Sinopsis Ashoka Samrat episode 103 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 103 by Sally Diandra. Semua orang berhasil keluar dari ruang bawah istana yang terbakar, saat itu asap berada dimana mana membuat mereka semua terbatuk batuk “Dimana Samrat Bindusara ?” Subhrasi mulai mencari cari suaminya, semua orang pun panik karena Bindusara tidak terlihat bersama mereka “Maharani, Ashoka telah masuk ke dalam untuk mencari seseorang yang mungkin masih tertinggal di dalam ruang bawah tanah istana” Vasu mencoba menenangkan mereka semua yang mulia panik, sementara itu Helena terlihat tersenyum penuh arti pada Nicator, dia berharap Bindusara mati didalam sana

Di dalam ruang bawah tanah, Ashoka sedang menangisi Bindusara yang hanya terbaring lemas kekurangan oksigen, tiba tiba Bindusara terbatuk batuk dan mulai sadar dari pingsannya, Ashoka menyeringai senang ketika rajanya telah membaik, Ashoka segera membantu Bindusara mengenakan mahkotanya dan membantunya untuk berdiri, kemudian mereka berdua meninggalkan tempat tersebut.

Dari kejauhan Chanakya, Radhagupta dan Dharma melihat semua anggota kerajaan keluar dari ruang bawah tanah “Chanakya, mengapa Ashoka tidak juga keluar dari ruang bawah tanah itu ?” Dharma mulai cemas “Samrat Bindusara juga tidak keluar dari sana” sela Radhagupta, tepat pada saat itu istana mulai runtuh ke bawah, semuanya nampak panik dan khawatir tapi tak lama kemudian Ashoka keluar dari ruang bawah tanah sambil memapah Bindusara, semua orang akhirnya lega melihat kedatangan mereka berdua. Dari kejauhan Dharma menangis bahagia “Seorang ksatria tidak akan pernah kalah” ujar Chanakya bangga melihat perjuangan Ashoka, Sushima yang melihat kemunculan ayahnya bersama Ashoka berusaha untuk membantu ayahnya, begitu pula Siamak dan Drupata semuanya mendekat kearah Bindusara, Bindusara senang anak Ashoka samrat coveranaknya selamat, Ashoka melepaskan pegangan tangannya di Bindusara “Anda baik baik saja, Samrat ?” Aakramak membuka pembicaraan, Bindusara hanya menganggukkan kepalanya “Terima kasih, Ashoka ,,, karena kamu telah menyelamatkan ayahku” ujar Siamak “Ashoka telah menyelamatkan kita semua !” teriak Subaho lantang kemudian Subaho dan Vasu segera mengangkat tubuh Ashoka keatas dan berteriak kegirangan “Hidup Samrat Ashoka ! Hidup Samrat Ashoka !” semua orang tersenyum melihatnya. Dari kejauhan Chanakya yang juga melihat semua ini berkata pada Dharma “Takdir tidak dapat di curangi !” Dharma masih menangis bahagia “Aku sekarang bisa mengerti apa yang Ashoka punyai dalam dirinya, jika kamu tidak membawa Ashoka kesini maka siapa yang akan menyelamatkan dinasti Maurya dan Samrat Bindusara ? Aku melihat seorang anak dalam diri Ashoka tapi kamu melihat seorang Raja besar dalam dirinya” ujar Dharma bangga. Saat itu di bawah di antara kerumunan anggota keluarga kerajaan yang selamat tiba tiba saja Helena jatuh pingsan, Bindusara yang melihat semua ini segera menolongnya. Dari tempat Chanakya berdiri, Chanakya berkata “Sekarang saatnya untuk berbicara dengan Samrat Bindusara” kemudian mereka berlalu dari sana

