Sinopsis Ashoka Samrat episode 42 by Jonathan bay.

Sinopsis Ashoka Samrat episode 42 by Jonathan bay. Raja Ujjain mendatangi Agnisika yang sedang mengancam prajurit dengan pedang terhunus.  Raja Ujjain berkata kalau saatnya sudah tiba untuk mengunakan latihannya selama bertahun-tahun ini, “kita punya kesempatan. Samrat Bindusara telah mengirim surat dan berkata kalau tidak punya masalah dengan pernikahan ini.” Agni berkata dengan tajam, “dia mengundang kematiannya sendiri. Mereka pikir kita ini pengecut!” Raja ujjain mengingatkan Agni agar berhati-hati pada Helena. Agni mengatakan kalau segalanya telah di renggut darinya, “..sekarang dalam hatiku, aku hanya punya dendam saja..

Charu bertanya pada Helena bagaimana dia bisa berpikir untuk menikahkan Justin? Helena balas bertanya, “tidak bisakah aku memikirkan pernikahan anakku sendiri? Kenapa kau terlihat kaget?” Charu menjawab, “aku tidak merasa kalau raja ujjain yang mengirimkan lamaran ini, mungkin anda yang telah memintanya untuk menjalin hubungan ini..” Helena tersenyum, “apakah kau sudah memberitahu Samrat bagaimana Ashok jatuh dari tebing?” Charu terkejut dan menjawab kalau Ashok jatuh karena terpeleset. Helena sangsi, “aku bisa membuktikan kalau Sushim yang mendorongnya. Mata-mataku mengetahui semuanya. Mereka dapat membuktikan kalau pelakunya adalah Ashoka Samrat 42Sushim. Sushim berkata akan mencari bantuan untuk Ashok, tapi dia tidak pergi,. Dia hanya duduk diam sambil menunggu Ashok jatuh. Lalu Samrat datang dan menolongnya..” Helena menyuruh Charumitra tutup mulut kalau ingin anaknya baik-baik saja. Helena lalu pergi meninggalkan Charu yang terlihat heran dengan apa yang diketahui Helena.

Chanakya menemui Ashok. Ashok mengusirnya. Chanakya berkata kalau Dharma telah memberikan tanggung jawab Ashok padanya, “aku datang untuk melihat kalau kau baik-baik saja di sini.” Ashok dengan kesal menyahut, “karena anda aku kehilangan segalanya dan kini anda datang untuk memeriksaku? Jika anda benar ingin membantuku, maka ibuku akan tetap hidup hari ini. Aku masih di Vann dan hidup dengan tenang. Apapun yang di lakukan orang-orang padaku di sini, anda tidak perlu khawatir.” Ashok tanpa pamit pergi meninggalkan Chanakya yang menatap kepergiannya sambil berpikir keras.

Keesokan paginya, semua murid sedang mandi pagi. Ashok datang untuk mandi juga. Tapi anak-anak yang lain mengusirnya dengan mengatakan kalau hanya anak-anak bangsawan saja yang bisa mengambil air di sana. Mereka mengejek Ashok dengan berkata kalau pertama dia membuat sekolah kotor karena kedatangannya, kini dia akan membuat kotor air. Ada yang menyebut Ashok sebagai anak rendahan. Anak-anak yang mendengarnya tertawa. Ashok hanya berdiri melihat mereka dan tidak membalas nya. Lalu Sushim datang dan mengatakan kalau semua orang akan memanggilnya dengan sebutan anak murahan, “karena aku yang telah memberimu nama itu dan kau akan di panggil dengan itu saja. Apakah kau ingin mandi?” Sushim kemudian mengambil air dan menyiramkannya ke tubuh Ashok. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali hingga anak-anak ikut-ikutan menyiram Ashok. Ashok hanya diam dengan tubuh basah kuyub. Melihat itu Sushim mendekatinya dan mendorongnya hingga jatuh ke tanah yang basah dan berlumpur. Ashok terlihat begitu menyedihkan.

Chanakya menemui Bindu yang sedang berdoa dan mengajaknya berdiskusi tentang sekolah kerajaan. Menurut Chanakya sekolah kerajaan harus memiliki guru yang tegas dan bisa mengajarkan tentang keadilan pada murid-murid. Bindu bertanya apakah Chanakya punya calonnya? Chanakya menjawab kalau dia punya.

Anak-anak sudah pergi semua ketika Ashok bangkit dan terduduk ditanah becek sambil menangis, Ashok memanggil ibunya, “ma..” ~Dharma yang sedang masak, merasa mendengar suara Ashoka~ Ashok berkata, “ini adalah ujian untukku. Aku bisa menghentikan mereka. Bisa menjawab mereka. Tapi aku tidak akan melakukan apapun yang akan menyakitimu atau samrat. Aku akan memenuhi harapanmu..”

