Sinopsis Ashoka Samrat episode 59 by Jonathan bay

Sinopsis Ashoka Samrat episode 59 by Jonathan bay. Ashok membasahi wajahnya dnegan air. Dia merasa marah pada diri sendiri karena tidak mampu mengalahkan para prajurit. Dengan geram dia berkata, “aku tak bisa melakukan apa-apa dalam pertarungan…tidak bisa!” Chanakya datang sambil menyahut, “tidak penting apa yang tidak bisa kau lakukan, yang terpenting adalah apa yang bisa kau lakukan.” Ashok menoleh pada Chanakya dan dengan kecewa berkata, “tahukah anda achari, aku bisa saja kalah hari ini. Aku sudah hampir kalah. Jangan katakan padaku apa yang benar dan salah.” Chanakya seperti mengerti apa yang di pikirkan Ashok, “aku tahu kau berpikir kalau aku yang bertanggung jawab atas kematian ibumu dan aku merupakan alasan untuk semua kesulitan yang kau alami. Tapi satu hari nanti kau akan tahu, kenapa aku memilihmu.” Ashok bertanya, “apapun yang aku lakukan apakah ibu akan merasa bangga padaku?” Chanakya menyahut cepat, “ya! Kau akan mendapatkan penghargaan dari negerimu. Kau akan menjadi segalanya bagi tanahmu dari mulai sekarang.” Chanakya memberkati Ashok dengan menyentuh kepalanya. Lalu dia pergi di iringi oleh Radhagupta.

Sinopsis Ashoka SamratAakramak sedang selesai berlatih pedang. Ashok datang dan memberinya salam, “achari, anda benar. Kemarahan mengalihkan perhatian kita dari tujuan yang sebenarnya. Maukah anda mengajariku bagaimana tetap fokus pada misi dan bagaimana kosentrasi pada target yang di tuju seperti yang anda lakukan?” Aakramak tidak menjawab, dia menghampiri Ashok. Lalu dengan keras dia menaparnya. Ashok menjadi marah. Wajahnya terlihat geram dan tangannya terkepal. Aakramak melihat perubahan emosi itu dan terus mengawasinya. Perlahan namun pasti Ashok berhasil mengontrol kemarahannya dan dengan wajah sedih, dia hendak beranjak pergi ketika Aakramak berkata, “ini yang aku inginkan. Mengontrol kemarahanmu. Kemarahan bisa menghancurkanmu dan kedamaian dapat membuatmu menang. Jika kedamaian ini yang kau terapkan dalam misimu, maka kau tidak akan pernah gagal.” Ashok tersenyum mengerti. Aakramak bertanya, “kau mau berlatih sekarang?” Ashok mengangguk.

Raja Ji, Helena dan Agnisika sedang berbincang-bincang. Raja Ji memberitahu Helena kalau pekerjanya akan tiba di Patliputra besok. Helena tersenyum licik, “tak ada seorangpun yang akan menghentikan mereka.” Agnisika bertanya, “apa misi mereka?” Helena memberitahu Agni kalau para pekerja itu adalah tentara rahasia mereka. Helena bertanya pada Raja ji, “bagaimana dengan persenjataan?” Raja ji menjawab kalau senjata akan di selundupkan bersama semen dan bahan bangunan yang lain. Helena memperingatkan raja Ji agar berhati-hati dari Chanakya.

Prajurit Chanakya datang dan memberitahu kalau pekerja dan bahan bangunan dari Ujjain akan datang besok, “mereka memerintahkan saya agar tidak memeriksanya dan membiarkan mereka masuk ke Patliputra.” Chanakya langsung curiga, “pasti ada konspirasi. Kita akan lakukan pemeriksaan untuk memastikan.”

Aakramak melatih Ashok. Ashok memukul bola-bola yang di gantung dengan bersemangat hingga tongkatnya terjatuh. Tapi dia sangat berdedikasi dalam berlatih dan tidak segan-segan bertanya jika ingin tahu segala sesuatunya.

Pagi sudah tiba. Semua orang sudah bersiap di Arena. Ashok memasuki arena dan memberi salam pada para guru. Achari Kitasaraya berdiri dan berkata, “dari 15 siswa, 14 sudah bertarung kemarin. Hanya satu yang tersisa yaitu Ashoka. Setelah Ashoka bertarung, semua nilai yang di dapat akan menentukan 10 siswa yang akan maju ke level  berikutnya.” Achari kita mempersilahkan pertarungan agar segera di mulai. Aakramak memberi isyarat pada Ashok agar memasuki arena dan mengambil berkat dari tanah. Seorang prajurit menghampiri Ashok, memasang penutup mata dan memberikan tongkat. Tiga prajurit lain yang bersenjata obor siap melawan Ashok.

