Sinopsis Ashoka Samrat episode 118 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 118 by Sally Diandra.  Para rakyat mengelu elukan nama Justin dan Raja Jiraj sebagai penghianat “Penghianat ! Penghianat ! Penghianat !” Ashoka berada disana melihat semua ini dan dilapangan berikutnya Ashoka melihat Sushima sedang mengatur para prajuritnya agar berjaga jaga selama hukuman mati untuk Justin dan Raja Jiraj berlangsung, Sushima juga menyuruh Ashoka untuk mengatur sebagian prajurit yang lain yang dibawah pimpinannya. Dari atas balkon Bindusara sudah siap menanti eksekusi hukuman mati Justin dan Raja Jiraj dilakasanakan, saat itu perdana menteri Khalatak dan Charumitra menemani Bindusara “Aku lihat sepertinya pangeran Sushima telah berubah, Samrat ! Dia lebih bertanggung jawab, dia berlatih untuk menjadi seorang ksatria” puji Khalatak, saat itu Bindusara memang bisa melihat dengan mata kepala sendiri ketika Sushima sedang mengatur para prajuritnya untuk berjaga jaga di seputaran arena eksekusi mati Justin dan Raja Jiraj di halaman istana “Dia telah menyadari bahwa Magadha membutuhkannya, bagaimana ayahnya menginginkan dia berada disampingnya” Charumitra ikut menambahkan pujian untuk Sushima didepan Bindusara, namun Bindusara hanya diam saja dan bertanya “Dimana Siamak ?”, “Setelah penyerangan itu, Siamak menjadi sangat ketakutan, dia selalu duduk dipojok ruangan dan sekarang ketika dia tahu gurunya yaitu Justin adalah penghianat Magadha, Siamak rupanya patah hati” ujar Charumitra

Sementara itu di kamar Siamak, Khurasan menemui Siamak dan menunjukkan sebuah pil tidur “Tidak lama lagi Justin akan diberikan hukuman mati, Siamak ,,, kamu tidak akan bisa menghadapi penderitaan ini, jadi ambilah pil ini” ujar Khurasan “Aku tidak memerlukan itu, kakek”, “Ibumu saja sudah patah hati, dia tidak akan tega melihat kamu menangis, ambil pil ini maka emosimu akan terkontrol dengan baik” Siamak akhirnya menuruti anjuran kakeknya untuk meminum pil tersebut, tepat pada saat itu Noor menemui mereka pada saat Siamak mulai jatuh pingsan, Noor kaget melihat kondisi anaknya “Bapa, kenapa kamu menyuruhnya untuk meminum pil itu ?” Khurasan tidak menjawab malah dia juga memaksa Noor untuk meminumnya dan berkata “Aku tahu kamu akan melihat Justin sekarat, kamu akan menceritakan semua perasaanmu didepan Bindusara, aku sebenarnya ingin melihat Siamak melihat Justin yang sekarat tapi aku tidak mau mengambil resiko, aku adalah ayah kalian semua, aku tidak bisa berfikiran buruk tentang kalian berdua” saat itu Noor dalam keadaan antara sadar dan tidak ketika Khurasan mengatakan itu semua dan tak lama kemudian Noor pun akhirnya jatuh pingsan dan tertidur, Siamak pun telah tertidur pulas.

Ashoka samrat coverDi depan penjara semua rakyat mengelu elukan Justin dan Raja Jiraj sebagai penghianat “Penghianat ! Penghianat ! Penghianat !” tepat pada saat itu Justin dan Raja Jiraj telah keluar dari penjara dikawal oleh Aakramak dan para prajurit yang lain, saat itu Sushima dan Ashoka juga berada disana “Ini semua karena kebodohanmu, Justin !” ujar Raja Jiraj kesal “Jika kamu tidak menemui aku di Mandir maka aku tidak akan tertangkap sekarang !” dari tempatnya berdiri Sushima berkata pada dirinya sendiri “Para penghianat ini seharusnya dihina sedemikian buruk !” sementara Ashoka merasa kasihan melihat Justin dan Raja Jiraj diperlakukan buruk seperti itu.

Para pelayan istana sedang bersiap siap hendak menuju ke tempat eksekusi hukuman mati untuk melihat para penghianat di hukum mati, ditengah koridor istana mereka bertemu dengan Dharma “Shevika, kamu tidak ikut bersama kami maka dengan begitu kita bisa menceritakan pada semua orang di masa depan nanti bagaimana seorang penghianat dihukum mati” ujar salah satu pelayan “Apa yang akan kamu ceritakan bahwa kita telah membalas dendam pada mereka dengan cara mereka sendiri ? Apa bedanya kita dengan mereka ? Tidak ada seorangpun yang memikirkan kalau mereka mempunyai keluarga juga, bagaimana perasaan putri Ahenkara ? Ayahnya akan mati dan pikirkan juga ibu suri Helena, dia adalah seorang ibu, aku tahu kalau itu adalah kesalahannya pangeran Justin tapi mengapa ibu suri Helena bersedia menghadapi penderitaan ini ? Ini tidak benar” para pelayan hanya tertegun mendengar ucapan Dharma “Shevika, kamu ini berbicara sepertinya mereka itu tidak bersalah, jika mereka berhasil melaksanakan rencana mereka maka kita semua pasti mati sekarang !” Dharma menatap mereka den gan perasaan sedih “Tapi hukuman macam apa ini ? Mereka melakukan ini semua karena mereka tidak berfikir bahwa hak hak mereka telah dirampas, hukuman seharusnya diberikan pada mereka dengan cara yang benar, hukuman membuat kamu belajar akan kesalahanmu, dengan membunuh orang lain itu bukan hukuman” tepat pada saat itu Charumitra menghampiri mereka “Berani benar kamu menyalangkan pertanyaan seperti itu pada Samrat Bindusara ? Aku bisa saja memberikan hukuman padamu untuk hal ini, kamu itu pelayan jangan bicara seperti layaknya seorang Maharani !” ujar Charumitra marah, Dharma hanya diam saja dan tak lama kemudian Subhrasi menghampiri mereka dan berkata “Maharani Charumitra, Samrat Bindusara telah menunggu kita, ayoo kita kesana” Charumitra memandang Dharma tajam kemudian berlalu dari tempat tersebut.

