kecewa, dia menceritakan semua yang di dengarnya tentang Avantika dan Nand pada Moora. Kata Suryagupta, “Avantika menjalin hubungan gelap dengan seseorang, aku harus memberitahu Shisuhag tentang hal ini. Jangan buka pintu samapi aku kembali!” Moora mengangguk.
Suryagupta bergegas pergi menemui Shishunag untuk memberitahu kebenaran tentang Avantika, tapi setiba di kamar Shishunag, dia melihat Nand sudah membunuhnya. Melihat kehadiran Suryagupta, Nand berkata sambil tertawa, “aku sudah membunuhnya…sekarang aku akan membunuhmu juga dan menikahi Moora!” Sutyagupta segerasadar kalau Moora dalam bahaya. Tanpa pikir panjang Suryagupta berbalik pergi. Nand berhasil mengejarnya dan melukainya. Tapi Suryagupta berusaha melawan dan berhasil melarikan diri. Dia menemui Moora dan memberitahu apa yang sudah terjadi pada Shishunag dan apa yang akan terjadi pada mereka berdua. Suryagupta mengajak Moora pergi. Moora menurut.
Suryagupta dan Moora berusaha melarikan diri dan keluar dari istana Magadha. Tapi prajurit Nand menghalangi mereka. Anak panah dan serangan prajurit membuat luka Suryagupta semakin parah. Tapi tekad nya untuk menyelamatkan Moora tak tertandingi. DI aterus berusaha melawan dan berjuang untuk menyelamatkan Moora. Hingga mereka tiba di sebuah hutan. Nand dan pasukannya terus melakukan pengejaran.
Suryagupta merasa kalau dirinyatak mungkin selamat. Dia menyembunyikan Moora di balik semak belukan dan berkata, “aku tidak bisa maju lagi! Inilah akhirku! Tapi kau harus terus bertahan dan menyelamatkan anak kita, Chandra. Dia harus membalaskan dendam ayah dan pamannya dan menjaga negeri Bharata ku. Aku akan selalu bersamamu dalam wujud Chandra…” Lalu Suryagupta menutupi tubuh Moora dengan dedaunan dan melarangnya keluar apapun yang terjadi, “tetaplah di sini!”
Suryagupta menghunus pedangnya dan keluar dari persembunyian. Tak lama kemudian Nand dan pasukannya datang dan mengepungnya. Nand bertanya, “di mana istrimu yang cantk itu? Aku akan membunuhmu dan dia akan menjadimilikku!” Suryagupta marah mendengar kata-kata Nand. Dia menyerang prajurit dan berhasil membunuhnya. Prajurit balas menyerangnya tanpa ampun. Mora menyaksikan pertarungan itu sambil menangis. Nand turun dari kudanya dan bertarung dengan Suryagupta. Dengan begitu banyaknya luka di sekujur ubuh, Suryagupta tak mampu lagi melawan. Dengan mudah Nand menebas leher Suryagupta dan kepalanya terlontar tak jauh dari Moora. Moora menjerit tanpa suara. Matanay terbelalak ngeri dan iba. Dia memejamkan mata tak tega. Dia teringat saat-saat bahagia yang dia laluinya bersama Suryagupta.
Dalam kesedihan, Moor tak punya pilihan lain selain melarikan diri dari tempat itu dan menyelamatkan diri dan bayinya. Moora terus berlari hingga tiba di tepi sungai. Kehamilannya tidak mendukung semua pergerakannya. Moora merasakan perutnya sangat melilit. Dia tak sanggup menahannya dan berteriak kesakitan. Tidak ada lagi yang terpikir olehnya selain keinginan untuk menyelamatkan bayinya. Moora berdoa pada dewata agar menyelamatakan bayinya.
Sepertinya dewata mendengar doa Moora. Sekelompok burung merak datang mendekati Moora dan mengelilinginya. Burung-burung itu melindungi Moora dengan bulu-bulunya yang bermekaran dari penglihatan prajurit yang sedang memburunya. Malam semakin matang, Rembulan bersinar terang….
Narator berkata, “Mora melahirkan putraku yang sangat pemberani. Chandragupta yang akan menjadi alasan di balik kemuliaanku!”
Dengan menggendong bayi yang masih merah, Moora berlari. Nand dan prajuritnya masih terus mencari. Moora melihat sebuah kandang kuda dan masuk kedalamnya. Dia menatap bayi Chandragupta dan teringat kata-kata Suryagupta bahwa Chandragupta akan menyelamatkan ibu pertiwi dan kemuliaanya. Moora mencium bayi Chandragupta untuk terakhir kali sambil berkata, “Chandra, kau harus menyelamatkan bumi pertiwi ini dan untuk itu kau harus menanggung penderitaan ini. Balaskan dendam kematian ayahmu!” Lalu Moora mengambar bulu burung merak di tangan Chandra…