Di perbatasan, pakerja dan bahan bangunan dari Ujjain tiba. Prajurit tidak mengecek mereka tapi langsung mempersilahkan mereka memasuki Patliputra. Radhagupta yang datang kesana menanyai prajurit, “bagaimana kau tidak memeriksa barang-barang mereka?” Prajurit menjawab kalau mereka mempunyai izin untuk masuk tanpa di periksa. Radhagupta memebritahu kalau dia membawa perintah dari Chanakya untuk memeriksa setiap orang yang masuk perbatasan. Radha segera menyuruh prajuritnya memeriksa.

Pada Raja Ji dan Agni, Helena berkata kalau tak seorangpun yang boleh tahu tentang konspirasi mereka, “tidak juga Justin.” Agni bertanya, “kenapa? Kita melakukan semua ini untuk menjadikan Justin raja.” Helena menjawab, “saat ini membuat konspirasi ini berhasil adalah lebih penting. Kita harus mengetahui kelemahan kita. Justin akan di beritahu ketika waktunya sudah tepat.” Prajurit memberitahu Helena kalau Radhagupta telah menghentikan karavan atas perintah Chanakya. Helena terlihat cemas, “aku harap persenjataan kita tidak tertangkap.” Raja Ji dengan heran bertanya, “anda berjanji padaku bahwa mereka tidak akan di periksa. Anda tidak bisa memenuhi janji anda.” Helena menyahut, “entah mengapa, achari Chanakya tidak membiarkan aku sendiri..”

Ashok memulai pertarungan. Dia merasakan gerakan para prajurit. Dia merasa kalau mereka mencoba untuk menyerang dan mengalihkan perhatiannya. Ashok berusaha tetap fokus dan memperhitungkan setiap gerakannya. Melihat kelincahan Ashok dan kemampuannya menganalisa gerakan lawan, Sushim menjadi heran. Pikirnya, “darimana dia mendapatkan keahlian itu dalam satu malam?” Ashok terus bertarung. Mencoba mengindar dari serangan dan menjatuhkan meeka. Siamak dengan takjub berkata, “tidak akan ada yang percaya kalau dia adalah Ashok yang di larang ikut bertanding karena tidak memiliki kemampuan. Ashok berhasil mengalahkan dua prajurit dan tinggal satu lagi. Prajurit yang tersisa ini ternyata sangat lihai. Dia mematakan tongkatnay menjadi dua. Satu tongkat di gunakan untuk menganggu perhatian Ashok, satu lagi di gunakan untuk menyerang. Prajurit itu memukul Ashok dengan satu tongkatnya. Ashok menangkis tongkas itu. Dengan tongkat yang lain dia memukul kaki Ashok hingga dia terjatuh. Ashok menjerit, “ma..”

Dharma yang saat itu sedang menyuapi Drupat tersentak dan tertegun lama. Drupat bertanya, “ada apa?” Dharma mengatakan kalau dirinya merindukan anaknya. Drupat berkata, “dia pasti pergi ke skolah. AKu juga akan pergi ke sekolah untuk belajar bertarung.” Dharma bertanya, “kenapa hanya bertarung?” Drupat menjawab, “aku akan menjadi Samrat. jadi aku harus melindungi orang-otangku. Untuk melindungi mereka aku harus berperang.” Dharma memberitahu Drupat kalau ada satu keahlian yang bisa di gunakan oleh Drupat untuk melindungi rakyatnya. Drupat bertanya, “apa itu?” Dharma menjawab, “cinta. Dengan cinta dan kedamaian kau bisa membuat musuhmu menjadi teman. Dengan begitu tidak akan ada peperangan.” Drupat terkesan.

Subhrasi datang, dia mendengar apa yang Dharma katakan pada Drupat, “pemikiranmu sangat bagus. Kau berasal dari mana?” Dharma menjadi tegang. Untung ada pelayan datang untuk memberitahu kalau Ratu Noor dan maharani Charumitra akan datang ke kemarnya. Subhrasi meminta Dharma bersiap-siap untuk menyambut mereka. Dharma mengangguk.

Ashok terjerebab di tanah. Dia teringat ajaran Aakramak, “kalau kau terjatuh di tanah dan senjatamu hilang, maka jadilah pintar dan pertahankan dirimu sendiri.” Teringat nasehat itu, Ashok segera bangkit dan mengalihkan perhatian prajurit dengan meloncat ke sana dan kemari. Ashok merasa kakinya menyentuh tongkat, dia mengambil tongkat itu dan memukul prajurit yang tersisa. Aakramak dan Chanakya tersenyum melihat kecerdasan Ashoka. Sambil menangkis dan menyerang Ashok teringat apa yang telah di janjikannya pada Dharma, “ma, aku akan membuatmu bangga setelah aku menyelesaikan pelajaranku.” Dia teringat apa yang di katakan Chanakya bahwa orang biasa akan tetap menjadi biasa sampai mamapu menaklukan kejahatan. Serta apa yang di katakan Aakramak semalam tentang memanfaatkan kemarahan untuk berkonsentrasi pada misi. Ashok dengan semangat membara memukul prajurit hingga dia terjerebab kalah…. Sinopsis Ashoka Samrat episode 60 by Jonathan bay