Sinopsis Gangaa episode 152 by Meysha Lestari. hari ini adalah hari persidangan. Gangaa menyatukan telapak tanganya ke arah matahari seperti yang sering di lakukan ayahnya. Dia teringat kata-kata ayahnya dan tersenyum gembira. Sudha masuk dan melihat Gangaa. Dia terlihat penasaran dengan senyum lebar yang ada dibibir Gangaa. Dia menyapa gangaa danbertanya, “apakah kau sudah mandi?” Gangaa mengangguk. Gangaa memberitahu Sudha apa yang sering di katakan bapaknya, “ayah pernah berkata jalan menuju kebenaran sangat sulit, banyak masalah yang akan datang menhadangnya.” Sudha hanya berpesan agar Gangaa pulang dengan selamat, “aku akan sangat mencemaskan mu.” Gangaa mengatakan kalau Sudha terlalu banyak khawatir. Sudha menyahut dengan nadda tinggi, “aku baik dengan caraku sendiri. Aku tidak suka melompat ke api seperti dirimu.”
Keluarga yag anaknya akan membantu Niru datang kerumah Chaturvedi. Niru sedang mandi. hanya nenek dan Maharaj ji. Nenek menyuruh Maharaj pergi mengambilkan air minum. Setelah tak ada siapapun nenek mulai menceramani kelouarga itu karena mau membahayakan nyawa anaknya dalam situasi seperti itu, “kalian sangat kuat. Apakah kalian tidak takut?” SI bapak mengangguk, “tapi aku percaya pada tuan Niranjan.” nenek mengangguk dan setuju kalau anaknya akan memenuhi kata-katanya, “dia pengacara. Tapi bagaimana kalau preman-preman itu muncul dengan membawa senjata? apa yang bisa dia lakukan? Aku akan berdoa untu kalian semua. Kalian sangat hebat sehingga mau membahayakan nyawa kalian demi Gangaa. Terima kasih!” Keluarga itu terlihat berpikir keras dan mulai cemas. Niru datang. nenek memperbaiki sikapnya. Niru menyuruh Madhvi mempersiapkan si anak. Tapi orang tuanya berkata kalau mereka tidak mau terlibat, “kami sudah mempertimbangkannya di rumah. Kami tidak ingin menempatkan hidupnya dalam bahaya.” Niru coba menyakinkan mereka. Tapi mereka tetap pada keputusannya dan pamit pergi. Niu tak punya jawaban apa-apa sekarang. nenek merasa lega karena Gangaa tidak akan punya cara untuk kembali kerumahnya.
Sagar datang danberkata kalau dirinya yang akan pergi dengan menyamar sebagai Gangaa, “aku akan pergi denganmu papa. AKu akan mengenakan baju gangaa.” Madhvi dan nenek menolak tapi Niru menyukai ide itu, “biarkan dia ikut denganku. Kalau aku tidak bisa membahayakan anak ku sendiri maka aku tidak punya hak untuk membahayakan hidup Gangaa.” nenek dan Niru berdebat. Madhvi juga tidak setuju. Tapi Niru sangat bangga dengan apa yang akan di lakukan Saga, “dia anak yang pemberani. Ini sangat langka!” Sagar teringat kata-kata Gangaa, “papa aku bukan pengecut kan?” Niru menggeleng, “tidak! Kau sangat pemberani dan kuat.” Nenek berpikir keras, tapi tidak menemukan ide. Nitu menyuruh Madhvi mempersiapkan Sagar. Niru menelpon Raghav Ji dan membirakan sesuatu dengannya. Sagar berpikir kalau sekarang Gangaa akan sadar bahwa dirinya juga tidak takut pada siapapun.
Sudha menatap gangaa, “apakah kau takut?” Gangaa menggeleng, “aku akan membantu ayahku melalui tuan. AKu ingin pelakunya di hukum. Mereka telah membunuh ayahku dan banyak orang. Mereka harus di hukum.” Gangaa menghampiri Pishi ma dan minta restu darinya, “restui aku seperti merestui orang yang akan pergi berperang. Ini tidak berbeda dengan perang.”
Niru membawa Sagar kemobil dengan menyamar seperti Gangaa, mengenakan saree putih, lengkap dengan rambut palsu. Nenek dan Madhvi sangat takut dan khawatir. Mereka berdoa semoga keduanya kembali dengan selamat. Seorang preman yang menyamar sebagai inspektur polisi dan mengendarai Jeep mengawasi Niru. Melihat Niru masuk mobil berrsama Gangaa poalsu, dia segera menelpon seseorang. Ketika mobil Niru meluncur di jalan raya, polisi gadungan itu membuntutinya.
