Rendezvous - EPILOG by Sally Diandra

Rendezvous – EPILOG by Sally Diandra.  Satu tahun kemudian …

Di stasiun televisi nasional, Nusantara TV ,,, nampak Jodha dan Zakira sedang menunggu di sebuah ruang make up “Penampilanku gimana, Za ?” Jodha mematutkan dirinya di depan kaca rias besar yang ada di ruangan tersebut “Bagus, kamu tetap kelihatan cantik kok” ujar Zakira sambil menggeleng gelengkan kepalanya memperhatikan majikan sekaligus sahabatnya ini “Aku kelihatan gendut nggak sih, Za ?” Jodha masih merasa cemas dengan penampilannya “Kamu nggak gendut, Jo … tapi berisi, kamu ini kan lagi menyusui yaa wajarlah kalau kamu kelihatan gendut” ujar Zakira sambil tertawa kecil, Jodha langsung menyeringai senang “Coba telfon Shivani, Aram Bano sedang apa ?” Zakira segera memencet nomer ponsel Shivani dan ngobrol sebentar dengan Shivani sementara Jodha masih merapikan make up nya “Aram Bano baik baik saja, sedang tidur saat ini, Jo” Zakira segera melaporkan keadaan Aram Bano, anak Jodha dan Jalal yang baru berusia 3 bulan “Kamu tahu, Za … saat ini entah kenapa aku merasa gugup, rasanya seperti baru pertama kali tampil, huuuffftttt … agak nervous juga nih” Jodha merasa gelisah “Coba kamu ambil nafas dalam dalam melalui hidung lalu perlahan keluarkan dari mulut, nah begitu,,,” Jodha mengikuti anjuran Zakira “Bagaimana merasa enakkan ?” Jodha menghela nafas dalam “Lumayan … terima kasih, Za” Zakira mengangguk mantap “Jodha ! 15 menit on air ! Sudah siapkan ?” Jodha mengangguk begitu salah satu crew Nusantara TV memintanya untuk bersiap siap, tak lama kemudian Jodha dan Zakira sudah berada di belakang backstage.

Redenvouz“Za, kenapa tiba tiba tanganku dingin ya ? Coba pegang, dinginkan ?” Jodha menyentuhkan tangannya ke tangan Zakira “Sudah nggak papa, kamu baik baik saja, baru setahun ini nggak nongol di depan publik, kamu kok jadi aneh kayak gini, tenang ,,, tenang, Jo” Jodha menganggukkan kepalanya “Wish me luck !” Zakira mengangguk mantap “Jodha ! Kamu sudah di panggil ! C’mon … masuk ke dalam !” Jodha segera mengikuti salah satu crew televisi tersebut, sementara Zakira menunggu di belakang, dari tempatnya berdiri di belakang backstage, Jodha bisa mendengar suara host acara Nusantara televisi itu memanggil namanya, Jodha segera memasuki ruangan “Jodha apa kabar ?” ujar Ekta Kapoor sang host acara sambil memeluk Jodha erat “Kabar baik, Ekta” Jodha membalas pelukkan Ekta “Selamat datang di acara special kami hari ini, satu jam bersama Harka Jodha Bai” Jodha menyeringai senang dengan kedua bola matanya yang bersinar terang “Silahkan duduk, Jodha” Jodha segera menghempaskan pantatnya di sofa yang terdapat di tengah panggung tersebut, sementara di depannya Jodha bisa melihat ada beberapa puluh pasang mata penonton yang memandangnya dengan perasaan takjub dan bahagia “Senang sekali akhirnya Jodha bisa tampil perdana setelah selama 1 tahun menghilang dari dunia hiburan” Ekta Kapoor mulai membuka acara tersebut, Jodha hanya tersenyum hingga terlihat barisan giginya yang putih rapi

