Sinopsis Ashoka Samrat episdoe 72 by Jonathan Bay

Sinopsis Ashoka Samrat episdoe 72 by Jonathan Bay. Achari Shrist berkata, “melihat semangat juang Ashok, tidak akan mudah bagi Sushim untuk memenangkan kompetisi ini.” Achari Kita bertanya pada achari Shrist kapan mereka akan memberitahu Bindusara kalau Simakan mengundurkan diri dari kompetisi. Achari Shrist berkata, “Siamak sudah mengatakan kalau dia sendiri yang akan memberitahu samrat bindusara.”

Ssubaho tiba di bawah sebatang pohon besar. Nafasnya terenggah-enggah. Dahaga menyerang tenggorokannya. Tiba-tiba seseorang mengulurkan botol air padanya. Tanpa melihat, Subaho mengambil botol itu dan meneguk  airnya, ” terima kasih teman..!”  Sushim menyahuti kata-kata Subaho. Subaho terkejut melihat Sushim yang telah mengulurkan botol padanya. Sushim berkata, “kini saatnya bagimu untuk menunjukan persahabatanmu., Mundurlah dari kompetisi ini.” Subaho menjawab, “kau sendiri tidak memenuhi persahabatanmu..” Sushim mengeluarkan belatinya sambil mengancam, “aku tidak ingin melukaimu.” Subaho menyahut, “seseorang yang sanggup melukai saudaranya maka dia dapat melakukan apapun juga.”Sushim menyerigai licik, “kau tahu dengan baik.” SUbaho dengan ketus berkata kalau Sushim telah memenangkan kompetisi yang sama selama 2 tahun dengan cara seperti ini juga. Sushim berkata, ‘aku tidak ingin menempuh bagian tersulit. kalau kau dan Indaar mengundurkan diri, maka aku akan di nobatkan sebagai pemenang. Indarjeet akan mengalahkan Ashok dan tiba di sini, minta dia untuk mengundurkan diri juga. Jangan khawatir, aku tahu caranya menghargai jasa seorang teman. Akan lebih baik bagimu menjadi temanku..” Setelah berkata begitu, Sushim melanjutkan larinya.

Sinopsis Ashoka SamratBelum lama Sushim pergi, Ashok datang. Dia berhenti di depan Subaho dan menegurnya, ‘waktu sangat penting, kenapa kau berdiri di sini? Ayo peri!” Subaho memanggil Ashok dan melarangnya melanjutkan kompetisi, “sebaiknya kau juga diam di sini…” Ashok dengan heran berkata, “aneh, kau meminta anggota tim mu untuk tidak melanjutkan kompetisi?” Subaho menjelaskan, “tidak masalah anggota tim mana kita, bahkan jika aku peri sampai akhir kita hanya akan memenangkan kompetisi, tapi bagi para Mauryan, ini adalah jalan menuju tahta. Apa yang akan terjadi kalau kau atau yang menang? Smeua orang ingin tahu siapa samrat berikutnya. Kita tidak punya nilai di sini. Kita kalah atau menang, tidak jadi soal. AKu tahu kau telah berjuang sangat keras untuk sampai di sini, tapi kau tidak akan menang. SUshim telah menang selama 2 tahun berturut-turut. Kali ini dia akan menang juga.”

Ashok menatap Subaho dan menjawab, “aku tidak dapat menerima kekalahan sebelum benar-benar di kalahkan. Sushim boleh punya alasan untuk memenangkan kompetisi ini, untuk mendapatkan tahta dan sebagainya. Tapi bagiku, aku tahu mengapa aku ingin memenangkan kompetisi ini dan alasan itu berharga bagiku daripada tahta.” Ashok teringat bagaimana dia telah berjanji pada bindu untuk melangkah di jalan yang benar serta bagaimana dia berjanji pada ibunya kalau dia akan menjadi orang yang kuat sehingga tidak akan ada ibu yang harus berpisah dari anaknya. Ashok kemudian berkata pada Subaho, “kalau kau bisa sampai di sini, kau juga pasti bisa pergi lebih jauh lagi. Tidak masalah kau Mauryan atau bukan. Aku akan senang melihatmu tiba di garis finish.” Ashok kemudian melanjutkan larinya, Subaho terlihat berpikir.

