Sinopsis Gangaa episode 45 by MeyshaLestari

Sinopsis Gangaa episode 45 by MeyshaLestari (1 Mei 2015/21-12-2015). Prabha menelpon Madhvi dan berkata bahwa sejak dirinya makan Halwa, dia menjadi sakit. Menurut Prabha Maharaj Ji pasti telah melakukan kesalahan dengan menambahkan sesuatu, “bagaimana kalau Yash memakannya terlebih dahulu?” Madhvi menyuruh Prabha pergi ke dokter, “jangan ceroboh kalau menyangkut kesehatan. Kabari aku kalau ada apa-apa.” Prabha bicara tentang biaya dokter. Tapi kemudian diapun menutup telpon.

Madhvi memberitahu nenek tentang Prabha yang sakit setelah makan Halwa. Nenek memanggil Maharaj dan menanyakan tentang Halwa yang dibuatnya. Maharaj menjelaskan semuanya, “kakak ipar anda memaksaku menambahkan lebih banyak buah kering di dalamnya.” Nenek tersenyum mengerti, “kalau dia makan begitu banyak, bagaimana dia akan mencernanya? Kita semua memakannya tapi kita baik-baik saja.”

Pulkin menghukum Sagar dan Gangaa berdiri diatas tempat tidur dengan tanngan terangkat diatas kepala. Dia memperingatkan mereka agar bicara jujur kalau tidak dirinya akan memberitahu Niranjan. Sangar mengaku kalau dirinya telah menambahkan obar pencahar kedalam makanan guru Tiwari agar Gangaa tidak perlu belajar. Puklit terkejut mendengarnya, “kau harus di hukum karena telah melakukan perbuatan itu.” Gangaa menyela dengan cepat, “tidak! Sagar melakukannya untukku, jadi akulah yang harus di hukum.” Tapi Sagar tidak ingin Gangaa di hukum, dia mengambil kesalahan untuknya sendiri. Pulkit sangat terkesan dengan kesolidan mereka, “kalian masing-masing mengaku bersalah dan ingin di hukum demi menyelamatkan salah satu dari kalian. Hal sepetri ini tidak boleh di ulang lagi. Kalian harus berjanji!” Pulkit membebaskan Sagar dan Gangaa dari hukuman sebagai imbalannya mereka harus berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Pulkin lalu berkata pada Gangaa, “Guru Ji telah datang untuk mengajarmu. Kau seharusnaya meminta ide dariku, aku bisa memberikan ide yang lebih baik untukmu.” Lalu mereka semua tersenyum.

sinopsis gangaaMadhvi membawa copi untuk Niranjan. Niranjan berkata kalau hakim baru akan mengambil alih mulai besok, “dan aku punya tanggungjawab untuk memberitahu beliau tentangs emua kasus yang ada di pengadilan.” Niranjan lalu bertanta tentang pelajaran Gangaa. madhvi memberitahu Niranjan kalau guru Tiwari tidak sehat jadi harus pulang lebih awal, “mungkin dia makan terlalu banyak.”

Esok harinya, Pulkit sedang belajar di balkon. Gangaa datang untuk menjemur handuk. Dia bertanya pada Pulkit apa yang sedang di pelajarinya. Pulkit yang sudah stres karena pelajarannya menyahut kalau dirinya tidak ingin di ganggu. Gangaa merasa kasiha pada Pulkit. Sagar mengingatkan Gangaa kalau dirinya juga harus belajar. Gangaa menolak, “kepalaku terlalu kecil, bagaimana semua ini bisa diam dis ini? Kepalaku akanmeledak!” Sagar tertawa tapi Pulkit menyuruh mereka diam.

Madhvi mengingatkan Sagar bahwa dia harus pergi mengumpulkan tiket. Sagar bergegas pergi mandi. Madhvi memberitahu Gangaa tentang PR nya, “kau harus menulis ABC 100 kali. AKu sudah menuliskannya untukmu sekaliu, kau hanya perlu menyalinnya.” Gangaa terlihat khawatir memikirkan betapa banyak PR yang harus dia kerjakan.

