Sinopsis Ashoka Samrat episode 58 by Jonathan Bay. Dharma melarikan diri dari kejaran prajurit Mir Khorasan. Prajurit terus mengejarnya. Dharma sembunyi di belakang pilar. Prajurit kehilangan jejak, tapi tidak putus asa. Untuk mengalihkan perhatian para parjurit, Dharma membuang gelang kakinya kesatu arah dan berlari ke arah yang lain. Prajurit akhirnya berpencar untuk menemukannya. Malihat ada pintu terbuka, Dharma segera masuk kedalamnya. Dalam kamar itu ada Drupat yang sedang bergaya seperti samrat sambil memegang sebilah pedang. Dharma bersembunyi di dalam kamar itu. Prajurit tiba di depan kamar Drupat. Dharma tidak bisa keluar. Kasturi melihat semua itu dengan was-was apalagi saat melihat Dharma sembunyi di kamar Subhrasi. Dharma dan Kasturi saling bertukar tatap. tapi prajurit masih tetap berdiri di depan kamar Subhrasi sehingga dia tidak bisa kemana-mana. Dharma masuk lagi ke kamar Subhrasi, alangkah terkejutnya dia saat melihat Drupat berdiri di atas lemari dan meloncat turun. Dharma dengan cemas segera berlari untuk menangkap tubuhnya. Suara pedang yang terpental menarik perhatian prajurit yang berdiri di luar, mereka bergegas menyerbu kamar Subhrasi.
Drupat membuka matanya dan menatap Dharma sambil tersenyum. Para prajurit bertanya pada Dharma, “apakah kau melihat pelayan yang lari dari dapur?” Dharma menjadi panik. Untung Subhrasi datang. Melihat ribut-ribut di kamarnya, Subhrasi bertanya, “ada apa ini?” Drupat memberitahu ibunya kalau dirinya hampir jatuh dan Dhrama telah menyelamatkannya. Subhrasi bertanya pada Dharma, “siapa kau?” Dharma menjawab kalau dirinya pelayan baru. Subhrasi melihat prajurit yang masuk ke kamarnya tanpa permisi dan mengusir mereka. Merekapun meninggalkan kamar Subhrasi. Subhrasi mengucapkan terima kasih pada Dhrama, “aku berterima kasih padamu karena telah menyelamatkan putraku. Anakku menyukaimu. Mulai sekarang kau akan menjadi pelayannya.” Dharma tak tahu harus berkata apa, dia hanya bisa mengangguk saja. Dharma memberi isyarat pada Kasturi yang bersembunyi di balik pilar agar segera pergi.
Prajurit memberitahu Khorasan kalau mereka gagal menangkap pelayan itu karena dia terlalu pintar. Khorasan memarahi prajuritnya, “kalian tidak bisa menangkap seorang wanita? Sungguh memalukan!” Khorasan bepikir, “aku yakin dia bukan wanita biasa, dia pasti mata-mata achari Chanakya.”
Kasturi memberitahu apa yang sudah terjadi pada Dharma. Chanakya mengatakan kalau itu hal yang bagus karena Khorasan tidak dapat menangkap dewi Subhadragi. Kasturi merasa kalau Khorasan menaruh kecurigaan, sehingga dia pasti tidak akan tinggal diam. Chanakya menyuruh Kasturi membiarkan Dharma menjadi pelayan Subhrasi untuk beberapa waktu ini, “dia harus bertemu dengan anaknya juga suatu saat nanti.” Kasturi menurut. Chanakya bertanya apakah radhagupta tahu apa yang harus di lakukannya?” Radhagupta mengangguk dan beranjak pergi. Dia menemui pelayan Subhrasi, memberinya uang dan menyuruhnya untuk meninggalkan istana. Pelayan itu menurut.
Khorasan mendatangi Chanakya dan berkata, “aku pergi ke dapur dan aku mencurigai salah seorang pelayan sebagai mata-matamu.” Chanakya dengan kalem menjawab, “kita harus mengambil langkah-langkah untuk mengamankan magadha.” Khorasan memprotes kalau itu adalah pekerjaannya. Chanakya menyahut, “kau melawan musuh dari luar sedangkan aku mengawasi musuh dari dalam.” Khorasan dengan rasa tidak puas menjawab, “aku bahkan punya mata-mata untuk mengawasi anda.” Dengan kesal Khorasan meninggalkan Chanakya. Chanakya memanggil Kasturi agar pergi melindungi Dharma. Kasturi pun pergi. Chanakya berpikir, “sekarang aku punya 2 masalah, mencari tahu apa konspirasi dari raja Ji dan dewi Helena, dan bagaimana penampilan Ashok di kompetisi sekolah.”
