Sinopsis Ashoka Samrat episode 104 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 104 by Sally Diandra. Masih di ruang sidang kerajaan Magadha, Chanakya masih mengutarakan pendapatnya “Ibu Suri Helena juga bisa terlibat dalam konspirasi ini karena dia sangat senang dengan pernikahan ini” Justin kelihatan cemas dan segera berteriak “Acharaya Chanakya !” Justin marah dan tidak terima ibunya juga dicurigai “Bagaimana bisa kamu mencurigainya ? Dia selalu melayani Magadha, dia terluka dalam insiden ini” Justin mulai angkat bicara “Tidak ada seorangpun yang meragukan dia tapi dia lah yang membawa lamaran ini, mungkin seseorang membodohinya” ujar Bindusara “Meskipun kamu tidak bisa mencurigainya, kakekku Nicator juga terluka dalam kejadian ini, aku menyelamatkan pangeran Drupata, jika kami terlibat dalam kejadian ini maka kami pastinya akan lari dari istana tersebut tapi kita semua ada disini bersama kamu, Samrat !” semua orang hanya terdiam mendengarkan pendapat Justin “Sampai Raja Jiraj tidak bisa ditangkap, kita tidak bisa mengatakan siapapun yang ada di belakang semua ini, Ahenkara saat ini sedang shock, kita tidak bisa menanyakan apapun padanya sekarang, aku ingin menemukan kebenaran dan aku akan mencarinya maka aku perintahkan sampai kebenaran itu belum ada, tidak ada seorangpun yang ada disini yang boleh pergi ke Patliputra” Justin dan Nicator saling melirik satu sama lain “Seseorang yang mempunyai niat baik untuk Magadha akan mengikutinya, aku melakukan hal ini hanya untuk Magadha, aku mengawasi setiap orang dan seseorang yang terbukti sebagai penghianat akan diberi sebuah hukuman agar semua orang mengingatnya !” suara Bindusara terdengar menggelar di telinga setiap orang “Chanakya, siapa yang akan mencari Raja Jiraj ?” Chanakya menghela nafas dalam “Aakramak yang lebih pantas melakukan hal itu, Samrat” Khurasan tidak suka mendengar hal ini

Ashoka samrat cover“Apa ? Aakramak ?” sela Khurasan “Bagaimana bisa dia lebih baik daripada aku ?” Khurasan terlihat kesal dan menahan marah “Ini tentang perhatian, Aakramak telah menyelamatkan aku di istana itu maka dia lebih pantas untuk hal ini, perdana menteri berikan pekerjaan ini pada Aakramak dan berilah bantuan padanya” ujar Bindusara “Baik, Samrat” sesaat perdana menteri terdiam seperti hendak mengutarakan sesuatu “Maafkan hamba, Samrat ,,, semua orang disini di curigai terlibat dalam konspirasi ini tapi mengapa Chanakya tidak ?” perdana menteri mulai mengeluarkan pendapatnya “Chanakya telah memperingati aku berulang kali tentang rencana pernikahan ini dan dia juga telah di culik !” semua orang yang hadir disana termasuk si perdana menteri nampak tidak suka dengan jawaban Bindusara, semuanya kesal dan menahan marah terutama Khurasan yang kembali mengutarakan pendapatnya “Mungkin dia berpura pura seperti itu hanya untuk menyelamatkan dirinya dari lingkaran kecurigaan” sela Khurasan kesal “Jangan lupa dia itu adalah guruku dan ayahku ! Dia yang telah menunjukkan jalan ke ayahku dan kita semua ada disini hanya karena dia dan kalian mencurigainya ? Jangan pernah lakukan hal ini lagi !” semua orang terdiam dalam pikiran mereka masing masing, mereka nampak tidak suka Bindusara membela Chanakya habis habisan.

