Sinopsis Gangaa episode 153 by Meysha Lestari. Raghav Ji idak bisa mencegah ketika preman menusukan pisaunya pada karung. Dia hanya menatap dengan terkejut. Dan preman itupun terkejut ketika pisau yang dia tusukkan ke karung sama sekali tidak berdarah. Keduanya saling tatap, lalu bertanya pada Raghav Ji, “apa isi karung ini?” Raghav Ji menyahut, “kan sudah ku bilang kalau isinya hanya baju tua untuk di bagikan pada orang-orang miskin.” Para preman bingung, mereka cepat-cepat menelpon rekannya untuk melakukan pemeriksaan di daerah sekita situ. Raghav Ji dan sopirnya segera masuk kedalam mobilnya dan melaju pergi meninggalkan preman-preman itu yang terlihat binggung. Sambil melirik mereka dari spion Raghav Ji tersenyum puas.
Anak buah MLA menyamar menjadi polisi dan membuat polisi asli pingsan. Lalu mereka mempottal Jalan dan memeriksa satu-persati mobil yang melintas. Preman yang telah memeriksa mobil Raghav tiba di sana. Dia melihat truk berisi wanita dari Asrama. Ada Sudha dan Pishi ma dan beberapa wanita. Serta sebuah patungyang di tutupi kain putih. Para polisi gadungan dan preman itu ingin memeriksa truk mereka. Preman itu bertanya, “kalian mau kemana?” Sudha menjawab kalau mereka ingin peri ke sidang untuk melihat prosesnya, “kami akan berdoa agar kalian kalah!” Preman menyuruh semua orang turun karena dia mau memeriksa isi truk. Pishi ma dan Sudha idak turun. Mereka berbohong dengan mengatakan kalau punggung mereka sakit. Preman itu memeriksa setiap barang yang ada diatas truk. Mereka juga hendak memeriksa patung Saraswati. Sudha berkata, “kalau kau menyentuh patung Saraswati kau akan di kutuk.” Preman itu takut dan tidak memeriksanya. Setelah yakin tak menemukan apapun, mereka mengizinkan para wanita naik ke truk dan melanjutkan perjalanan. Sudah bertanya pada Gangaa yang menyamar sebagai patung Saraswati, “apakah kau baik-baik saja?” Gangaa menyahut, “kalau dirinya baik-baik saja.” Sudha kembali menutupi wajah Gangaa agar para preman tidak melihatnya.
Niru dan Sagar serta Pulkit menunggu kedatangan Sudha dan kelompoknya tiba di pengadilan. Sagar berdoa semoga ayahnya memenangkan kasus itu, “semoga gangaa bisa kembali kerumah secepatnya.” MLA Srivastava masuk ke ruang sidang. Raghav Ji juga tiba di sana. Niru sibuk bicara padanya. Hakim tiba, semua orang dengan tertib duduk di tempatnya masing-masing. Hp MLA berdering. hakim menyuruh semua Hp di matikan dalam ruang sidang kalau tidak mereka akan di lempar keluar. MLA bertanya-tanya mengapa anak buahnya terus menerus menelpon dia.
Pembela MLA mulai melanjutkan proses persidangan. Dia bicara membela MLA. Niru menyerang baik dia. MLA sangat ingin tahu apakah anak buahnya berhasil mendapatkan Gangaa. Tapi Hpnya juga harus di matikan. Pembela MLA menantang Niru untuk menyajikan bukti dan Saksi yang dia miliki. Niru meminta pada hakim agar memberinya sedikit waktu lagi, “saksiku dalam perjalanan ke sini.” Hakim memberi waktu 10 menit. Sidang di tunda selama 10 menit.
Raghav Ji menelpon Sudha. Mereka sudah hampir sampai.