Semua rakyat masih terus mengelu elukan Justin dan Raja Jiraj yang seorang penghianat Magadha, tidak hanya cacian yang mereka terima namun semua rakyat Magadha juga melempari mereka dengan lumpur dan batu batuan hingga pakaian yang mereka kenakan kotor, Ashoka tidak tahan melihat kedua orang itu di perlakukan seperti itu, Ashoka segera menemui Chanakya yang saat itu melihat kejadian ini semua dari atas jendela kamarnya bersama Radhagupta “Chanakya, kenapa kamu tidak melakukan apa apa melihat semua ini ? Ini tidak benar, bagaimana bisa rakyat sangat menikmati kematian seseorang ? Seharusnya ada batasan meskipun itu hukuman mati sekalipun” ujar Ashoka sedih “Rakyat saat ini sangat emosi, Ashoka ,,, mereka tidak bisa berkompromi dengan rasa hormat mereka pada seorang penghianat, apa yang mereka tunjukkan dengan melawan Justin dan Raja Jiraj itu adalah kebencian pada kedua orang itu, mereka berdua telah membuat suatu rencana yang berbahaya, mereka ingin membunuh keluarga kerajaan dalam sekejap, berapa banyak orang yang tidak bersalah telah mati dalam konspirasi ini, dengan memberikan mereka hukuman mati ini untuk memberikan pesan pada siapa saja agar tidak seorangpun yang berfikir untuk melakukan perbuatan seperti ini lagi” Ashoka hanya diam mendengarkan penjelasan Chanakya “Jika kita tidak memberikan hukuman maka semua orang agar melanggar batasannya, akan ada banyak huru hara dimana mana, jika ada peraturan maka sebuah negara akan mencapai puncak kejayaannya”, “Aku tidak bisa mengerti apa apa, perlakuan kebencian itu yang mengkhawatirkan aku, apa yang terjadi saat ini itu tidaklah benar” ujar Ashoka kemudian berlalu meninggalkan Chanakya.

Sementara itu Helena masih berada dikamarnya, Helena mendengar teriakan rakyat Magadha yang mencaci maki Justin dan Raja Jiraj, Helena hanya bisa menangis, tak lama kemudian Helena mengenakan mahkotanya dan memandang bayangannya sendiri pada pantulan air yang terletak di dalam baskom, airmata Helena jatuh ke dalam baskom dan tiba tiba muncul jiwa Helena yang berbicara dengannya “Rajmata Helena, ketika kamu mengenakan mahkota itu pertama kali, kamu mengambil sumpah bahwa kamu akan mendapatkan apa yang pantas kamu dapatkan dan keluarga Maurya tidak akan bisa menang atas dirimu tapi lihat kamu yang kalah sekarang” Helena segera mengambil belati yang ada disampingnya dan di iriskan tangannya sedikit dengan belati itu hingga darahnya pun keluar dan menetes pada air di dalam baskom, air itu langsung berubah warnanya menjadi merah “Dalam perang ini seorang ibu telah kalah tapi perang masih terus berlanjut !” ujarnya dingin dan meninggalkan kamarnya.

Saat itu Bindusara bersama Charumitra dan Subhrasi sudah ada di balkon istana yang menghadap ke halaman dimana eksekusi itu dilakukan, Khalatak dan Khurasan juga ada disana “Dimana Maharani Noor ?” Subhrasi rupanya penasaran begitu Noor tidak ada disana bersama mereka “Siamak sedang tidak enak badan jadi Noor sedang menemaninya saat ini” Khurasan mencoba memberikan penjelasan “Memang tidak mudah untuk menerima kenyataan, itulah mengapa ibu suri Helena juga tidak hadir saat ini, hari ini dia lebih mementingkan perasaannya sebagai seorang ibu daripada seorang Ratu” sela Charumitra sinis “Kamu salah sangka tentang dia, Maharani Charumitra” ujar Bindusara, tepat pada saat itu Helena nampak berjalan kearah mereka, semua orang terkejut melihatnya. Ketika Helena sampai di balkon, dari bawah Nicator melihatnya dengan tatapan nanar dan tak lama kemudian Justin dan Raja Jiraj telah sampai di halaman istana, Ahenkara juga ada disana, Ahenkara menangis sedih melihat ayahnya yang sebentar lagi akan di hukum mati. Helena melihat kearah Justin dengan tatapan mata yang tajam dan tegas, raut mukanya serius, Bindusara bisa melihatnya dengan jelas dan teringat ketika Helena meminta padanya untuk membunuh Justin dengan tangannya sendiri… Sinopsis Ashoka Samrat episode 119 by Sally Diandra.

.