Pishi Ma merestui Gangaa. Sudha berharap rencana gangaa akan berhasil. Raghav Ji datang dan berkata kalau dia juga mengharapkan hal yang sama, “kau melakukan hal yang sangat hebat gangaa.” Gangaa berkat akalau dia melakukan itu untuk tuannya, “kalau tuan menang, ayahku dan orang-orang lain akan mendapat keadilan.” Raghav Ji mengangguk. Pishi ma melakukan artu untuk Gangaa, “semoga tuhan membantu mu dalam setiap langkahmu.” Raghav Ji memberikan karung pada Sudha. Gangaa mengangguk, “aku sudah siap!”
MLA ingin semua poremannya beraksi menggagalkan rencana Niru membawa gangaa sebagai saksi di pengadilan. Dia tidak ingin ada kesalahan apapun.
Raghav Ji dengan bantuan para wanita mengangkat karung itu dan meletakkannya di bagasi mobil. Preman MLA mengawasinya. Mereka berpikir kalau Gangaa di masukan kedalam karung itu, “kita harus menculiknya di tempat yang sepi.” raghav Ji pergi. Para wanita menatap dengan kahwatir. Preman membunntuti mobil Raghav Ji.
Kedua preman saling berhubungan. Preman yang membuntuti Niru memberitahu kalau Gangaa bersama Niru. Sedangkan Preman yang membuntuti Raghav ji juga ingin memastikan apa yang ada dalam karung itu.
Madhvi menelpon Niru tapi tidak tersambung karena berada di luar area. Nenek belum makan apa-apa sejak pagi dan masih menolak untuk makan apapun. Pulkiy berkata kalau dirinya juga mau ke persidangan. madhvi menghentikannya. Pulkit berkata, “mungkin merekabutuh bantuanku.” Tanpa pamit lagi, Pulkit segera peri. nenek terlihat bertambah cemas, “Niru dan ana-anaknya sama saja! Dia telah kehilangan pikirannya. Dia mendorong anak-anaknya menempuh bahaya demi gadis asing!”
Preman berhasil menyalip Niru dan menghentikan jeepnya tepat di depan mobil Niru. Sagar menyangka mereka adalah polisi. Tapi Niru menyuruh Sagar melihat sepatu mereka, “mereka preman yang menyamar.” Niru meyakinkan Sagar kalau dia bersamanya, jadi tidak perlu khawatir, “teruslah melihat kebawah. Jangan mengangkat wajahmu.” kata-kata Gangaa bergema dalam kepala Sagar. Preman berkata pada Niru kalau permainannya sudah berkahir, “gadis ini akan ikut bersaman kami sekarang. Preman-preman itu menarik Sagar turun. Rambut palsu Sagar lepas. Preman-preman itu tekejut. Karena ternyata bukan gangaa seperti yang mereka sangkah. Sagar kembali duduk dalam mobil dengan senyum lega. Niru memberitahu preman-preman itu kalau permainan MLA yang berakhir, “Gangaa akan memberi pernyataanya. Pelakunya akan mendapat hukuman.” Para preman meningkir sembari mengancam, “tapi ingatlah, kami tidak akan melepaskan Gangaa jika kami berhasil menemukannya.” Niru kembali melanjutkan perjalanannya mneuju persidangan.
MLA mendapat tahu kalau Niru telah membodohi mereka semua. Dia menyuruh anak buahnya mencegat semua mobil dan menggeledahnya. Preman yang lain juga tahu kalau yang bersama Niru bukan Gangaa asli. Mereka lalu menghentikan mobil Raghav Ji. Mereka menyuruh Raghav dan sopirnya keluar dan menyuruhnya membuka pintu bagasi. Raghav Ji berkata kalau tidak ada apa-apa di mobilnya selain karung berisi pakaian untuk sedekah. Preman tidak percaya. Mereka memaksa. Raghav Ji menghalangi. Preman semakin curiga. Mereka membuka Bagasi dan menemukan karung yang terikat. Mereka berpikir kalau itu Gangaa. Preman itu segera mengeluarkan pisau dan menusuk karung itu berkali-kali tanpa terlebih dahulu membukanya. raghav Ji dan sopirnya terlihat Shock dan cemas… Sinopsis Gangaa episode 153 by Meysha Lestari