Setibanya di istana, di sebuah ruangan nampak anak anak anggota keluarga kerajaan yang selamat sedang berkumpul disana, Vasu dan Subaho mulai menceritakan pada mereka tentang aksi Ashoka yang menyelidiki permasalahan ini dari dulu dan bagaimana dia menyelamatkan semua orang “Ashoka, apa yang telah kamu lakukan hari ini, tidak ada seorangpun yang bisa melakukannya” Siamak memuji Ashoka “Tapi sayangnya banyak orang harus mati didalam istana itu, aku berharap aku bisa menyelamatkan mereka juga” Ashoka merasa sedih sambil duduk di tepi jendela “Tapi jika kamu tidak melakukan ini semua, apa yang akan terjadi pada kami, kami mungkin tidak akan hidup, bagaimana jika ini terjadi lagi ?” Siamak cemas “Hal ini tidak akan terjadi lagi, Samrat Bindusara akan memastikan hal itu dan ketika kamu menjadi seorang Samrat maka aku akan bersamamu sebagai panglima perangnya !” tepat pada saat itu Sushima masuk ke ruangan tersebut dan berkata “Mimpi itu sangat indah untuk dilihat tapi kamu sebaiknya jangan mempercayainya” Sushima kembali mengejek Ashoka “Lebih baik hidup dengan mempunyai beberapa impian dari pada merasa lebih percaya diri” Ashoka membalas ejekan Sushima “Aku adalah lawan untuk seorang Samrat !”, “Itu benar ! Tapi kamu tidak melakukan apapun untuk menjadi seorang Samrat !” ejek Ashoka geram “Apa yang kamu lakukan itu memang baik tapi bisakah kamu menyelamatkan orang orang yang meninggal di dalam istana itu ? kamu tidak menceritakan pada siapapun kan tentang konspirasi tersebut karena kamu ingin hadiah dan ketenaran !” Sushima kesal sama Ashoka “Aku selalu sedih pada kematian tapi itu tidaklah benar bahwa aku menginginkan hadiah, aku katakan hal ini padamu ! Tapi kamu menghina aku !” Ashoka segera berlalu dari tempat itu

Di balai pengobatan istana kerajaan, Bindusara melihat beberapa jenazah korban istana yang terbakar bersama Chanakya “Chanakya, Raja Jiraj telah mengadakan konspirasi yang besar dan aku tidak bisa melakukan apa apa, ini semua adalah salahku ! Aku terlalu percaya pada Raja Jiraj dan sekarang orang orang yang tidak bersalah ini harus mengalami konsekwensinya, aku akan mencari Raja Jiraj dan akan memberikan padanya sebuah hukuman bahwa di masa mendatang tidak boleh ada seorangpun yang bisa berpikir untuk melakukan konspirasi seperti ini lagi ! Aku sangat marah pada diriku sendiri karena konspirasi besar seperti ini terjadi di sekitarku dan aku tidak bisa melihatnya, kamu telah berusaha untuk memperingati aku, kamulah yang melawan pernikahan ini tapi aku tidak mendengarkan pendapatmu, dan ketika seorang anak kecil seperti Ashoka menyadarinya ketika kamu menghilang, rasanya seperti ada sesuatu yang tidak beres terjadi, aku tidak bisa melindungi kamu, aku bahkan tidak tahu kalau kamu itu di culik, aku telah gagal menjadi seorang raja, aku gagal !” Bindusara merasa menyesal dengan apa yang terjadi di sekitarnya “Samrat, ini bukan saatnya untuk menyalahkan dirimu sendiri tapi untuk membuat sebuah perhitungan untuk masa depan Magadha!” Chanakya mencoba menghibur Bindusara

