Deja Vu bag 1 by Sally Diandra. Jalal and the genk segera menghampiri Jodha dan kedua sahabatnya yang saat itu sedang menikmati roti sandwhich buatan Rukayah “Boleh juga nih sandwhichnya, bagi dong !” Rukayah hanya tersenyum masam begitu Maan Sigh membuka pembicaraan di antara mereka “Kamu mau ? Ini ambil saja, kebetulan aku bikin banyak, nih !” Rukayah segera menyodorkan wadah plastik yang berisi beberapa roti sandwhichnya “Nah ! Gitu dong ! Terima kasih ya” kedua bola mata Maan Sigh langsung berbinar terang begitu Rukayah memberikan wadah plastik tersebut dan segera membagikan pada teman temannya “Boss ! Mau ?” Jalal menggelengkan kepalanya “Aku sudah sarapan tadi ! Lagian seorang pelari seharusnya tidak sarapan seperti itu !” ucapan Jalal cukup menyinggung Jodha dan teman temannya “Sombong amat sih kamu ! Roti yang aku buat itu juga cukup bergizi tau ! Memenuhi semuanya, mulai dari karbo, protein, vitamin ,,,” belum juga ucapan Rukayah selesai, Jalal sudah memotongnya “Kalau untuk kalian mungkin memang berguna tapi bagi seorang pelari atau olahragawan sejati tidak !” ujar Jalal sambil melirik ke arah Jodha yang menatapnya dengan tatapan matanya yang ketus
“Kenapa ? Nggak terima ?” dagu Jalal mendongak ke atas dengan tatapan angkuhnya ke arah Jodha “Siapa yang bilang nggak terima ? Dari tadi aku diam saja !” suara Jodha terdengar ketus dengan tatapan mata bulatnya yang tajam “Forget it ! Buruan ke lintasan ! Guys ! Let’s go !” Jalal segera mengomando teman temannya yang masih asyik menyantap sandwhich Rukayah “Yaaa, si bos ! Bentar lagi, bos ! Ini lagi makan, tanggung nih” gaya bicara Naser dengan mulutnya yang penuh dengan roti membuat semua orang tertawa, termasuk Jodha tapi tidak untuk Jalal, Jalal tidak menggubrisnya, Jalal terus berjalan menuju ke pinggir lapangan, tak lama kemudian teman temannya segera mengekor di belakang Jalal, Jodha dan kedua sahabatnya juga mengikuti mereka menuju ke tepi lapangan “Aziz, katakan padanya bagaimana rule kompetisi kita !” Aziz segera mendekat ke arah Jalal “Siap, brad !” ujar Aziz kemudian berbalik ke arah Jodha dan kedua sahabatnya “Ladies, kompetisi kali ini, kamu dan Jalal harus memutari satu putaran lapangan ini, siapa yang mencapai garis finish terlebih dulu, itu yang sedang dibuat oleh temanku” Aziz menunjuk ke arah Maan Sigh dan Naser yang sedang membuat batas garis finish dengan bubuk putih “Dialah pemenangnya, kamu siap ?” Jodha mengangguk mantap sambil memperhatikan lapangan luas yang terpampang di depannya, sementara Jalal sedang melakukan pemanasan dengan menekuk nekukkan kakinya ke kanan dan ke kiri.
Tak lama kemudian Jodha dan Jalal sudah bersiap siap mengambil posisi lari mereka, Rukayah dan Moti memperhatikan mereka dengan perasaan cemas, sementara teman teman Jalal menyeringai senang memperhatikan mereka “Bersedia ,,, siiiaaaaaap” Jalal dan Jodha sudah bersiap dengan posisi berlari mereka masing masing, mereka berdua mendengarkan dengan seksama aba aba dari Maan Sigh “Siiiaaapppp …. Yaaaa !” Jalal dan Jodha segera berlari secepat kilat saling berkompetisi satu sama lain, tujuan mereka cuma satu yaitu garis finish, sementara dari kejauhan Rukayah dan Moti memperhatikan dengan perasaan yang was was karena bagaimanapun juga lapangan kampus mereka sangatlah luas, butuh extra tenaga untuk mengitarinya. Sedangkan teman teman Jalal melihat kompetisi Jalal dan Jodha ini sebagai hal yang biasa, karena sudah tidak diragukan lagi Jalal sering menang dalam berbagai perlombaan yang diadakan di kampus, itulah mengapa dia dipilih menjadi ketua MOS.