Dharma memasak sambil melamun. Masakannya sampai meluap. Seorang pelayan pria menegurnya. Dharma kaget dan menyentuh panci panas itu dengan tanganya. Dia menjerit kesakitan…

Akramat sedang minum-minum di tempat hiburan di temani beberapa wanita. Setengah mabuk, akramat memberitahu orang-orang mengapa dia pecat, “kesalahanku adalah aku mempertanyakan orang besar. Dia mengadu pada Samrat dan samrat memecatku…” dia menyampaikan keluh kesahnya pada wanita penghibur dan temannya. Sambil terus minum hingga mabuk. Tiba-tiba masuk beberapa orang pria dan menganggu seorang wanita. Akramat segera berdiri membantu wanita itu. Pria yang mengganggunya mengejek Akramat bahwa dia telah di pecat dari pasukan dan kini mabuk-mabukan. Orang-orang menertawai Akramat. Akramat menghajar orang-orang yang menertawainya sambil berkata walaupun begitu dirinya tidak pernah menganggu wanita. Beberapa orang terkena pukulan Akramat. Si pengganggu melerai Akramat, “hei apa yang kau lakukan, mereka tidak bersalah. kenapa kau memukuli mereka?” Akramat berkata, “kau orang jahat. Tapi aku punya masalah dengan orang-orang ini yang berdiri di sini dengan diam dan tidak menghenttikan dirimu. Lingkungan buruk bukan karena orang jahat, tapi karena tidak ada orang yang menghentikan orang jahat.” Akramat mulai berkelahi dengan mereka, ia mengalahkan mereka satu persatu. Lalu mereka semua bersatu dan mengeroyok Aramat. Akramat melarikan diri dari tempat hiburan. Orang-orang itu mengejarnya. Akramat terjatuh tepat di hadapan Chanakya.  Melihat Chanakya, orang-orang yang mengejar Akramat segera pergi.

Akramat bangkit dan berdiri dengan hormat di hadapan Chanakya. Chanakya memberitahu Akramat kalau dia punya pekerjaan penting untuknya. Akramat memberitahu Chanakya kalau dirinya sudah dipecat oleh Bindusara.  Chanakya berkata kalau dirinya tidak bisa melupakan kesetiaan Akramat, “aku selalu mengkhawatirkan Magadha. Aku ingin memberimu kesempatan untuk mengubah nasib magadha. Kau harus mengabdi pada Magadha. Dan kau tahu kalau seorang raja harus mengambil keputusan, dia telah memecatmu. Sekarang, maukan kau menerima tawaranku?”

Guru sedang memberi pelajaran ketika Ashok datang terlambat. Guru menyindir Ashok, “apakah kau ini seperti seorang pangeran hingga datang terlambat di kelas? Apakah semua terlihat bodoh di sini karena datang tepat waktu?” Ashok meminta maaf dan berkata kalau hal seperti itu tak akan terjadi lagi. Guru menyuruh Ashok duduk di belakang. lalu dia melanjutkan pelajarannya. Guru berbicara tentang pajak yang di pungut dari rakyat. Guru menanyai murid. Sushim menunjuk jari lalu maju kedepan. Sushim berkata kalau pajak harus di ambil sebanyak yang diinginkan pemerintah. Guru memujinya. Dan bertanya siapa lagi? Ashok menunjuk jari. guru terlihat tak suka. Dia bahkan mengejek Ashok hingga murid yang lain tertawa. Lalu dia menyuruh Ashok mengatakan pendapatnya. Ashok berkata, “achari, saya hanya punya saatu pertanyaan, pajak di ambil dan di kirim ke bendahara kerajaan. Tapi rakyat tidak tahu berapa banyak uang itu di gunakan untuk mereka.” guru berkata kalau Ashok belajar di sekolah ini dengan uang pajak itu. Ashok dengan pintar menyahut, “kalau begitu semua orang berhak mendapat pendidikan dengan uang itu.” Guru marah mendengarnya. Dia membentak Ashok, “apakah kau mencoba mengubah sejarah? Aapakah kau mempertanyakan ajaranku?” Chanakya muncul dan bertanya balik pada guru, “apa salahnya kalau dia bertanya, achari?” Melihat Chanakya, guru segera berdiri dan memberi hormat padanya. Chanakya berkata, “Banyak hal berubah seiring berjalannya waktu, jadi aturan kita juga dapat berubah. Dan Ashok punya hak untuk belajar di sini.” Guru berkata sesuatu ketika tiba-tiba muncul seorang pria bercadar yang bersenjatakan pedang terhunus. Murid-murid terkejut dan segera berdiri. Yang pengecut segera melarikan diri. Seorang siswa hendak meraih pedang yang menggantung di pilar, prajurit itu mendorongnya hingga jatuh. Lalu Sushim dengan pedang terhunus menyerang prajurit itu. Prajurit itu berhasil mengelak dan menjatuhkan Sushim. Guru terkejut. Siamak ikut menyerang prajurit itu. Prajurit membalasnya. Ketika pedangnya hendak terayun kearah Siamak, Ashoka datang dan mendorong tangannya. Pedang si prajurit terlepas. tapi dengan secepat kilat dia menarik karpet yang di injak Ashoka hingga Ashoka terjerebab jatuh. Ashok cepat-cepat bangkit, Prajurit itu berdiri gagah di depannya. Chanakya memberitahu semua yang hadir kalau prajurit itu adalah guru baru yang di kirimkan Samrat untuk menguji siswa-siswa sekolah. Namanya Navin. Chanakya menyuruh navin atau Akramat mengenalkan dirinya. Navin berkata, “musuh bisa menyerang kapan saja sehingga anda semua harus waspada sepanjang waktu. Aku akan mengajari kalian semua, tapi aku hanya mengajari ksatria saja. Aku tidak akan mengajari pengecut. Aku akan memberi pengajaran pada mereka yang mentalnya kuat. Jadi mereka harus bersiap-siap untuk mendaftar pada pelajaran ini karena ini akan menjadi kesempatan untuk mengubah hidup anda.” Semua murid terlihat tertarik, begitu pula Ashoka, yang tersenyum penuh harap …. Sinopsis Ashoka Samrat episode 43 by Jonathan bay