Helena masih tidak sadarkan diri di kamarnya “Sepertinya ibu suri Helena mengalami gangguan jiwa atau setress, dia tiak bisa menerima semua ini” ujar sang tabib “Tinggalkan kami !” sang tabib segera meninggalkan mereka juga paa pelayan, Justin duduk di sebelah Helena sambil memegang tangan Helena, tak lama kemudian Helena bangun, Justin segera melepaskan genggaman tangannya dan berkata “Bagaimana jika semua orang tahu bahwa kamu ini hanya pura pura saja ? Kamu selalu gagal pada setiap kesempatan dan itu berarti bahwa kita tidak mempunyai takdir untuk mahkota dan singgasana itu, mengapa kamu tidak menyingkirkan saja rasa keras kepalamu itu, ibu ?” Justin merasa sedih “Apa yang aku lakukan ini semua hanya untuk kamu tapi kamu memang tidak pantas menerima ini semua, kita seharusnya tidak menghabiskan waktu kita untuk hal ini, Chanakya telah mencurigai kita, bagaimana jika Bindusara berhasil menangkap Raja Jiraj ? Raja Jiraj akan menceritakan semuanya pada Bindusara, kamu harus memastikan bahwa Raja Jiraj tidak akan menceritakan apapun padanya !” kecam Helena “Tapi bagaimana aku melakukan ini semua, ibu ? Kakek telah menghianati Raja Jiraj maka dia tidak akan percaya lagi padaku sekarang, bahkan mungkin dia akan mencoba untuk bersembunyi dari kita” Justin merasa cemas

Di suatu tempat, Raja Jiraj pergi dari Magadha dengan menutupi wajahnya dengan syal, Raja Jiraj mengendarai sebuah gerobak “Tuan, jalan ini ditutup oleh para prajurit, ada sebuah perintah yang mengatakan untuk menutup semua perbatasan Magadha, kita tidak bisa pergi lebih jauh lagi, tuan” ujar sais gerobak “Apa yang harus aku lakukan sekarang ? Nicator telah menghianati aku, dia pasti telah menceritakan semuanya pada Samrat Bindusara untuk melawan aku ! Para prajurit pasti bisa menemukan aku, jika aku tertangkap maka Bindusara tidak akan membiarkan aku hidup, aku harus bersembunyi dari dia” bathin Raja Jiraj dalam hati “Kalau begitu kamu harus mati ! Agar tidak menyampaikan tentang keberadaanku !” Raja Jiraj segera membunuh sais gerobak kemudian dia turun dari gerobak dan berlalu dari tempat tersebut

Di ruang sidang istana, semua orang sudah berkumpul disana “Samrat Bindusara, Raja Jiraj telah berkonspirasi semuanya” perdana menteri membuka pembicaraan disidang “Aku akan mencari dia bagaimanapun caranya !” Khurasan geram “Aku telah di khianati habis habisan olehnya karena aku harus menikahinya keponakannya, ibu suri juga pingsan karena semua ini, maka aku akan pergi dan mencari Raja Jiraj juga !” sela Justin “Aku ragu seorang pengecut seperti Raja Jiraj bisa berkonspirasi semacam konspirasi ini, dia hanya membuat istana dengan batu bata yang mudah terbakar, aku ingin tahu siapa yang mencoba untuk bermimpi menghabisi dinasti Maurya, aku yakin pasti ada seseorang yang tahu tentang jalan keluar rahasia dari istana itu, ada seseorang yang menginginkan kita semua terbakar habis didalam istana itu” Bindusara mulai curiga “Ada seorang penghianat diantara kita, siapa yang menutup pintu gerbang istana ?” semua orang terdiam dengan pikiran mereka masing masing “Siapa yang kamu curigai, Samrat ?” perdana menteri buka suara kembali “Aku mencurigai kamu, perdana menteri ,,, kamu seorang perdana menteri tapi kamu tidak bisa melihat semua ini ! Aku juga mencurigai panglima Khurasan, dia adalah panglima perang tapi bagaimana bisa dia mengijinkan batu bata yang bisa terbakar itu masuk ke dalam Magadha ?” semua orang nampak tegang ketika Chanakya mulai bersuara “Aku juga bisa mencurigai Nicator karena dia yang memberikan usulan pada Samrat Bindusara untuk mengijinkan Raja Jiraj membangun istana dengan gayanya sendiri !” Nicator salah tingkah “Kita juga bisa mencurigai Justin karena kamu telah mendapatkan banyak lamaran pernikahan dari beberapa putri kerajaan sekutu tapi kamu tolak semua kemudian kamu menerima lamaran keponakan Raja Jiraj atau kita juga bisa mencurigai ibu suri Helena !” semua orang nampak terkejut mendengar ucapan Chanakya… Sinopsis Ashoka Samrat episode 104 by Sally Diandra.