Sinopsis Ashoka Samrat episode 158 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 158 by Sally Diandra. Masih di ruang sidang Magadha, semua orang yang hadir disana masih terperanjat, terperangah tidak percaya begitu Bindusara menyebut Ashoka sebagai anaknya yang dilahirkan oleh Dharma. Bindusara merasa bangga dan senang menyebut nama Ashoka, begitu pula Ashoka yang tersenyum sambil memandang semua yang hadir disana, sementara Dharma merasa cemas dan gelisah. Charumitra teringat ketika dia mengatakan pada saat kompetisi, ketika Ashoka datang dan suaminya mendukung Ashoka, Noor juga teringat ketika dia bilang ke Siamak “Ashoka mengenakan pakaian ini ?” Siamak tersenyum seraya berkata “Bukankah dia kelihatan seperti seorang pangeran, ibu ?”, “Dia mungkin mengira dirinya ini seorang pangeran setelah mengenakan pakaian ini” Noor berusaha mengejek Ashoka, sedangkan Subhrasi juga teringat ketika dia bertanya ke Dharma “Mengapa kamu menjauh dari anakmu sendiri ?” Dharma segera menjawab “Ini semua demi keselamatannya”, Sushima juga teringat ketika Ashoka mengatakan padanya “Aku tidak akan membunuh kamu disini, aku datang untuk mengatakan kalau kamu akan merusak lingkunganmu sendiri” kemudian dia juga teringat ketika Bindusara menyuruhnya meminta maaf pada Ashok, tiba tiba Siamak mendekati Ashoka dengan senyumnya yang tulus dan menyeringai senang begitu mengetahui kalau Ashoka adalah kakaknya

“Ashoka, kamu adalah saudaraku, kakakku ? Kenapa kamu tidak mengatakan padaku ? Sekarang aku tahu, kenapa aku sangat nyaman kalau bersama kamu” Ashoka melirik ke arah Dharma, Dharma tersenyum melihat mereka berdua, begitu pula Bindusara yang merasa senang anaknya rukun, kemudian Siamak memeluk Ashoka erat, Ashoka pun membalas pelukkan Siamak dengan senyumnya yang mengembang, Helena dan Noor nampak cemas dan tegang melihat keadaan ini “Ashoka tidak bisa menjadi saudaraku !” tiba tiba suara Sushima berkata pada dirinya sendiri “Ibumu telah meninggal, kita semua tahu kalau ibunya Ashoka telah meninggal, pemakamannya telah kita lakukan dengan baik” ujar Sushima dengan perasaan heran “Pangeran Sushima, yaa itu benar ,,, semua orang memang telah mengira kalau Dharma telah meninggal tapi sebenarnya seseorang yang meninggal itu bukan Dharma, dia itu perempuan lain” Chanakya mulai buka suara menjelaskan semuanya “Bagaimana mungkin ?” sela Sushima kesal “Beberapa hal akhirnya terkuak pada waktunya, hari ini semuanya akan terbuka” timpal Chanakya lagi “Pangeran Sushima, aku juga terkejut begitu mengetahuinya, pasti ada sebuah alasan dibalik ini semua tapi kamu selalu mengikuti pedomanmu Ashoka samrat coversendiri !” ujar Charumitra lantang, sementara Bindusara hanya diam saja mendengarkan ini semua, Chanakya langsung menyahut ucapan Charumitra “Benar sekali Maharani Charumitra, ada begitu banyak pasang surut dalam kehidupan Dharma dan Ashoka, mereka harus tinggal dan jauh dari Samrat Bindusara dan semuanya akan diungkapkan hari ini” semua orang semakin tegang begitu mendengar ucapan Chanakya terutama Helena dan Noor “Seseorang yang melakukan ini semua adalah seseorang yang kita sebut sebagai pelindung kita !” tak lama kemudian Aakramak membawa Khurasan bersama beberapa prajurit, Noor langsung spontan menjerit dalam hati “Baba (ayah) ?” Noor sangat cemas melihat ayahnya memasuki ruang sidang dengan kedua tangan dan kakinya diborgol seperti seorang penjahat, semua orang langsung kaget tidak percaya.

“Kakekku tidak mungkin bisa melakukan hal itu !” tiba tiba Siamak berteriak lantang “Kakekku tidak bisa melakukan dosa seperti ini ! Dia itu bukan pengkhianat, dia bahkan tidak bisa membayangkan untuk membunuh aku, ibu dan ayah, kakek menyayangi aku dan ibu, dia selalu melindungi ayahku, dia tidak mungkin melakukan konspirasi seperti ini !” ujar Siamak lantang “Kamu benar pangeran Siamak, dia memang tidak terlibat untuk membunuh ayahmu” sela Chanakya “Kamu bilang dia tidak terlibat dalam kasus ini ?” timpal Khalatak penuh selidik “Jika ini begitu mudah maka kamu akan mengetahuinya dalam hitungan menit, perdana menteri Khalatak” Khalatak merasa canggung di depan Chanakya “Seorang pengkhianat adalah seseorang yang sangat kalian percayai selama ini, kamu benar pangeran Siamak, kedua orang tuamu sangat mencintai kamu akan tetapi cinta yang buta yang telah menghancurkan segalanya, kakekmu sangat mencintai ibumu secara membabi buta dan karena cintanya itu dia melakukan sebuah dosa” Khalatak yang tidak sabar dan penasaran segera menyela ucapan Chanakya “Chanakya, aku mohon beritahukan pada kami sejelas jelasnya” pinta Khalatak