Di patliputra, Noor bertanya pada pelayan kabar siamak. Tapi pelayan menjawab kalau tidak ada berita tentang dia dari arena kompetisi. Justin datang menemui Noor dengan wajah tidak sedap di pandang mata. Pelayan segera pergi. Jutin teringat bagaimana pelayan yang di hukum karena melukai Agni menatap Noor. Justin meraih tangan Noor dan menariknya agar berdiri. Noor berkata, “begitu banyak kemarahan sebelum menikah. Apakah setelah menikah kau akan membunuhku?” Justin dengan gerambertanya, ‘kenapa kau lakukan itu Noor?” Noor menyahut, “samrat tidak pernah mencintaiku. lalu kau tergaiala-gila padaku. Sekarang agni datang, aku menyadari kalau kau bukan hanya cintaku tapi aku membutuhkanmu. Aku akan mati jika tidak mendapatkanmu” Noor kemudian menangis. Justin memeluknya dan berkata, “kau tak boleh menjadi begitu lemah. Kau tahu aku hanya mencintaimu. Apa yang ahrus aku lakukan untkmu?” Noor menjawab, “tolak pernikahan ini.” Justin dengan sedih menjawab, “aku tidak bisa.” Noor mengusir Justin, “kalau begitu tinggalkan aku.” Justi membujuk Noor, “kau harus percaya padaku. Kita ini bangsawan. Kita tidak bisa hidup hanya dengan cinta. Kita butuh kekuatan, tahta dan sebagainya. Kenapa kau menikahi samrat? Karena kau ingin menjadi ratu. kau tidak bahagia dengan penrikahan ini tapi kau tak mau melepaskan hubungan itu, kenapa? Karena kau ingin tetap menjadi ratu. kau juga menghabiskan malam bersama samrat. Apakah aku meragukanmu? Apakah cintaku berubah padamu? Tidak, AKu tidak pernah kehilangan rasa percaya pada cintaku. Dan cinta sejati adalah ketika kau mau memahami ketidakberdayaan yang lain. AKu mengerti dirimu. Sekarang saatnya bagimu untuk mengeri aku.” Setelah berkata begitu, Justin meninggalkan Noor.  Saat keluar, Justin berpapasan dengan prajurit yang akanmenemui Noor. Justin menahannya, “apa yang terjadi?” parajurit memberitahu kalau Siamak keluar dari kompetisi dan dia tida tahu bagaimana akan memberitahu Ratu Noor. Justin berkata, “akan lebih baik kalau Siamak sendiri yang memberitahukan hal ini padanya. Kau boleh pergi.”

Khuramir atau vrahmir datang ke tempat hiburan, dia menanyakan Mala. Mala adalah wanita yang menjadi manager bar sekaligus mata-mata Chanakya. mala muncul danberkata, “kau datang lebih awal.” Vramir tersenyum dan menjawab, “untuk kenikmatan, waktu tidak akan jadi masalah.” Mala mengajak Vrahmir ke kamar. Mala menyuruh Vrahmir duduk dan berkata akan mengambilkan anggur untuknya. Mala kemudian mencampur obat yang diberikan chanakya kedalam anggur dan memberikannya pada Vrahmir, “minumlah ini sementara aku bersiap-siap..” Vramir menyodorkan gelasnya pada Mala, “campurkan cintamu kedalamnya.” Mala tertegun, tapi dia kemudian meneguk nya sedikit dan bergega spergi. Vramir kemudian meminumnya. Mala pergi ke sudut ruangan dan memuntahkan kembali minuman itu. Ketika Mala datang kembali dia melihat gelas Vramir masih penuh, “kau mengambil waktu yang lama untuk menghabiskan satu gelas anggur saja.” Vrahmir tersenyum dan menjawab, ‘aku akan menghabiskannya sekarang juga.” Dia kemudian meneguk minuman itu sekaligus. lalau dia menuang lagi dan meminumnya hingga menjadi tak sadarkan diri. Melihat Vrahmir pingsan, mala segera meminta seorang gadis pergi untuk memberitahu Chanakya.