“Kalau boleh tahu, kemana saja kamu selama 1 tahun ini ? Dan kenapa tiba tiba menghilang ?” Jodha tertawa kecil “Sementara kita tahu, dulu sebelum kamu menghilang, ada beberapa peristiwa yang terjadi secara beruntun, mulai dari insiden di diskotik Cassanova, kemudian pernikahan kamu yang spektakuler dengan tuan Jalal, salah satu pakar finansial ternama di negri kita, lalu kabar penculikkanmu dan tiba tiba kamu menghilang begitu saja, bisa kamu ceritakan mengenai hal ini ?” Ekta Kapoor terlihat antusias dengan semua pertanyaannya “Sebenarnya dikatakan menghilang juga tidak, karena setelah penculikkan itu, aku masih sempat menggarap beberapa proyek hingga beberapa bulan, masih ada beberapa pemotretan dan iklan yang harus aku kerjakan, setelah itu baru sama sekali stop dari dunia hiburan”, “Kenapa ?” Ekta penasaran dengan penjelasan Jodha “Kenapa ?” Jodha tersenyum “Itu karena aku hamil, jadi begitu aku tahu aku hamil, aku sudah berjanji pada diriku sendiri, kalau aku hamil, aku harus stop dari semua kegiatanku selama ini dan hanya fokus pada kehamilanku saja” Ekta terharu “Dan itu tidak menganggu dengan beberapa kontrak yang kamu buat ?” Jodha menggelengkan kepalanya

“Itu nggak jadi masalah, karena jauh jauh hari sebelumnya, aku sudah bilang sama mereka sama manajerku juga kalau begitu aku hamil, aku bakal stop dari semua kegiatanku”, “Ini bukan karena permintaan suami ?” Jodha menggelengkan kepalanya sambil tersenyum “Tidak, suamiku tidak pernah melarang, malah selama aku hamil sebenarnya aku sempat kerja bikin iklan juga, bahkan sampai sekarang aku masih bikin iklan” Ekta Kapoor menganggukkan kepalanya “Jadi selama 1 tahun ini kamu menghilang karena hamil dan tiga bulan yang lalu kabarnya kamu sudah melahirkan ya ?” Jodha mengangguk “Iyaa, tiga bulan yang lalu, aku sudah melahirkan secara normal, sungguh pengalaman yang luar biasa saat itu dan bayi kemarin perempuan” Jodha terlihat senang ketika menceritakan kelahiran anak perempuannya “Kabarnya suami kamu menemani kamu saat melahirkan ya ?” Jodha menyeringai senang “Iyaa, suamiku menemaniku saat proses persalinan”

“Yang ini fotonya ?” Ekta Kapoor menunjukkan foto ketika Jodha selesai melahirkan sedang menggendong seorang bayi mungil yang lucu dengan berbagai macam ekspresi bersama Jalal “Iya, betul ini ,,, ini anakku”, “Siapa namanya ?” ujar Ekta Kapoor sambil melihat lihat gambar foto bayi yang terpampang di layar belakang mereka “Namanya Aram Bano, saat ini lagi lucu lucunya”, “Apa kamu memberikannya ASI eksklusif ?” Jodha mengangguk “Aku sudah berencana ASI eksklusif selama 6 bulan lalu lanjut hingga 2 tahun”, “Kabarnya kalau kamu kemana mana, dia selalu ikut” ujar Ekta Kapoor, Jodha hanya meringis

