Sinopsis Gangaa episode 119 by Meysha Lestari. Bu Dsouza sedang berpikir siapa yang akan menyanyi bersama Bulbul besok karena payal sedang sakit. Tidak ada anak yang siap, tapi Gangaa mengusulkan diri. Bu Dsoiza bertanya apakah Gangaa bisa bernyanyi? Guru kemudian menyuruh Gangaa menyanyikan lagu kebangsaan tapi Gangaa malah menyanyikan mantra Hanuman Chalisa. Mendengar suara lembut Gangaa, guru setuju untuk membiarkan Gangaa menyanyi bersama Bulbul. Bulbul tak ingin menyanyi bersama Gangaa. Dia pura-pura batuk dan berkata kalau besok sepertinya dirinya tdiak bsia datang ke perayaan. Guwanti menyarankan beberapa ide tapi Bulbu sudah memutuskan kalau dirinya tak akan datang. DI amenyuruh orang lain menggantikan posisinya. Bulbul terus pura-pura batuk. Taka da yang mau bernyanyi bersama Gangaa besok.
Gangaa dengan hati-hati menatap sekeliling untuk memastikan tak ada yang melihat pakaiannya yang kotor ketika dia masuk kedalam rumah. Gangaa melihat nenek sedang melakukan puja. Gangaa terlihat tegang, “nenek akan memerahiku atau melarangku peri kesekolah.” Sagar memergoki gangaa dan bertanya tentang bajunya yang kotor. Gangaa menyuruh Sagar agar tidak berisik dan berjanji akan bercerita nanti, “akan jadi masalah kalau nenek melihatku seperti ini.” Sagar yakin kalau Gangaa telah berkelahi dengan temannya di sekolah. Gangaa membantah, “aku sudah berjanji tidak akan berkelahi lagi, Sagar.” Sagar tertawa mengejek. Gangaa meminta Sagar membantunya. Sagar kemudian pergi mendekati nenek, mengalihkan perhatiannya dengan meminta prasad darinya lagi. nenek peri kekamarnya untukmengambil prasad. Sementara Gangaa bergegas naik ke lantai atas. Nenek memberikan prasad pada Sagar. Dia melihat noda kotor di lantai. Sagar berohong dengan mengatakan kalau dirinya yang membuat noda setelah bermain dengan temannya di luar. Nenek tidak keberatan karena Sagar adalah anak laki-laki. Nenek memanggil Mehri.
Pulkit sedang membaca surat cintanya. Dia mendengar Niru memanggil dirinya, cepat-cepat Pulkit menyembunyikan surat itu dalam bukunya. Niru menanyakan Bhagvad Gita nenek. Pulkit membawa buku itu turun, padahal surat cintanya tersimpan di buku itu. Niru bertanya pada pulkit tentang latihan hari kemerdekaan. Nenek berdiri hendak pergi ketika surat Pulkit terjatuh. Niru mengambil surat itu dan membacanya. Selesai membaca, Niru bertanya, “surat siapa ini?” Pulkit mengaku kalau itu suratnya. Niru menunjuk kalau itu surat cinta, “apa ini yang kau pelajari sekarang?” Melihat itu Gangaa bertanya-tanya, “mengapa tuan marah? Siapapun bisa menulis surat pada kak Pulkit.” Niru masih menanyai Pulkit dengan marah, “siapa yang mengirim ini?” Pulkit menyangkal kalau itu surat cinta, “itu bukan surat cinta.” Niu menunjukan panggilan di awal surat itu, di sana tertulis Jaanu yang artinya kekasih. Pulkit menyangkal dengan mengatakan kalau dirinya sedang berpartisipasi dalam sebuah drama sekolah., “seorang gadis memanggilku seperti itu. Aku sedang berlatih untuk itu. Ini sebuah drama komedi romatik.” Niru heran, “drama seperti apa yang di mainkan di sekolah.” Sagar juga tidak tahu menahu tentang Pulkit ikut berakting dalam sebuah drama. Gangaa bertanya-tanya, “apakah kak Pulkit berbohong?”
Sagar menunjukan proyeknya pada Niru. Niru menyukainya. Sagar menunjukannya juga pada Gangaa. Gangaa berkomentar, “itu bagus. Tapi bisa dibuat lebih baik lagi.” Sagar menyesal karena telah bertanya pada Gangaa. Gangaa menyahut kalau dirinya hanya berkata bahwa itu bisa di buat lebih baik lagi. Sagar mebungkus proyeknya dan naik keatas dengan kesal, “dia tak pernah menyukai apapun yang aku lakukan.” Gangaa menoleh pada Niru dan mengaduh, “lihat, bagaimana dia bicara padaku.” Niru tak ingin ikut campur dalam urusan Gangaa dan Sagar, “kalian bertengkar sebentar lalu sebentar lagi berteman.” Gangaa bertanya apa itu hari kemerdekaan pada Niru. Niru dengan senang hati menjelaskan semuanya, “kita mengibarkan bendera, menyanyikan lagu kebangsaan dan mengingat jasa pahlawan yang gugur mengorbankan nyawa mereka agar kita bisa merdeka. Merdeka artinya semua orang memiliki hak yangs ama untuk membuat keputusan.” selesai mendengar penjelasan Nitu, Gangaa berlari untuk membantu nenek melakukan puja.
Poster preman anak buah MLA yang telah menyerang Niru di tempel di sekitar daerah Niru. Teman prmena itu yang juga adalah anak buah MLA melihat itu dan lari melapor pada MLA.
Nenek hendaak pergi kesuatu tempat ketika seorang pria menabraknya. Nenek menegur pria itu, “apakah kau tidak bisa melihat denganbenar?” Seseorang memberikan apa yang baru saja di minta nenek. Nenek dan orang yang menabraknya tidak saling melihat, tapi pria itu terlihat mengingat, “aku pernah mendengar suara ini sebelumnya. Apakah itu dia?” Pria itu mengeluarkan foto nenek waktu mudah. Pria itu menatap foro itu dan berkata, “Kanta, aku di sini! Aku akan menemukanmu kali ini dan aku harus membalas masa lalu. Aku datang!”
Pria itu lalu duduk untuk minum di sebuah kedai. Dia melihat poster preman itu dan berpikir, “aku akan mengambil hadiah 20000 rupe itu!”
Gangaa memikirkan kata-kata Niranjan saat dia melihat proyek Sagar. Dia membaca semua nama yang ada di sana. Gangaa kemudian duduk untuk mengambar seorang perempuan yang mengenakan Saree dengan tiga warna. Dia menempel gambar itu di tengah peta India yang telah di gambar Sagar. Gangaa menulis, “Bharat Mata ke Sapoot” lalu dia membungkus kembali proyek itu lagi. Maharj datang untuk manggil sagar makan malam. Sagar melihat Gangaa berdiri di depan proyeknya dengan curiga dia bertanya, “apa yang kau lakukan di situ?” Sagar melangkah sambil berkata kesal karena Gangaa berpikir kalau dirinya lebih pintar dari dirinya, “kau pikir aku tidak bisa melakukan apapun sendiri ya? Lain kali jangan sentuh barangku.” Gangaa berpikir bahwa Sagar bahkan belum melihatnya, “apakah aku melakukan kesalahan?” Sinopsis Gangaa episode 120 by Meysha Lestari