Sinopsis Ashoka Samrat episode 265 by Meysha lestari.

Sinopsis Ashoka Samrat episode 265 by Meysha lestari. Orang yang berperang dari kedua pihak banyak yang terbunuh. Ashoka sangat marah melijat orang yang tidak bersalah tergeletak tak bernyawa. Seorang prajurit Kichak melemparkan tombak kearah Ashoka. Seorang pendukung Ashok maju menyelamatkannya. Ashoka memegang nya ketika dia terjatuh dengan tombak menancap di tubunnya. Ashoka ingat telah melihat anak itu bersama ibunya sebelum ikut berperang. Sang ibu berpesa, “selamatkan pangeran Ashoka meski kau harus mati demi dia!” Ashoka dengah marah membunuh prajurit yang menghalangi jalannya.

Dhananjay ketakutan, “tempat ini tidak aman. AKu ingin melihat Ashoka mati di depan mataku. Setelah itu baru akan peri.” Seorang prajurit menyakinkan Dhananjay kalau dia akan mendapat bukti kematian Ashoka. Dadhich terjatuh karena luka-lukanya begitu pula Bhola, Ashoka menatap tertegun dengan hati remuk redam. Dadhich dan Bhola saling berpegangan tangan sambil menarik nafas terakhir. Sekali lagi, Ashoka di kepung oleh begitu banyak pasukan. Dia memengang pedang di kedua tanganya. Ashoka di bantu oleh satu-nsatunya pendukungnya yang masih hidup. Ketika orang itupun terunuh, Ashoka hanya tinggal sendirian. Sebelum mati, pria itu menitipokan pesan untuk anaknya, “katakan paa anakku kalau ayahnya mati seperti pahlawan.”

Ashoka menatap sekeliling pada mayat-mayat yang tergeletak tumpang tindih. Dia teruncang dan terluka. Seorang prajurit musuh diam-diam menekati Ashoka ketika Kaurvaki memanahnya jatuh. Achary Devrat dan timnya tiba. Ashoka menatap Kaurvaki.

Dharma menjaga agar DIya tidak mati tertiup angin dengan melingkarkan telapak tanganya. Dia menyatukan tanganya di depan patung dewa dan berdoa, “tidak ada seorangpun yang memahami kesulitan pada Ashoka yang dapat aku rasakan. AKu datang padamu karena kau tahu segalanya. Tolong selamatkan putraku! Dia mengikuti jalan dharma. Akan ada banyak masalah. Semoga dia tidak membuat dosa yang tidak di sadarinya yang tidak akan pernah bisa di batalkan.” Bindusara memberitahu Dharma kalau sudah tiba saatnya bagi dia unt7uk pergi, “maafkan aku! Aku tak bisa menemanimu karena situasi sekarang ini. Aku harus mementkan tugasku dari pada dharma.” Dharma mengerti dilema Samrat, “sangat bagus bagi anak kita jika terlahir di tempat di mana aturan di taati.” Bindusara berkata, “aku akan menunggumu.” Dharma mengangguk, “akau akan segera kembali.” Keduanya berpelukan.

Ashoka bertanya pada Kaurvaki, “apakah kau tahu apa yang akan terjadi di tempat ini? Apakah kau terlibat semua ini?” Kaurvaki menjawab kalau dirinya tidak tahu apa-apa. Ashoka berkata, “kau punya dendam pada Maurya dan aku. Kau seharusnya melakukan sesuatu yang menentangku. Mengapa mempertaruhkan hidup orang tak bersalah? ” Kaurvaki sekali lagi menyangkal bahwa dirinya tidak tahu apa-apa. Ashoka bertanya, “tahuka kalau orang-orang ini tidka bersalah dan tidak tahu tentang perang? Aku menyembunyikan kebenaran dari dan sebaliknya. Aku tidakk mengatakan apapun yang menentang ayahmu. Aku mengerti sudut pandangmu. Aku berpikir  untuk membantumu untuk menyelamatkan ayahmu tanpa bicara apa-apa. AKu mempercayaimu. Dan Kau? Kau menipuku dan seluruh sekutuku. Mereka telah menerimamu dengan hati terbuka..”

Ashoka menunjukan mayat-mayat sekutunya yang mati dan menjelaskan pada Kaurvaki apa yang telah mereka lakukan untuk Kaurvaki, “apa yang akan kukatakan pada keluarganya? Aku salah karena telah mempercayaimu. Aku telah berjanji untuk menyelamatkan mereka, tapi hari ini karena kau, tanganku berlumurab darah mereka. Achary Devrat telah memberitahu aku tapi aku lebih mendengarkan dirimu daripada dia! Kau harus membayar mahal karena telah mencurangi kami!”

Ashoka mengambil pedangnya dan melangkah mendekati Kaurvaki. Tapi saat berhadapan dengan Kaurvaki dia membuang pedang itu ke tanah dan dengan geramberkata, “aku belum pernah belajar bagaimana menyerang wanita, anak-anak dan orang tidak bersalah.” Kaurvaki menyuruh Ashoka membunuhnya, “akan lebih sulit hidup dengan perasaan bersalah karena telah membunuh orang-orang tak bersalah ini. Memang benar aku memihak Kichak untuk membebaskan ayahku. Tapi aku segera sadar bahwa aku telah meletakan hidup orang-tak bersalah dalam bahaya.” Ashoka menyuruh Kaurvaki menyusut airmata buayanya di depan Kichak, “aku tak percaya padamu sala sekali!”

Achary Devrat mendukung Kaurvaki, “dia memang tidak tahu kalau hal seperti ini akan terjadi. Dia coba menolong kita. Dia sendiri tidak menyangka kalau Kichak dan Amadhya akan memanfaatkan dirinya.” Ashoka bertanya, “bagaimana anda tahu semua ini?” Acharya Devrat menjawab kalau Bhami sendiri yang telah memberitahunya. Kaurvaki menjelaskan apa yang telah dia saksikan di persidangan Kichak, Ashoka menolak untuk mempercayai Kaurvaki, “kau akan mengulangi semua ini kalau kau bisa melakukannya lagi. Aku berpikir bahwa kita telah mencetak sejarah dengan menyatukan Magadha dan Kalinga bersama-sama. Aku pikir kita akan memenuhi mimpi Achary Chanakya untuk mempersatukan India bersama-sama. Aku salah! Aku tak menginginkannya lagi! Kau sebaiknya pergi dari sini! Jangan menghina ibu pertiwi yang suci ini dengan tentap berada di sini!”

Kaurvaki dengan sedih pergi dari sana. Ashoka menjerit keras dalam sesal, marah dan kecewa.. Hatinya benar-benar terluka karena telah di khianati oleh orang yang di percaya… Sinopsis Ashoka Samrat episode 266 by Meysha Lestari