“Iyaaa, biasanya kalau aku pergi, dia selalu aku ajak, hari ini tadi sebenarnya waktu aku mau berangkat mau aku ajak tapi kebetulan ayahnya tadi dirumah, jadi dirumah sama ayahnya” Jodha begitu bersemangat kalau menceritakan tentang keluarganya “Kalau kamu melihat foto yang ada di belakangmu ini apa pendapatmu ?” Jodha melirik kebelakang dilihatnya foto Jalal sedang menggendong Aram Bano, Jodha nampak terharu sambil menitikkan airmata “Mereka adalah anugerah terindah yang aku miliki, aku merasa menjadi wanita dan ibu yang paling beruntung memiliki mereka” Ekta Kapoor tersenyum haru “Lalu kalau untuk suamimu sendiri, kata kata apa yang bisa mengungkapkan perasaanmu ?” Jodha menyeka ujung matanya yang menintikkan air mata “Kalau untuk suamiku, bagiku dia itu segalanya, dia itu bisa menjadi suami, ayah, sahabat, kekasih yang hebat buatku, aku sangat beruntung mempunyai suami seperti dia, susah senang kami lalui bersama” Jodha tersenyum haru “Kabarnya dulu, kamu sangat membenci suamimu ya ? Maksudnya ketika awal awal kalian bertemu” Jodha tertawa kecil “Siapa yang bocorin ini ? Tapi dulu aku itu bencinya bukan benci yang benci sekali, aku hanya merasa kesal dan jengah saja karena jujur terus terang saat itu aku dan suami bagaikan bumi dan langit, kamu tahu sendiri kan ? Dia anak siapa dan bagaimana dia, sedangkan aku ini bukan siapa siapa dan aku juga belum apa apa pada saat itu” Ekta Kapoor tertawa kecil

“Kabarnya saat itu kamu tidak percaya dengan cintanya ke kamu”, “Ya, itu betul ! Aku merasa mana mungkin seseorang yang besar dan punya nama seperti dia peduli sama aku, apalagi kabar yang aku dengar saat itu, mantan pacarnya itu orang orang terkenal juga, yaa ,,, aku merasa minder saja saat itu jadi aku merasa wajib menjaga jarak dengan dirinya” Ekta Kapoor kembali tertawa kecil “Sementara perhatiannya padamu terus memborbardir”, “Iya, benar itu ! Disitulah aku merasa kesal sama dia karena aku merasa aku ini hanya pelarian dan permainannya saja saat itu, tapi ternyata …” Ekta Kapoor langsung menyelesaikan ucapan Jodha “Ternyata cintanya begitu tulus padamu” Jodha mengangguk haru “Apa yang ingin kamu ucapkan kalau saat ini dia ada di depanmu, mungkin saat ini dia sedang menonton acara ini karena acara kami ini live” Jodha tersenyum “Iya, mungkin saja dia sedang menonton karena dia tahu kalau aku di undang ke sini” ujar Jodha

“Aku hanya ingin mengatakan padanya, sayang … kamu adalah segalanya, tanpa kamu aku bukanlah siapa siapa sampai saat ini, aku sangat berterima kasih telah kamu pilih sebagai pendamping di sisa hidupmu selama lamanya, terima kasih untuk semua dukungan yang kamu berikan, terima kasih untuk semua masa masa indah dan susah yang telah kita lewati bersama sampai saat ini” tanpa Jodha duga dari arah belakang Jalal muncul sambil memberikan setangkai mawar putih untuk Jodha sambil menggendong Aram Bano, Jodha kaget ketika tiba tiba ada bunga mawar putih kesukaannya yang muncul dari belakang, Jodha segera menoleh dilihatnya Jalal berdiri disana sambil tersenyum bersama Aram Bano

“Sayang ? Kamu disini ? Sama Aram Bano juga ?” Ekta Kapoor dan Jalal saling berpandang pandangan sambil melirik ke arah Jodha yang kaget melihat kehadirannya “Kamu nggak nyangka suami dan anakmu ada disini ?” Jodha hanya mengangguk haru sambil melingkarkan lengannya di leher Jalal, Jalalpun memeluk Jodha dengan satu tangannya, kemudian Jodha mencium Aram Bano yang hanya terbengong bengong lucu memperhatikan kedua orangtuanya, Jodha kemudian mengambil Aram Bano dari tangan Jalal dan mereka duduk kembali di sofa “Apa yang membuat kamu haru, Jodha ?” saat itu Jodha masih sibuk menciumi Aram Bano “Aku haru karena tadi waktu aku ajak kesini, dia nggak mau” ujar Jodha sambil menunjuk ke arah Jalal yang duduk disampingnya sambil tersenyum senang “Dia bilang lagi nggak enak badan tapi dia minta Aram Bano dirumah saja sama dia, jadi aku nggak ngira kalau mereka bakal datang” ujar Jodha sambil meremas tangan Jalal “Apa kabar tuan Jalal” Ekta Kapoor menyapa Jalal, Jalal hanya mengangguk “Tadi Jodha sudah menceritakan kevakumannya selama 1 tahun ini, juga pertemuannya denganmu dulu” Jodha tersipu malu sambil melirik ke arah suaminya, Jalalpun ikut melirik ke arah Jodha

