Sinopsis Ashoka Samrat episode 262 by Meysha Lestari.

Sinopsis Ashoka Samrat episode 262 by Meysha Lestari. Dharma dan kasturi sedang membicarakan Bhadrabhat. Kasturi memberitahu Dharama kalau Bhadrabhat terlihat ketakutan saat dia mengatakan padanya kalau Dharma ingin bertemu “dia lebih takut lagi saat aku bicara tentang kematian Achary Devrat.” Dharma yakin kalau Bhadrabhat pasti tahu tentang sesuatu yang sangat penting. Kasturi bertanya, “bagaimana inu mungkin? Raj mata sama sekali tidak peri dari samping anda.” Dharma berkat akalau tuhan pasti akan menolongnya menemukan jalan.

Ashoka dan para pengikutinya sedang berdiskusi. Mereka mengelilingi meja besar di mana terdapat peta takshila. Mereka sedang menyusun strategi. Kaurvaki mengintip dan hendak menguping. Tapi tanpa sengaja dia membuat sedikit keributan. Devrat menndegar suara gelang kaki Kaurvaki tapi kaurvaki masih bersembunyi. Devrat berteriak, “siapa itu?” Tidak ada jawaban. Devrat bertanya lagi..

Kaurvaki muncul sambil membawa salep di tangan. Semua orang menatapnya. Ashoka terlihat lega. kaurvaki berkat akalau dia membawa salep untuk mengobati Ashoka, “tapi kalian sedang bersiap-siap untuk perang. Lalu apa yang akan di lakuan puteri Kalinga di sini?” Kaurvaki hendak pergi. Ashoka menahanya, “tidak ada Maurya atau Kalinga di sini. Kita semua penyusun strategi untuk menentang Kichak bersama-sama. Pertama-tama kita harus membunuh Dhananjay dan harus mengetahui secararinci tentang pergerakannya.” Kaurvaki menawarkan diri untuk melakukan itu, “aku akan menyamar.” Achary Devrat melaranganya, “semua orang telah mengenalmu. Pra prajurit akan siaga begitu melihatmu. Kita butuh seseorang dimana tidak seorangpun meragukannya.” Dadhich menawarkan diri untuk melakukannya, “sebagai pendeta, tak seorangpun akan mencurigaiku.” Devrat dan Ashoka setuju, “tapi kau terluka, seseorang harus menemanimu.” Dadhich memilih Bhala. Dia mendekati Bhala dan berkata, “tidak terjaid apa-apa padaku dalamserangan kemari, karena kau ada bersamaku. Aku akan selamat lagi kalau mau ikut denganku.” Dadhich memeluk Bhala. Kaurvaki tahu kalau dirinya telah melakukan kesalahan tapi dia terpaksa, “ku harap aku akan punya kesempatan untuk menolong Ashoka.

Bindusara ingin mengobati luka Dharma. Dharma menggeleng. Bindusara membujuk, “aku hanya bsia melakukan hal ini saja untuk seseorang yang aku sayangi.” Bindu bisa melihat ketegangan di wajahnya, “apakah ada yang mengganggumu?” Raj mata datang sebelum Dharma mengatakan sesuatu. Dharma berohong dengan mengatakan kalau dirinya merisaukan bayi yang di kandungnya, “bisakan kita mengadakan puja untuk bayi yang belum lahir ini? Pujsa terakhir masih belum lengkap.” Bindusara setuju, “aku telah kehilangan satu orang anak karena kecerobohanku, aku takbisa kehilangan yang lain.” Dalam hati Dharma meminta maaf padanya karena tidak mengatakan yang sebenarnya. Rajmata tersenyum.

Sharu memberitahu Helena kalau Dharma pasti punya rencana lain  dengan dalih puja. Helena berkat akalu dia akan memastikan Dahrma tidak akan mendapat petunjuk apapun.

Dharma memberitahu pelayannya kalau pemujaan itu hanya sebagai media untuk menjaga keselamatan bayi yang belum lahir, “kita akan mendapatkan berkah dari tuhan sekaligus mencari cara untuk mencapai pembunuh Achary Chanakya.”

