Sinopsis Ashoka Samrat episode 156 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 156 by Sally Diandra.  Bindusara akhirnya datang ditengah tengah pertarungan Khurasan dan Ashok, saat itu Khurasan hendak membunuh Ashoka dengan pedangnya, Bindusara segera menghalaunya dengan pedangnya, Khurasan tercengang, Dharma dan Ashoka juga terkejut “Ayah ?” Bindusara segera mendorong Khurasan hingga Khurasan terjungkal, Bindusara kemudian berbalik dan melihat Dharma yang sedang berdiri disana, Bindusara merasa terharu melihat istrinya tercinta ini, Dharma juga menangis melihat suami yang dirindukannya selama 14 tahun, Bindusara tersenyum dan memeluknya erat, mereka berdua merasa nyaman dan damai satu sama lain, kemudian Dharma menunjuk Ashoka dan berkata “Ashoka, anak kita” Bindusara sangat bahagia sambil menoleh ke arah Ashoka “Ashoka ?” Ashoka segera memeluk kedua orangtuanya sambil berkata “Ayahku” mereka bertiga seperti mengadakan reuni keluarga, tepat pada saat itu Niharika datang kesana juga dan tertegun melihat mereka dari pintu ruangan “Ashoka ternyata telah mempermainkan kami, jika Khurasan mengatakan yang sebenarnya pada mereka maka aku pasti akan ditangkap, aku harus melakukan sesuatu” bathin Niharika dalam hati, saat itu Khurasan hendak menyerang Dharma kembali akan tetapi Bindusara segera memegang pedang Khurasan dengan tangannya hingga darahnya menetes jatuh ke kening Dharma, Dharma sangat senang melihatnya “Kamu telah menipu aku ! Maharani Niharika pasti juga terlibat dalam rencanamu !” Bindusara segera menyerang balik Khurasan dengan mendorongnya keras hingga Khurasan terjungkal, Khurasan lalu menyerang Bindusara tapi Bindusara menghalau dengan pedangnya, pertarunganpun tak terelakkan diantara mereka berdua, Dharma menangis sedih melihat suaminya bertarung, sedangkan Ashoka merasa geram melihat Khurasan dari kejauhan dan ketika Bindusara hendak membunuh Khurasan tiba tiba Niharika menghampiri mereka dari arah belakang dan menghentikannya dengan pedangnya, Bindusara segera menebaskan pedangnya ke arah belakang tanpa melihat siapa yang berada dibelakangnya, pedang Bindusara menebas tenggorokannya dan Niharika langsung tersungkur jatuh dilantai dan tewas seketika itu juga.

Ashoka samrat coverDharma, Ashoka dan Bindusara terkejut ketika mengetahui kalau yang berada dibelakang Bindusara adalah Niharika, pertarunganpun dimulai kembali, Khurasan segera mengambil sebuah perisai yang disediakan diruangan itu, Bindusara juga tidak mau ketinggalan diambilnya perisai pula yang ada didekatnya seraya berkata “Apa yang telah kamu lakukan pada Dharmaku ? Aku tidak akan membiarkan kamu untuk itu ! Anakku harus menghadapi segala macam rintangan karena kamu ! Apa yang terjadi pada kamu sekarang ? Bertarunglah denganku ! Kamu mencoba untuk memfitnah nama Dharmaku, aku tidak akan membiarkanmu Khurasan !” Bindusara segera melempar pedang Khurasan hingga terjatuh, Khurasan langsung duduk bersimpuh di depan Bindusara dan memohon ampun “Samrat, aku menerima kesalahanku, maafkanlah aku” saat itu Bindusara mencoba untuk membunuh Khurasan namun Dharma segera menghentikannya “Samrat, jangan lakukan itu ! Kejahatan seharusnya tidak dibalas dengan kejahatan pula, hukuman itu sebenarnya adalah pertobatan” ujar Dharma sedih “Dharma, kamu ini malah menyelamatkan orang yang mencoba membunuhmu dan anakmu ? Kamu memang tidak berubah sama sekali” ujar Bindusara heran “Khurasan, kamu telah mencoba untuk membunuhnya tapi dia sekarang malah menyelamatkan nyawamu, sedangkan kamu ingin memfitnah seorang perempuan yang luar biasa dan sangat suci ini ? Kamu ingin menghadirkannya sebagai seorang pengkhianat ? Kejahatanmu sangat besar, Khurasan ! Aku tidak akan membunuh kamu tapi aku pasti akan menghukum kamu !” ujar Bindusara dengan nada marah sambil menendang tubuh Khurasan