Di balai pengobatan istana, Dharma sedang membalurkan salep di bahu, lengan dan telapak tangan Ashoka yang terluka, Ashoka nampak kesakitan, Dharma menangis tidak tega melihat penderitaan Ashoka “Ini tidak ada apa apanya, ibu ,,, aku pernah melihat luka yang sangat besar daripada yang ini” Ashoka mencoba menenangkan ibunya “Apakah kamu takut, nak ?” Ashoka tersenyum “Seorang ksatria harus bisa menghadapi ketakutan, ibu” Dharma menatapnya haru “Sejak kapan kamu mulai tumbuh dewasa seperti ini ? Ibu tidak bisa percaya kalau kamu adalah anakku yang biasanya tidur dalam pangkuan ibu” Ashoka segera membaringkan kepalanya dipangkuan ibunya seraya berkata “Aku masih sama, ibu ,,, aku masih Ashoka ibu” Dharma semakin terharu memandang anak semata wayangnya ini “Beberapa ibu merasa bangga melihat anaknya mendapatkan pujian dari semua orang, caramu mengurus semuanya, caramu menyelamatkan orang orang itu menunjukkan bahwa kamu memang seorang anak yang mulia, nak ,,, dan seorang manusia, ibu yakin kamu pasti akan menjadi seorang ksatria besar Magadha” ujar Dharma sambil membelai rambut Ashoka, Ashoka segera meraih tangan ibunya dan dipegangnya erat “Aku merasa bersalah ketika aku kalah dalam kompetisi itu dan tidak bisa membuat ibu bangga tapi sekarang semuanya baik baik saja” Ashoka menangis haru karena bisa membuat ibunya bangga “Ibu sangat bahagia, nak ,,, kamu bisa bertanya semuanya pada ibu” Ashoka langsung bangun dan berkata “Semuanya, ibu ?” Dharma mengangguk, sesaat Ashoka seperti hendak menanyakan sesuatu namun diurungkan niatnya itu “Aku akan menanyakannya pada saat yang tepat, ibu” ujarnya sambil tersenyum

Di kamar Justin, Justin sedang berunding dengan kakeknya Nicator “Kakek, anak buah Chanakya pasti bisa menemukan Raja Jiraj, jika dia tertangkap maka dia akan menceritakan semuanya pada Bindusara dan Bindusara pasti akan mencurigai aku juga, apakah kakek punya ide dimana Raja Jiraj berada ?” saat itu Nicator sedang duduk di kursi sambil memikirkan sesuatu sambil minum segelas anggur sedangkan Justin berdiri disebelahnya dengan perasaan gelisah memikirkan konspirasi mereka yang mungkin bisa saja terbongkar “Aku telah mengatakan padanya bahwa kita akan bertemu di Mandir (kuil) dimana Helena biasanya pergi ke sana tapi aku kira dia mungkin tidak akan pergi kesana, semuanya telah berakhir saat ini, kami tidak akan bisa melihat kamu sebagai seorang Samrat sekarang” Justin berjalan mondar mandir seperti orang bingung, sementara Nicator juga gelisah “Aku merasa terjebak dengan semua keadaaan ini ketika aku tidak terlibat dalam konspirasi ini, aku hampir saja kehilangan kekasihku karena kalian semua tapi aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi lagi” ujar Justin kesal kemudian berlalu dari tempat tersebut, Nicator yang saat itu sedang mabuk berkata “Kamu memang bodoh, Justin ! Lebih baik mati sebagai seorang penghianat daripada kehilangan kekasih !”

Di kamar Noor, Khurasan menemui Noor disana “Noor, Bindusara saat ini sedang mengawasi semua orang, jadi berhati hatilah dan jangan main sembunyi sembunyi dengan Justin terlebih dahulu” Khurasan mencoba memperingati anaknya “Ayah lebih baik memikirkan bagaimana menemukan Dharma secara sembunyi sembunyi”, “Aku tidak melihat Dharma keluar dari istana,mungkin dia mati di dalam istana yang terbakar itu” Noor nampak cemas “Bisa jadi mungkin dia masih hidup, ayah dan itu tidak akan baik untuk kita !” Khurasan juga semakin gelisah “Bindusara mencurigai aku juga, bahwa aku bisa saja berkonpisrasi membakar dirinya dan anak anaknya dalam istana itu, aku tidak akan pernah bisa bertindak sekejam seperti itu” ujar Khurasan geram “Sangatlah penting bagimu untuk menemukan Dharma dan membunuhnya, ayah ,,, atau dia akan menceritakan semuanya pada Bindusara bahwa kamu berusaha untuk membunuhnya beberapa kali” ujar Noor cemas