Semua siswa yang menjadi peserta berkumpul. Aakramak memberitahu siswa kalau mata mereka akan di tutup dalam perang buta, “lalu tiga prajurit akan menyerang kalian. Dan kalian harus melindungi diri kalian sekaligus memberikan perlawanan.” Tiga orang prajurit datang dengan 3 tongkat yang menyala. Aakramak berkata, “kalian akan di katakan sebagai pemenang setelah melihat kecerdasan kalian. Kompetisi akan di gelar sampai malam. Dan jika bertarungan belum habis maka akan di lanjutkan esok hari. Jika mata kalian terutup, maka gunakan kecerdasan dan pikiran kalian untuk melawan. Orang yang memenangi kompetisi ini akan maju ke level berikutnya.”
Sushim berkata kalau dirinya akan memenangkan kompetisi ini apapun caranya. Siamak juga punya target sendiri, yaitu dia ingin mengalahkan Sushim dan menjadi juara pertama. Ashok berdoa semoga dari 10 nama siswa yang akan masuk kelevel berikutnya, namanya juga masuk dalam daftar itu.
Achari Shrist memgumumkan kalau kompetisi perang buta di mulai. Sushim yang pertama kali maju. Ahenkara ikut menonton. Sebelum melangkah masuk ke arena, Sushim menyentuh tanah. Prajurit menutup mata Sushim dan memberinya tongkat. lama pertarungan di tentukan dengan menggunakan jam air. Untuk bisa dianggap pemenang, peserta harus mengalahkan prajurit sebelum mangkok penuh oleh air.
Sushim berdiri ditengah arena di kelilingi oleh tiga prajurit pemegang obor. Mereka memutar-mutar tongkat obornya siap menyerang Sushim. Sushim menangkis serangan mereka dan melakukan serangan balik. Satu persatu prajurit itu di kalahkan oleh Sushim. Prajurit terakhir coba bertahan tapi Sushim melemparnya keluar dan menang. Ahenkara bersorak dan memuji Sushim, “ini adalah penampilan yang sangat bagus.” Sushim sambil tersenyum bangga menyahut, “ketika gadis cantik melihatmu maka kau harus menampilkan yang terbaik.” Ahenkara tersipu malu. Sushim duduk di samping Ahenkara.
Selanjutnya giliran Siamak. Matanya pun ditutup. Dia menghajar prajurit yang menyerangnya. Tapi seorang prajurit berhasil memukulnya hingga jatuh. Siamak bangkit dan menyerang kembali. lalu dengan satu kali pukulan serentak, dia berhasil mengalahkan prajurit-prajurit itu. Semua bersorak untuknya. Achari Kita memuji penampilan Siamak. Selanjutnya adalah giliran Subbu. Prajurit berhasil memukulnya. lalu maju peserta yang lain..yang lain.. hingga tiba giliran Ashok.
Aakramak menyuruh Ashok maju untuk bertarung. Achari Shrist menyarankan agar pertarungan di lanjutkan besok, karena malam sudah akan tiba. Tapi achari Kita menolak, “tak perlu menunggu besok, achari, dia tidak akan bertarung dalam waktu yang lama. Kita akhiri hari ini saja.” Chanakya datang terlambat. Dia bertanya pada Aakramak, “apakah aku terlambat?” Aakramak menjawab, “anda datang di waktu yang tepat.”
Ashok masuk ke arena, dia mengamati wajah-wajah prajurit yang menjadi lawannya satu persatu. Mata Ashok kemudian di tutup. Pertarungan pun di mulai. Prajurit menyerang Ashok, ashok dapat menangkis mereka. Tapi sebagian dari serangan itu mengenai tubuhnya dan diapun terjatuh. Tapi dengan semangat yang tinggi Ashok selalu bisa bangkit lagi. Pertarungan berjalan lama. Matahari sudah hampir tenggelam ketika Achari Shrist menghentikan pertarungan, “ashok akan melanjutkan pertarungannya besok.” Para prajuritpun meninggalkan arena. Ashok membuka tutup matanya. Siamak berlari menghampirinya, “ashok, kau baik-baik saja?” Ashok menjawab, “aku sudah mencoba yang terbaik, tapi aku tidak bisa mengalahkan mereka.” Ahenkara dan Sushim menghampiri Ashok. Ahenkara berkata, “kau akan kalah besok…” Ashok membalas, “kau meramal masa depan juga?” Ahenkara menyahut, “aku akan menyaksikan kau di bawa ke klinik besok…!” Sinopsis Ashoka Samrat episode 59 by Jonathan Bay.