Sinopsis Gangaa episode 120 by Meysha Lestari.

Sinopsis Gangaa episode 120 by Meysha Lestari. Malam tiba. Gangaa tidur dengan pikiran yang tidak lepas dari pertanyaan Niru tentang sketsa wajah penyerangnya. Dia ingat kerusuhan yang terjadi saat ganga ghat yang menewaskan ayah dan suaminya. Gangaa terbangun dari tidur sambil berteriak histeris, “ayah.. selamatkan aku!” Nenek terbangun dengan kaget, “apa yang terjadi?”  Gangaa memeluk nenek dengan erat. nenek dengan cemas bertanya, “Gangaa, kenapa kau ketakutan? Tak ada siapapun di sini. Kau jangan takut!” Miru dan Madhvi juga datang. Niru memberikan air minum. Nenek memberitahu Niru dan madhvi apa yang terjadi. Niru meyakinkan Gangaa kalau tidak akan terjadi apa-apa. Gangaa memberitahu Niru kalau pria itu akan membunuhnya, “dia punya senapan di tangan.” Niru menyuruh Gangaa minun air. Madhvi berkata, “itu pasti mimpi buruk. Kau sangat pemberani.” Setelah Gangaa sedikit tenang, Madhvi dan Niru kembali ke kamarnya. Nenek juga kembali berbaring. Gangaa mengeser tikar tidutnya mendekati nenek.
Verma, anak buah MLA memberitahu MLA kalau Shankar ada di Banaras dan ingin bicara denganya, “aku sudah coba melarangnya, tapi dia tidak mau mendengar.” MLA berkata, “katakan padanya aku tidak ada di kota. Aku akan kembali tak lama lagi.” Verma mengangguk. Dia lalu menelpon Shankar dan mengatakan persis apa yang di suruh MLA. Tapi Shankar tidak percaya, “dia pasti tak mau bertemu aku. Tak apa. Aku juga sangat keras kepala. Aku akan menemuinya apapun caranya.”
Niri duduk melamun. Madhvi bertanya apa yang di pikirkannya. Niru menjawab, “mimpi Gangaa sepertinya berkaitan dengan kenyataan sebenar. Dia mengenali orang itu dari sketsa. Dia juga bilang kalau pria itu memegang senjata. Dia menjadi takut dalam mimpinya dan berbicara tentang orang besenjata itu. Madhvi berkata, “mungkin dia tertekan oleh pertanyaan-pertanyaanmu.” Niru yakin ada sesuatu yang lain, “dia tahu atau pernah melihat orang itu entah di mana tapi tidak mengingatnya dengan jelas.”
Esok harinya, Gangaa bersiap-siap untuk peri kesekolah. Para orang tua juga bersiap pergi kesekolah dengan anak-anak mereka. Gangaa mengucapkan semoga beruntung pada Sagar. Miru terkesan, “kau belajar dengan cepat ya. Apakah kau akan melakukan sesuatu hari ini?” Gangaa memberitahu Niru kalau dirinya akan menyanyikan lagu kebangsaan. Sagar hendak menyematkan bros bendera india di baju Gangaa, tapi Gangaa dengan sopan menolak karena bros itu berwarna. Niru menjelaskan kalau bros itu merupakan simbol negara mereka, “sudah menjadi kewajiban kita untuk menghormati bendera negara kita, bahkan jika orang itu berasal dari suku, kasta, dan agaman yang berbeda. Nenek memberitahu kalau dirinya juga akan mengenakan bros seperti itu. Gangaa sedang mendengarnya, “kalau begitu , aku juga akan memakainya.” Sagar kemudian menyematkan bros itu di baju Gangaa. Niru bertanya pada Gangaa, “apakah walimu tidak di undang kesekolah?” Sagar menyahut cepat, “pasti tidak akan ada apa-apa di sana. AKu yang ikut serta.” Niru berniat akan pergi kesekolah Gangaa meski hanya sebentar. Tapi Gangaa meyakinkan Nitu kalau dia akan pergi sendiri. Sagar menggoda Gangaa, “apakah kau tidak akan ketakutan seperti kemarin malam?” Gangaa menggeleng. Mereka kemudian berangkat ke tujuannya masing-masing.
Gangaa lewat di depan toko orang tua Reena. Dia melihat Reena duduk disana. Dia tidak pergi kesekolah karena orang tuanya ingin dia membantu mereka di tokoh. Reena bekerja keras, “pada satu waktu aku bahkan tidak sempat untuk belajar.” Gangaa menjelaskan pentingnya sekolah, “semua gadis harus sekolah. Aku juga masuk sekolah dengan alasan yang sama. Suatu hari aku akan menjadi orang besar seperti tuan. Akan sangat membanggakan kalau aki bisa melakukan sesuatu yang bagus dan menghasilkan uang.” Reena dan orang tuanya mengangguk setuju, “tapi hari ini tidak akan ada pelajaran.” Gangaa mengulang apa yang di katakan Niru padanya, “banyak orang mengorbankan hidupnya agar kita bisa hidup merdeka. Sama pentingnya peri kesekolah hari ini karena kita akan merayakan hari ini untuk menghormati mereka.” Orang tua Reena mengerti maksud Gangaa. Gangaa kemudian duduk untuk membantu Reena mengerjakan pekerjaanya. Setelah selesai, Reena berangkat sekolah bersama gangaa. Ibu Reena terkesan dengan Gangaa, “dia masih mudah tapi sangat pintar.”
Selokah Sagar di hias dengan sangat indah.
Bulbul mempunyai rencana setelah sekolah karen adia tak ingin bosan. Reena dan Gangaa memutuskan untuk mendekati sekolah Sagar dan mengintip dari luar.
MLA dan rombongannya tiba di sekolah Sagar. MLA menatap Niru dengan tajam ketika dia melangkah ke podium. Pulkit dan pacarnya saling pandang.
Kepala sekolah  bergabung denga murid-murid untuk melakukan upoacara dan mengibarkan bendera. Pengibaran bendera juga di lakukan di sekolah Sagar juga. Semua orang memberi hormat pada bendera negara mereka sambil menyanyikan lagu kebangsaan.
Bendera juga di kibarkan di sekolah Gangaa. Semua gadis memberi hormat. Saatnya menyanyikan lagu kebangsaan. Gangaa maju kedepan. Bulbul sangat senang memikirkan Gangaa yang akan nyanyi sendirian, tak ada yang mau bernyanyi bersamanya. Gangaa juga memikirkan hal yang sama. Reena berpikir tentang bagaimana Gangaa telah membantunya. Dia lalu maju kedepan dan bernyanyi bersama Gangaa. Bulbu dan gangnya terlihat tidak senang… Sinopsis Gangaa episode 121 by Meysha lestari