Dharma menemui Chanakya dikamarnya sambil memberikan obat untuk Chanakya “Chanakya, Samrat Bindusara dan panglima Khurasan melihat aku di istana yang terbakar itu, Khurasan kembali berusaha ingin membunuhku lagi, lalu Ashoka membawa kamu ke hadapan Samrat untuk menanyakan tentang siapa ayahnya, aku takut dengan semua ini” Dharma gelisah “Aku ingin Ashoka membuktikan dirinya sendiri dan kemampuannya maka aku akan mengatakan kebenarannya pada Samrat Bindusara, aku telah memutuskan ketika Ashoka memenangkan kompetisi itu, aku akan membawa dia ke hadapan Samrat Bindusara” Chanakya menjelaskan ke Dharma “Tapi setelah semua itu berakhir, Samrat mengira kalau pangeran Sushima lebih pantas disebut sebagai seorang ksatria tapi hari ini Ashoka telah membuktikan dirinya sendiri bahkan Samrat Bindusara juga terkesan padanya tapi kita masih belum bisa menceritakan kebenarannya pada Samrat karena situasinya kurang kondusif, kita masih harus sabar menunggu untuk beberapa waktu terlebih dulu sampai situasinya memungkinkan” ujar Chanakya

Di sekolah anak bangsawan, Guru mengatakan pada anak anak bahwa Bindusara akan berbicara dengan anak anak, saat itu Bindusara sudah berada di sana didepan barisan anak anak yang berkumpul bersama para guru dan Chanakya “Anak anak aku ingin memberitahukan pada kalian semua bahwa semuanya telah membaik saat ini dan aku senang karena masa depan Magadha telah bersinar, beberapa anak anak dari sekolah ini telah membuktikan bahwa mereka akan selalu siaga menyelamatkan Magadha” kemudian Bindusara memberikan koin emas untuk Vasu dan Subaho sebagai ucapan terima kasih atas usaha keras mereka menyelamatkan orang orang pada saat kejadian kebakaran istana, Vasu dan Subaho sangat senang menerimanya, semua yang hadir disana juga tersenyum senang “Sekarang aku akan mengatakan tentang seorang anak yang dengan kemampuannya, dengan keberaniannya berhasil membuktikan bahwa tidak ada kejahatan yang akan menang, dia tidak hanya menyelamatkan keluarga kerajaan tapi juga banyak orang” semua orang tersenyum termasuk Ashoka “Hanya ada satu orang yang pantas untuk di sebut sebagai ksatria besar Magadha, dialah ,,, Ashoka !” semua orang melirik kearah Ashoka dengan perasaan senang, Siamak juga sangat bangga ketika Ashoka mendapat kehormatan tersebut bahkan Acharaya Kitasarya yang biasanya memandang sebelah mata pada Ashoka kali ini memujinya “Anda benar, Samrat ,,, anak ini memang memiliki sesuatu dalam dirinya, dia pasti akan menjadi seseorang yang hebat ! Ashoka, silahkan maju ke depan” Ashoka menuruti permintaan Acharaya Kitasarya menuju ke hadapan Bindusara kemudian memohon restu sambil bersimpuh di kaki Acharaya Chanakya dan Acaharya Kitasarya, mereka merestui Ashoka, Ashoka kembali ke depan Bindusara dan memohon restu, Bindusara merestuinya dan ketika Ashoka berdiri, Bindusara membuka tangannya untuk memeluk Ashoka, Ashoka segera menghambur dalam pelukkan Bindusara, ayah dan anak yang tidak menyadari pertalian darah mereka yang begitu kuat ini saling berpelukkan dan tersenyum bahagia, sementara Sushima yang melihat keakraban mereka berdua, dibakar api cemburu dan kebencian “Keberanian yang telah kamu tunjukkan kemarin memaksa aku untuk memberikan sebuah hadiah yang sangat penting dan hanya seorang ksatria sejati Magadha yang pantas menerima pedang kerajaan Chandragupta Maurya !” Bindusara memberikan kode pada pelayannya untuk membawa pedang itu kedepan, semua orang yang hadir disana segera memberikan jalan ketika pelayan membawa pedang tersebut, Sushima yang melihatnya semakin kesal dan marah, dirinya merasa hal ini tidak adil dan ketika pedang itu hendak diberikan pada Ashoka, tiba tiba terdengar suara keberatan dari arah belakang “Tunggu sebentar, Samrat !” ketika mereka semua menoleh ternyata Sushima yang mengutarakan keberatan tersebut… Sinopsis Ashoka Samrat episode 105 by Sally Diandra.

.