Sidang di mulai. Gangaa masih belum tiba. Hakim memberitahu Niru kalau waktunya sudah habis, “saksimu masih belum datang.” Pembela MLA mengatakan kalau Niru membuang-membuang waktu, “jangan tunda keputusannya.” Niru menjelaskan pada hakin bahwa beberapa orang berupaya untuk memastikan saksi tidak bisa tiba di pengadilan. Hakim menolak penjelasan Niru. Hakim mulai memberikan keputusan yang memihak MLA ketika wanita dari asrama masuk bersama Gangaa. Niru dengan bangga dan lega menyambut Gangaa, “pak hakim ini adalah saksi saya. DI atidak pernah berbohong. Dia akan mengatakan yang sebenarnya hari ini.” MLA terkejut melihat Gangaa.
Gangaa berdiri di kotak saksi. Dan memberikan kesaksian atas semua perbuatan yang di lakukan MLA. MLA terukti bersalah dan mendapat hukuman yang setimpal.
madhvi mendapat kabar kalau Niru memenangkan kasusnya. Dia sangat senang. Niru memuji Gangaa atas kesuksesannya, “aku akan tinggal di Allahabad hari ini untuk menyelesaikan surat-surat penting. Sagat dan Pulkit akan pulang bersama Raghav Ji. AKu akan peri untuk membawa Gangaa pulang besok.” Madhvi menyuruh Maharaj mengambil manisan. nenek sama sekali tidak senang mengetahui kalau Gangaa akan kembali kedalam rumahnya, “haruskan aku merayakan kemenangan Niru atau bersedih karena gangaa akan kembali kerumah ini? AKu tidak akan menyerah. AKu tidak akan membiarkan kau melangkah masuk kerumah ku.”
Orang-orang memberkati Gangaa karena telah membantu mereka mendapatkan keadilan untuk orang-orang yang mereka sayang. MLA di tangkap. Dia menatap Gangaa dengan tajam dan pergi dengan di kawal polisi. Gangaa menatap tanganya dan berguman lirih, “semoga kau bahagia sekarang ayah. Kau dan orang-prang itu telah mendapatkan keadilan. Kau benar. Seseorang harus membuka genggamannya untuk melihat apa yang bisa mereka lakukan. AKu telah melakukannya ayah.”
Niru memberitahu Gangaa kalau dirinya sangat bangga atas apa yang telah Gangaa lakukan. Gangaa bertanya, ‘apakah tuan akan membawaku pulang sekarang?” Niru mengangguk, “aku harus menyelesaikan beberapa urusan di Allahabad. AKu akan datang besok ke asrama untuk menjemputmu. Sekarang pergilah dengan nyonya Sudha. Kemas barangmu.” Niru juga menyuruh raghav Ji membawa Sagar dan Pulkit bersamanya.
Sagar sangat bahagia untuk Gangaa. Dia berkata pada gangaa, “aku bukan pengecutkan? Jika aku pengecut maka aku tidak akan membantumu. Aku merasa seperti ingin membantumu maka aku lakukan. AKu tahu kau bisa melakukan apapun sendirian..”
Gangaa memberitahu Pulkit dan Sagar kalau Niru sangat senang padanya sekarang karena segalanya berakhir dengan baik, “aku telah melakukan apa yang sudah kukatakan. Pelakunya telah di hukum. Aku juga aka kembali kerumahmu besok bersama tuan.” Sagar cepat-cepat membetulokan kata-kata Gangaa, “itu rumah kita.” Sudha mengajak Gangaa pergi bersamanya. Gangaa menyuruh Sudha dan para wanita pergi dulu, “aku harus pergi dengan Sagar untuk melakukan pekerjaan yang penting.”
Gangaa dan Sagar pergi ke Ghaat. Gangaa memegang kendi berisi abu ayahnya. Gangaa berkata, “ayah telah meninggalkan aku tapi aku menyimpan abunya hingga hari ini. Bibi SUdha berkata bahwa sangat penting untuk melakukan ritual terakhir agar yang mati bisa tenang. Aku tak mau ayah melupakan aku. Dia meninggal. Dia tidak bersamaku lagi. Sekarang abunya juga tidak akan bersamaku. Lalu bagaimana aku hidup?” Sagar ikut sedih .. Sinopsis Gangaa episode 154 by Meysha lestari