Tepat pada saat itu Chanakya datang kesana bersama Radhagupta dan Aakramak juga beberapa prajurit, Aakramak segera menahan Khurasan, Ashoka meminta restu pada Chanakya seraya berkata “Aku sangat berterima kasih padamu, Chanakya ,,, ini semua rasanya tidak mungkin tanpa bimbinganmu” ujar Ashoka sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada, Chanakya tersenyum dan berkata “Aku hanya menunjukkan jalannya padamu, Ashoka ,,, tapi kamu yang memiliki keberanian untuk mengikutinya, kamu tidak hanya menyatukan kedua orangtuamu tapi kamu telah menangkap para pengkhianat” Bindusara tertegun “Mengapa kamu tidak menceritakan semuanya padaku sebelumnya ?”, “Aku akan menceritakan padamu jika panglima Khurasan tidak mengatakan pada Dewi Dharma bahwa kamu telah mengirimnya untuk membunuh Dewi Dharma, panglima Khurasan telah membuat Dewi Dharma ragu akan perhatianmu, ketika aku bertemu dengan Ashoka dan Dewi Dharma, Dewi Dharma sangat terkejut melihat kamu, saat itu kamu terluka, dia datang padamu dengan sepengetahuanku dan melakukan pengobatan padamu tapi Dewi Dharma meminta padaku untuk merahasiakan identitas dirinya dan anaknya, kemudian situasi menjadi semakin tegang pada waktu itu, aku mencoba untuk melindungi mereka dan juga membuat kamu menjadi terbiasa dengan anak kandungmu sendiri, Ashoka ,,, aku tidak mempunyai pilihan yang lain untuk melindungi Dewi Dharma jadi aku memintanya untuk menjadi seorang pelayan di istana ini dengan nama Shevika” Bindusara mendengarkan cerita Chanakya dengan seksama

“Aku minta maaf untuk itu, Samrat” Bindusara bisa merasakannya “Ashoka sendiri juga tidak mengetahui kalau Dewi Dharma adalah ibu kandungnya, dia tidak tahu kalau ayahnya yang dia benci selama ini adalah seseorang yang dia sayangi dan hormati, ketika dia datang ke Champanagri, dia baru tahu kenyataan yang sebenarnya, dia ingin menceritakan semua kebenaran ini padamu, Samrat ,,, tapi kami tahu kalau kamu percaya bahwa Dewi Dharma itu tidak bersalah tapi sebagai seorang Samrat kamu harus memiliki bukti bukti untuk membuktikan Dharma itu tidak bersalah, itulah sebabnya aku menemui kamu di kamarmu waktu itu” Bindusara teringat ketika dirinya dan Chanakaya berbicara dari hati ke hati secara rahasia berdua di kamar pribadinya “Chanakya, pikiran dan hatiku ini saling bertolak belakang, rasanya tidak bisa bekerja sama dengan baik” ujar Bindusara cemas “Samrat, apa yang Maharani Niharika katakan tadi itu tidak semuanya benar, dia tahu tentang Dewi Dharma, menceritakan tentang dirinya tapi anehnya dia tidak tahu nama anak Dewi Dharma, ini berarti ada seseorang yang menceritakan padanya tentang Dewi Dharma, seseorang yang sangat tahu kalau Dewi Dharma adalah kelemahanmu dan orang ini pasti sangat dekat dengan kamu” Bindusara tertegun “Maksudmu seseorang ini adalah dari keluargaku sendiri ?”, “Untuk menangkap orang ini kita harus membuat jebakan dan kamu harus mengikuti perintahku” Bindusara akhirnya menyetujui pendapat Chanakya, kemudian ketika Bindusara sedang dilukis bersama sama seluruh keluarga, Radhagupta memanggil Bindusara untuk naik ke atas.