Hingga akhirnya setengah lingkaran sudah mereka lewati, jarak lari antara Jalal dan Jodha sangatlah dekat, Jalal menoleh kebelakang melihat ke arah Jodha sambil sedikit mengejek “Tangguh juga kamu, apa belum lelah ?” Jodha hanya melirik sekilas kemudian fokus kembali melihat ke depan tanpa menggubris ucapan Jalal, wajahnya penuh dengan peluh, ejekkan Jalal tidak mengganggu konsentrasi Jodha, Jodha tetap fokus pada tujuannya “Waaah ,,, ternyata kamu orangnya tidak gampang terpengaruhnya ya, bagus juga !” Jodha hanya tersenyum masam dan melesat meninggalkan Jalal, menyadari Jodha berlari cepat di depannya, Jalal segera menyusulnya dengan lebih cepat pula, hingga mampu melampaoi langkah Jodha, Jodha semakin bersemangat mengalahkan Jalal, Moti dan Rukayah semakin cemas ketika Jodha dan Jalal sudah terlihat beberapa meter di depan mereka “Go Jalal Go Jalal Go ! Hajaaarrr, boosss !” teriakan teman teman Jalal begitu ramai menyemangati Jalal, Rukayah dan Moti saling memandang satu sama lain dengan perasaan gelisah.
“Mo, gimana ini ? Jodha gimana ?” Rukayah cemas memandang Jodha dari kejauhan “Tenang saja, Ruku ,,, kita doain saja, mudah mudahan Jodha bisa menang” Moti merangkul bahu Rukayah, mencoba menenangkan Rukayah dan dirinya sendiri, dari kejauhan Jalal terlihat masih memimpin di depan Jodha, namun pada detik detik terakhir entah mengapa tiba tiba Jodha berhasil melewati Jalal dengan mudah, Jodha tidak melewatkan kesempatan ini untuk melebarkan langkah kakinya lebih jauh lagi dan melesat menjauhi Jalal hingga akhirnya ketika mereka sudah hampir tiba di garis finish, jarak kaki Jalal dan Jodha hanya berkisar satu langkah dan kaki Jodhalah yang masuk terlebih dulu ke dalam batas garis finish, Rukayah dan Moti langsung bersorak kegirangan “Hoooreeee !!!!! Joodhaaaa ! Kamu hebat !” Rukayah dan Moti meluapkan kesenangan mereka sambil berlari kecil mendekati Jodha yang saat itu sedang terengah engah mengatur nafasnya sambil membungkuk “Jodhaaa ,,,” Jodha melarang mereka untuk mendekat dengan mengangkat salah satu tangannya ke atas, Moti dan Rukayah segera berhenti dan mengulurkan sebotol minuman ke Jodha, Jodha menyambutnya dan segera meminumnya sampai habis.
Di sebrang Jodha, teman teman Jalal segera mendekati Jalal dengan tatapan keheranan “Bos, kenapa bisa kalah ?” Naser memulai pertanyaannya “Biasanya kamu nggak seperti ini ?” Maan Sigh juga ikutan nimbrung “Kamu kan selalu nomer satu, bro !” Aziz juga merasa heran dengan Jalal, Jalal hanya diam saja sambil mengatur nafasnya juga yang terengah engah, Maan Sigh segera memberikan handuk kecilnya, Naser menyodorkan sebotol minuman air putih, Jalal tidak menanggapi ucapan teman temannya yang terheran heran dengan tindakannya kali ini, biasanya Jalal selalu menjadi yang nomer satu, handuk dan botol air putih itu segera disambarnya dan meminum isinya sambil melirik ke arah Jodha yang saat itu sedang berpelukkan dengan kedua sahabatnya “Selamat ya, Jodha !” Rukayah langsung memeluk Jodha, di susul oleh Moti “Kamu akhirnya berhasil memenangkan si sombong itu !” Jodha tersenyum sambil melirik ke arah Jalal yang saat itu sedang menatapnya tajam dari tempatnya berdiri. “Maan Sigh, umumkan pemenangnya !” Maan Sigh segera mengangguk begitu mendengar perintah Jalal “Siap, bos !” Maan Sigh berjalan ke arah tengah di antara kubu Jalal dan kubu Jodha “Okey, guys ,,, seperti yang sudah kita lihat tadi, akhirnya yang pemenang adalah Jodha !” Rukayah dan Moti langsung bertepuk tangan sambil bersorak kegirangan, sementara teman teman Jalal hanya manyun melihat kegembiraan mereka.