Siamak duduk terpengkur di tempat tidur. Noor berdiri di depannya sambil marah-marah, “kau mengundurkan diri dari kompetisi? Kau anakku dan kau melakukan itu? Bagaimana bis akau menerima kekalahanmu. kau menghancurkan harga diriku, mimpiku. Sangat menyakitkan di sebut ibu dari seorang anak yang kalah.” Siamak hanya diam. Noor menamparnya, “jawab aku!” Charu datang kesana dan menghentikan Noor, “hentikan, Ratu Noor! Apa yang kau lakukan? Ini hanya sebuah kompetisi. Tapi untuk itu kau tega memukul anak kecil? kau seharusnya bangga padanya karena dia  pergi hingga putaran terakhir.” Bindu datang dan membenarkan Charu, “maharani charumitra benar. Siamak yang palimg mudah diantara para peserta. Siamak telah menunjukan keberanian yang besar dan aku bangga padanya. Selama masih ada kehidupan, akan ada kekalahan dan kemenangan. Tidak ada orang yang tidak pernah kalah. AKu juga kadang-kadang kalah. tapiseseorang yang mau belajar dari kekalahannya adalah pemenang sesungguhnya. Dan seseorang yang tidak belajar sesuatu dari kemenangannya bukanlah pemenang. AKu tahu kau akanbelajar banyak dari kekalahan ini.” Siamak terharu mendengar kata-kata Bindu. Bindu lalu beranjak meninggalkan kamar itu. Siamak mengejarnya dengan langkah tertatih-tatih dan memeluknya. Bindu menhentikan langkahnya. Bundu menoleh dan terharu melihat Siamak mendekap tanganya. Bindu segera menyentuh kepala Siamak dan mengelus pipinya dengan penuh kasih sayang.

Melihat itu, Charumitra yang berdiri bersebelahan dengan Noor mulai memperlihatkan taringnya, “Ratu Noor, samrat mengatakan yang sebenarnya kalau Siamak tidak mungkin menjadi samrat sekarang. Dia tidak pernah menjadi penantang tapi kau bermimpi. Seseorang yang mengundurkan diri kompetisi, apa yang akan di lakukannya di medam perang?” Ini sebabnya kompetisi di lakukan untuk mengetahui siapa yang sebenarnya pejuang.” Noor telihat geram. Bindu meminta Siamak untuk beristirahat. Kemudian dia pergi. Charumitra pun ikut pergi.
 
Subaho berlari untukmencapai garis finish. Dia mendengar suara harimau. SUbaho ketakutan dan hendak kabur. Tapi kakinya terhantuk batu dan dia jatuh bergulingan ke jurang. Sushim tiba di akhir putaran. dan berkata, “hanya aku yang tersisa di kompetisi ini, maka aku akan memenangkannya dan akan di nobatkan sebagai samrat berikutnya.”  Sushim mendengar suara berisik, Ashok datang dan berkata dengan senang, “aku telah memenuhi janjiku. AKu tiba di putaran terakhir.” Sushim berguman kesal, “inderjeet dan Subaho keduanya memeng tidak berguna.” Sushim dan Ashok saling menatap dengan kemarahan yang terpancar dia mata mereka. Prajurit menghampirimereka dan memberitahu kalau besok mereka berdua harus masuk kedalam lebirin dan yang bisa keluar dari labirin itu akan mendapatkan pedangnya. Sushim bertaka, “pedang itu adalah milik Dianasti Maurya dan hanya seorang Mauryan yang berhak memilikinya.” Ashok juga berkata, “ini bukan lagi kompetisi. Ini adalah perang antara kebaikan dan kejahatan, antara keadilan dan ketidak adilan, antara kerja keras dan kecurangan. AKu akan memenangkan pedang ini untuk Siamak, untuk samrat, untuk ibuku dan untuk negeriku!” .. Sinopsis Ashoka Samrat episdoe 73 by Jonathan Bay