“Kamu datang kesini pada saat yang tepat, Samrat ,,, selama ini kamu tidak mengetahui tentang kenyataan yang sebenarnya tentang Khurasan” ujar Chanakya lagi “Aku akan mengambil keputusan ini, hukuman apa yang seharusnya aku berikan padanya !” Aakramak segera membawa Khurasan keluar dari ruangan itu “Chanakya, rasanya ucapan terima kasih saja tidak cukup aku katakan untukmu” ujar Bindusara sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada kemudian menyentuh kaki Chanakya, Dharma dan Ashoka juga ikut menyentuh kaki Chanakya, Chanakya memberikan restunya pada mereka bertiga, kemudian meninggalkan keluarga yang sedang berbahagia ini, Bindusara segera memeluk Dharma dan Ashoka, Dharma tersenyum bahagia ke arah Bindusara.

Di koridor istana, ketika para prajurit membawa mayat Niharika melintas di koridor tersebut, Chanakya dan Radhagupta juga ada disana, Chanakya memperhatikan mayat Niharika yang mulai menjauh “Chanakya, kemenangan kali ini adalah sebuah kemenangan terbesar kita tapi mengapa kamu kelihatannya tidak bahagia ?” Radhagupta merasa heran dengan sikap gurunya ini “Memang sangat penting untuk menang tapi ini semua belum selesai, Radhagupta ,,, sampai sekarang semua kemenangan kita belum selesai, Maharani Niharika bisa saja mengatakan suatu hal yang melawan Rajmata Helena tapi aku rasa panglima Khurasan tidak akan membuka mulutnya, kemenangan ini belum lengkap sampai Dewi Dharma belum mendapatkan tempat yang pantas, Samrat Bindusara telah memberikan tempat untuk Dewi Dharma dan Ashoka dalam hatinya dan menerima mereka tapi apakah istri istri Samrat Bindusara bisa dan mau menerima dirinya ? Apakah mereka mau menerima seorang perempuan yang tadinya menjadi pelayan mereka saat ini menjadi seorang ratu seperti mereka ? Apakah anak anak Samrat Bindusara bisa menerima kehadiran Ashoka ?” Chanakya nampak cemas akan hal ini “Hanya Ashoka yang bisa menjadi Samrat terbaik, itu akan menjadi pertarungan yang sangat sulit untuk Ashoka, sampai sekarang dia telah bertarung untuk memberikan penghormatannya untuk ibunya tapi akankah dia bisa bertarung demi tanah airnya ?” Radhagupta tertegun “Chanakya, kita telah tahu tentang hal ini sebelumnya lalu mengapa kamu jadi sangat cemas sekarang ?” Chanakya menghela nafas panjang “Aku ini hanya seorang manusia biasa, aku juga bisa sangat tegang dan cemas memikirkan tentang masa depan Magadha, tapi aku tidak akan mengalihkan perhatianku dari tujuanku, tantangan yang akan datang bisa menjadi sebuah tantangan yang lebih penting dalam hiduku yaitu membuat Ashoka duduk di singgasana Magadha dan ketika itu terjadi, aku akan menyimpulkan bahwa aku telah melakukan sebuah pekerjaan terpentingku dalam hidupku selama ini dan aku telah memenuhi alasanku berada di bumi ini” ujar Chanakya .. Sinopsis Ashoka Samrat episode 156 by Sally Diandra