Kaurvaki menemukan sebuah rute. Dia berpikir untuk menulis surat pada Amadya yang berisi informasi tentang gerakan Ashoka. kaurvaki menyembunyikan surat itu ketika Ashoka datang. Kaurvaki berohong dengan mengatakan kalau dia sedang mencari obat untuk mengobati orag-orang yang sakit. Ashoka mengucapkan terima kasih atas pertolongan Kaurvaki, “kau membuktikan kalau keyakinanku benar.”  Ashoka menatap sekeliling ruangan dan peri mencari sesuatu. Kaurvaki terlihat tegang. Ashoka menyadari perubahan raut muka Kaurvaki dan bertanya, “apakah terjai sesuatu?” Ashoka minta maaf karena telah menyembunyikan identitas dirinya dulu, “aku tahu aku menyakitimu. Tapi itu tidak kusengaja. Situasinya sangat tidak memungkinkan karena itu aku menunggu waktu yang tepat untuk memberitahumu. AKu tak ingin kehilangan dirimu itu sebabnya aku diam ketika kau mengatakan yang sebenarnya tentang dirimu. Aku berpikir akan memberitahu mu ketika aku berhasil mengalahkan Kichak tapi Acharya Devrat memberitahu semua orang tentang siapa aku.” Kaurvaki menyuruh Ashoka melupakan apa yang sudah lalu. Ashoka mengambil buku di mana ada surat Kaurvaki untuk Amadhya. Ashoka berkata kalau dirinya mencari buku itu. Ashoka pergi. Kaurvaki mengejarnya, “tungu!”

Pemujaan sedang berlangsung. Pelayan menyuruh Bhadrabhat untuk menungu, “aku akan memanggil rau Dharma.” Bhadrabhat terlihat tegang. Pelayan bersembunyi ketika melihat pelayan lain berdiri tak jauh darinya. Dengan diam-diam pelayan itu memberi isyarat pada Dharma. Dharma mencari alasan untuk menyingkir dari hadapan rajmata. Dharma bertanya pada pelayannya tentang prasad. Helena mendengarnya dan menjauh. Pelayan kembali sambil membawa prasad. helena menjadi khawatir.

Kaurvaki mengambil buku itu dari tangan Ashoka, “kau harus makan dulu. Kau harus menjaga dirimu sendiri agar bisa melindungi orang lain.” Ashoka setuju dan oergi untuk makan. Kaurvaki berdiri sambil memegang buku itu.

Dharma bertemu Bhadrabhat. Dharma berkata, “aku tahu kau berbohong tentang Sabha. Sangat mustahil bahwa achary yang dapat mengerti kalau ada masalah dari jauh tidak mengatakan apapun padamu. Siapa yang di curigai acharya waktu itu? Apakah dia anggota keluarga ketajaan?” Bhadrabahat menyangkal kalau dirinya tahu sesuatu. Dharma mengancamnyta, “aku memberimu kesempatan terakhir atau kau akan di panggil sebagai penghianat.” Bhadrabhat kembali menegaskan kalau dirinya tdiak tahu apa-apa. Bhadrabhat meras akalau seseorang sedang menguping pembicaraan mereka. Dengan terburu-buru dia meninggalkan istana. Dharma yakin Bhadrabhat menyembunyikan sesuatu, “apakah seseorang menguping pembicaraan kita? Siapa dia?” Dharma melihat bayangan dan suara gelang kaki, dia mengikuti orang itu.

Ashoka selesai makan. Dia mengambil buku itu kembali dari Kaurvaki setelah mengucapkan terima kasih padanya. Kaurvaki telah berhasil memgambil suratnya, “aku tak punya pilihan lain demi menjaga agar ayahku tetap hidup.”

Dharma mengejar bayangan orang itu. Seprang wanita sedang menyerang seseorang dengan belati. Dharna berlari dari sana dengan ketakutan. Dengan gemetar dia masuk kekamarnya. Ketika berlari perhiasan Dharma telah jatuh. Dia ingin mencarinya tapi matanya terpaku pada secarik kertas yang di letakan di atas meja riasnya. Ada perhiasan bernoda darah di sampingnya. Dharma mengambil kertas itu dan membacanya, “dia yang bisa masuk ke istana dan ke kamarmu dapat melakukan apapun. Lupaka masa lalu. Jika kau mengatakan semuanya pada Samrat maka lain kali senjara itu tidak akan salah sasaran lagi.” Dharma terpikir untuk mengatakan semuanya pada Samrat ketika dia melihat darah di kertas itu. Rajmata Helena mengawasi Dharma dari kejauhan. Dia memberi uang pada pelayan yang sebelumnya membawakan prasad. rajmata berpikir kalau sekarang Dharma membutuhkan dirinya, “aku seharusanya meluangkan waktu bersamanya.” Helena tertawa keji. SInopsis Ashoka Smarat episode 263 by Meysha Lestari