“Seperti yang sudah kita sepakati kemarin, selama tiga bulan Jalal akan menjadi pelayan Jodha, congrat Jodha akhirnya kamu bisa membuktikan pada kami kalau kamu adalah gadis yang tangguh karena jujur baru kamu yang bisa mengalahkan Jalal !” Rukayah dan Moti semakin bersemangat memberikan tepukkan tangannya sambil bersorak kegirangan, sedangkan Jodha hanya diam saja sambil menatap tajam ke arah Jalal “Dan sebagai ,,,” belum juga Maan Sigh menyelesaikan kalimatnya Jodha menyela ucapan Maan Sigh “Maaf, interupsi !” teriak Jodha sambil berjalan ke tengah ke arah Maan Sigh “Yes, ada apa nona ?” Maan Sigh merasa heran karena baru kali ini pengumumman pemenang di interupsi oleh pemenangnya sendiri “Sorry, aku nggak bisa menerima hadiah ini” ujar Jodha ketus, Rukayah dan Moti sontak kaget dengan pernyataan Jodha “Kenapa bisa begitu, Jo ? Jelas jelas kamu kan yang menang ?” Rukayah langsung menyatakan keberatannya “Selain aku nggak suka dengan hadiah yang kalian berikan, jujur aku tidak suka memperbudak orang lain, kemenanganku ini juga tidak fair !” semua yang ada di sana hanya bisa terbengong mendengar ucapan Jodha.
“Kenapa bisa begitu ?” Naser ikut menyela ucapan Jodha “Kamu bisa tanya sendiri sama bos mu itu !” Jodha langsung menunjuk ke arah Jalal yang masih terdiam memperhatikan Jodha, semua orang mengalihkan pandangannya ke arah Jalal yang saat itu sedang meminum botol air putihnya dengan santai dan Jodha segera berlalu dari tempat tersebut “Jo ! Jodhaaaa !!” Rukayah dan Moti segera menyusul di belakang Jodha begitu dilihatnya Jodha meninggalkan tempat tersebut, Jodha tidak menggubris panggilan kedua sahabatnya, langkahnya terus berlalu menuju ke lapangan parkir ke mobil Rukayah yang terparkir disana. Sementara teman teman Jalal memandang heran sambil mendekat ke arah Jalal “Ada apa, bro ?” Jalal hanya tersenyum mendengar ucapan Maan Sigh “Iya, bos ! Kenapa bisa begitu ?” sela Naser, Jalal hanya mengendikkan bahunya ke atas
Sesampainya di mobil Rukayah, Rukayah segera membuka pintu mobilnya sambil memandang heran ke arah Jodha “Maksud kamu apa sih, Jo ? Kami heran sama kamu, jelas jelas kamu ini menang, lalu kenapa kamu menolaknya ?” Jodha hanya diam saja sambil duduk di kursi depan, sementara Moti menyusulnya di belakang seraya berkata “Iya, aku juga heran sama kamu, apa sih maksudnya ?” kedua sahabat Jodha menunggu jawaban dari Jodha dengan perasaan heran dan bingung, tiba tiba arah depan Jalal sudah berdiri tepat di depan mobil Rukayah sambil memandang tajam ke arah mereka bertiga “Mau apa dia ?” Rukayah semakin heran ketika Jalal berada di depan mobilnya, tak lama kemudian Jalal segera mendekati Jodha yang duduk disamping Rukayah “Kenapa kamu menolak hadiahnya ?” ujar Jalal sambil membungkukkan tubuhnya sambil memegang jendela mobil yang terbuka “Aku tidak suka memperbudak orang !” jawaban Jodha sungguh ketus “Tapi kemarin kamu menyetujui rewardnya, kenapa sekarang menolak ?” Jodha menatap Jalal dengan tatapan ketusnya “Tanya saja pada diri kamu sendiri ! Kamu tahu jawabannya !” Jalal tersenyum nakal sambil memperhatikan ketiga gadis itu satu per satu
“Kenapa aku harus bertanya pada diriku sendiri ? Kalau aku tidak tahu jawabannya, untuk itulah aku bertanya pada kamu, nona Hira Kunwari Jodha Bai” Jodha tidak terpengaruh dengan ucapan Jalal “Aku yakin, dari lubuk hatimu yang paling paling paling dalam, kamu tahu jawabannya tuan Jalalludin Muhammad Akbar !” Jodha segera melirik ke arah Rukayah sambil memberikan isyarat untuk menyalakan mobilnya dan segera pergi dari tempat tersebut, Rukayah menurut sambil mengontak mobilnya dan melajukan mobilnya perlahan “Heiii ! Kamu belum jawab pertanyaanku !” teriak Jalal sambil mengikuti laju mobil Rukayah yang bergerak ke depan “Maaf, tuan ,,, kami masih punya acara yang lain, selamat pagi !” Jodha segera melepaskan pegangan tangan Jalal di jendela mobil dan Rukayah segera melajukan mobilnya secepat mungkin, meninggalkan Jalal yang terlihat kesal sambil mengumpat di belakang mereka…