Seperi biasa, pelayan Merry meminjat nenek dengan setengah hati. Nenek menyuruhnya meminjat dengan lembut. Merry protes dengan berkata kalau dirinya melakukan semua kerja rumah tangga setiap hari jadi tanganya tidak bisa lembut. Nenek teringat bagaimana Gangaa telah memijat punggungnya dengan lembut. Merry minta permisi, nenek menyuruh Merry memanggil Gangaa, “sangat menyenangkan ketika gadis itu memijat punggungku.”

Merry memberitahu Gangaa kalau nenek memanggilnya. Gangaa berkata kalau dirinya akan mengerjakan PR nya dulu. Merry mengingatkan Gangaa agar tidak membuat nenek marah. Gangaa segera berlari ke kamar nenek. Nenek menyuruh Gangaa memijatnya dengan menggunakan obat herbal, “pijat punggungku dengan minyak itu karena punggungku sangat sakit. Sambil memijat bacakan sesuatu yang religius.” Nenek kemudian memanggil Madhvi agar membawakan minyak untuk pijat.

Sagar pulang setelah mengambil tiket untuknya dan Pulkit. Dia ingin bermain dengan Gangaa, tapi Madhvi mengingatkan Sagar tentang PR yang diberikan guru Ji pada Gangaa. Madhvi meminta Sagar mengantarkan minyak pada nenek. Nenek sangat senang melihat Sagar. Dan segera pergi ke dapur untuk mengambilkan sesuatu yang di buatkan koki untuk Sagar. Sagar memeriksa PR Gangaa tapi semua yang di tulis Gangaa terbalik, “guru Ji pasti akan memarahimju sekarang. Ayo tulis lagi!” gangaa menjadi panik, “ini butuh waktu yang lama. Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan yang di suruh nenek di tengah-tengah, beliau pasti marah. Tuan juga mengatakan agar aku tidak membuat nenek marah.” Akhirnya Sagar memutuskan untuk membantu Gangaa mengerjakan PRnya agar dia tidak kena marah oleh siapapun. Gangaa tersenyum senang.

Pulkit sangat pusing saat belajar sejarah. Sagar datang dan duduk di depannya sambil mengerjakan PR Gangaa. Pulkit menghentikan Sagar, “tulisan tanganmu berbeda. Guru akan tahu kalau itu bukan tulisan Gangaa. Gangaa harus mengerjakan PR nya sendiri. Ini sudah jam 3.20. Guru Ji akan datang 40 menit lagi.”

Sudah 3.30 sore. Gangaa masih memijat nenek sambil berpikir, “sangat bagus jika Sagar sudah selesai mengerjakan PR ku sebelum Guru Ji datang atau dia akan memarahiku.” Nenek tertidur, Gangaa hendak beranjak pergi. Tapi nenek terbangun dan bertanya, “saiapa yang akan membuat karangan bunga untuk puja kalau dirimu pergi? Sudah kubilang sebelumnya bahwa pekerjaanku seharusnya tdiak terganggu karena pelajaranmu.” Gangaa kembali duduk dan membuat karangan bunga.

Pukul 2.45 sore. Sagar dan Pulkit menunggu Gangaa dengan cemas. gangaa datang tak lama kemudian dan melihat kalau Sagar belum mengerjakan PRnya. Dengan takut Gangaa berguman, “apa yang akan terjadi sekarang?” Pulkit menyuruh Gangaa mengerjakannya sekarang juga, “mungkin kau bisa menyelesaikannya sebelum guru Ji datang.” Gangga emberjakan PRnya, tapi salah menulis lagi. Gangaa menjadi cemas, “guru Ji pasti akan marah dan memukulku hari ini. Sudah kubilang aku idak mau belajar tapi tak seorangpun mendengarkan kata-kataku.” Sagar menyuruh Gangaa mencoba lagi. Gangaa menyerah lagi. Pulkit menunjuk jam dinding. Gangaa tidak akan menyelesaikannya  sekarang meskipiun dia mencobanya. Gangaa ketakutan membayangkan apa yang akan di lakukan guru Ji padanya. Sekarang sudah pukul 3.50 sore…. Sinopsis Gangaa episode 46 by MeyshaLestari