“Samrat Bindusara diserang oleh anak buah Khurasan, Dewi Dharma menyelamatkan nyawanya dan melayaninya dengan baik, Samrat akhirnya jatuh cinta pada Dewi Dharma dan menikahinya, Samrat pulang ke istana ini dan terlupa kalau istrinya telah melahirkan seorang putra, dia tinggal jauh dari istri dan anaknya selama 14 tahun, Samrat tidak pernah ingin menikahi Ratu Noor akan tetapi panglima Khurasan yang memaksanya” Noor dan Helena terlihat tegang begitu mendengar ucapan Chanakya “Oleh karena itu dengan terpaksa Samrat Bindusara menikahi Ratu Noor” Khurasan segera memotong ucapan Chanakya “Itu benar, aku fikir anakku Noor tidak akan mendapatkan cinta dari suaminya karena Samrat Bindusara sangat mencintai Dewi Dharma, maka aku pergi keluar dari istana dan mencoba untuk membunuh Dewi Dharma” Noor semakin tegang mendengar ucapan ayahnya, sementara Bindusara terlihat menahan amarah “Noor tidak mengatakan apa apa, itu semua adalah keputusanku sendiri untuk membunuh Dewi Dharma, ayah manapun tidak akan tega melihat airmata di mata anak perempuannya dan aku tahu alasannya, aku bisa mengerti penderitaan yang dirasakan oleh Noor” Noor nampak terharu, sementara Siamak tidak percaya mendengar cerita kakeknya “Aku telah membunuh ayah Dewi Dharma dan sesuai dengan perintahku, aku menghapus semua hal yang berhubungan dengan Dewi Dharma, oleh karena itulah aku membakar rumah Dewi Dharma” ujar Khurasan dengan perasaan menyesal

“Kenapa ayah melakukan semua ini ? Apakah kamu pernah bertanya padaku apa yang aku inginkan ?” suara Noor mulai meninggi dan bergetar “Apakah kamu pikir aku akan membunuh istri suamiku demi kebahagiaanku sendiri ? Aku memang patah hati ketika Samrat Bindusara mengatakan padaku tentang Dharma tapi aku tidak tahu kalau Samrat Bindusara di paksa untuk menikahi aku, siapa yang mendapat keuntungan dari keputusanmu itu, ayah ? Bagaimana kamu berfikir kalau Samrat Bindusara akan melupakan Dharma setelah menerima berita kematiannya ? Apa yang akan terjadi jika dia membawa Dharma kesini ? Bagaimanapun juga aku ini bukan satu satunya Ratu disini, anakku dan aku akan membayar semua dosa yang kamu lakukan ini ! Kamu telah memalukan kami semua dan merusak segalanya !” ujar Noor dengan amarahnya, sementara Khurasan hanya terdiam “Ratu Noor, kamu dan anakmu tidak harus membayar apa apa, hukuman dosa seorang ayah tidak bisa diberikan pada putrinya” sela Helena dengan perasaan sedih “Apa yang ibu katakan itu benar, kamu tidak usah khawatir” timpal Bindusara “Lalu kamu Dharma, kenapa kamu datang kesini setelah 14 tahun padahal kamu tahu kalau Samrat Bindusara telah mengkhianati kamu ? Apakah ada alasan dibalik semua ini kenapa kamu kembali ?” ujar Helena penuh selidik, Dharma hanya terdiam dengan perasaan cemas dan gelisah

“Dia kesini tidak dengan kemauannya sendiri, akulah yang meyakinkannya untuk datang kesini” Chanakya langsung menjawab pertanyaan Helena “Chanakya, kamu mengetahui semuanya, tapi mengapa kamu tidak menceritakan pada semua orang tentang Ratu Dharma dan pangeran Ashoka ? Bahkan tidak juga pada Samrat Bindusara ?” sela Khalatak kesal “Aku telah bersumpah bahwa aku tidak akan pernah memasuki tempat ini lagi, sampai aku kemudian bertemu dengan Ashoka dan melihat cincin Samrat Bindusara ada di tangannya, aku sangat kaget pada waktu itu, bagaimana bisa anak ini memiliki cincin kerajaan Magadha seperti itu ?” Chanankya teringat ketika dirinya pertama kali bertemu dengan Ashoka “Siapa namamu ? Dan bagaimana bisa kamu mempunyai cincin itu ?” tanya Chanakya heran “Aku akan menjawab dengan satu jawaban, namaku adalah Ashoka ! Samrat Ashoka !” ujar Ashoka lantang “Kemudian Ashoka membawa aku pada Dewi Dharma, Dewi Dharma sangat yakin kalau panglima Khurasan diperintah oleh Samrat Bindusara untuk membunuhnya, Dewi Dharma hanya ingin melindungi anaknya” semua orang yang hadir disana mendengarkan dengan seksama “Aku bersumpah padanya bahwa aku tidak akan pernah mengungkapkan identitas mereka, Dewi Dharma sebenarnya ingin meninggalkan istana ini setelah dia datang kesini tapi Ashoka terjebak dalam berbagai macam masalah, maka aku harus melindunginya, kemudian Dewi Dharma menyamar sebagai pelayan sehingga tidak ada seorangpun yang tahu tentang dirinya, aku telah menyelamatkan Ashoka dari berbagai macam persoalan, aku tahu kalau Dewi Dharma tidak akan meninggalkan Ashoka, maka itulah mengapa dia tinggal disini didekat Samrat Bindusara, dia tidak pernah ingin Ashoka tahu tentang ayahnya, Dewi Dharma juga meminta Ashoka untuk tidak memberitahukan pada siapapun kalau ibunya menjadi pelayan disini” Chanakya mencoba menceritakannya panjang lebar agar semua orang yang hadir di ruangan itu menjadi jelas tentang kehadiran Dharma dan Ashoka.. Sinopsis Ashoka Samrat episode 159 by Sally Diandra