“Bagiku pertemuanku dengan Jodha merupakan rendezvous yang indah” ujar Jalal sambil meremas kembali tangan Jodha “Ngomongin soal rendezvous kalian, hari ini aku punya tamu khusus untuk kalian berdua” Jodha dan Jalal saling berpandang pandangan, tak lama kemudian Ekta Kapoor memanggil tamu misterius untuk Jodha, dari balik pintu muncullah sesosok wanita yang sangat Jodha kenal selama ini “Madam Benazir, selamat datang … Jodha, Madam Benazir hari ini sengaja datang untuk kamu” Jodha dan Jalal tertegun melihat kehadiran Madam Benazir didepannya “Apa kabar, Jojo ?” kali ini tatapan Madam Benazir berbeda tidak angkuh seperti biasanya “Madam Benazir, senang bertemu denganmu”, “Ayooo, sekarang kita duduk kembali … Jodha, Madam Benazir hari ini ingin menyampaikannya sesuatu padamu” Jodha tertegun mendengar ucapan Ekta Kapoor “Iya, Jojo … hari ini, di depan semua orang, aku mengucapkan selamat padamu dan aku juga mau minta maaf atas semua perlakuanku padamu dulu, aku sadar kalau aku telah berbuat tidak baik padamu” Jodha sangat terharu mendengar ucapan Madam Benazir “Tidak, Madam Benazir … aku sudah memaafkan semuanya dari dulu, malah aku dan Jalal ingin mengucapkan terima kasih sama kamu karena harus kami akui, berkat kamu, kami berdua bisa bertemu saat itu, terima kasih Madam” Jodha segera memberikan Aram Bano pada Jalal dan memeluk Madam Benazir tulus, Madam Benazir membalas pelukkan Jodha dengan perasaan menyesal.

Jodha bisa merasakan perubahan sikap Madam Benazir yang tidak pura pura, Madam Benazir merasa tidak ada gunanya dirinya merasa angkuh dan sombong sementara suaminya mendekam di dalam penjara. Acara televisi satu jam bersama Jodha benar benar merubah hubungan Jodha dengan Madam Benazir dan semua orang termasuk keluarga Jodha dan keluarga Jalal yang melihatnya dari rumah mereka masing masing merasa senang karena akhirnya semuanya berjalan lancar dan menyenangkan “Lalu setelah ini, apa rencana kamu selanjutnya, Jodha ? Apakah kamu akan kembali ke dunia hiburan yang telah membesarkan namamu ?” Jodha melirik ke arah Jalal yang tersenyum ke arahnya “Aku benar benar akan berhenti dari dunia hiburan, Ekta” Ekta Kapoor nampak terkejut “Jadi kamu lebih memilih menjadi ibu rumah tangga begitu ?” Jodha mengangguk mantap “Selain menjadi ibu rumah tangga, aku juga punya kesibukkan lain yang sesuai dengan passionku dulu, yaitu menjadi seorang penterjemah buku, selama 1 tahun ini aku sudah mempelajarinya, jadi aku masih bisa bekerja sambil mengawasi anakku dan merawat suamiku” ujar Jodha sambil melirik kembali ke arah Jalal yang tersenyum kearahnya

Bagi Jodha tujuannya cuma satu saat ini hanya Jalal dan Aram Bano saja, waktunya hanya ingin dihabiskannya untuk kedua orang yang sangat dicintainya ini, baginya mereka berdua adalah segala galanya “Keluarga adalah harta yang paling berharga dalam kehidupan kita, keluarga tak akan bisa ternilai dan tidak bisa ditukar dengan apapun termasuk uang, kita tidak memilih keluarga kita sendiri karena keluarga adalah anugerah Tuhan yang terindah”