Sinopsis Ashoka Samrat episode 49 by Jonathan Bay. Helena baru selesai memberi perintah pada para pelayan ketika Chanakya menghampirinya. Setelah berbasa basi sekedarnya, Chanakya langsung bertanya kenapa mereka tidak melihat pelayan setia Helena Chamawand? Helena dengan ringan menjawab kalau dirinya punya banyak pekerjaan lain selain memikirkan pelayan. Chanakya sambil tersenyum mengingatkan, “ketika orang yang dekat denganmu tidak bersamamu dalam acara penting, itu akan bisa membahayakn anda…” Keduanya saling menatap penuh selidik. Chanakya tanpa basa-basi meninggalkan helena. helena menatap kepergian Chanakya sambil berpikir, “lakukan apapun yang kau iginkan achari, tetapi kau tidak akan mampu memahami rencanaku.”
Para ratu, Samrat dan Rajajiraj sedang mendengarkan pidato Achari Chanakya di hadapan para siswa. Chanakya berkata, “….hari ini adalah hari pertama kompetisi. Kaluan semua harus bekerja keras. Hari ini akan ada perlombaan antara peserta. Air dan waktu sangat sedikit jadi gunakan air dan waktu itu dengan bijaksana. Anak yang menyelesaikan lomba ini dalam waktu yang di tentukan akan pergi ke putaran berikutnya. Dan yang tidak berhasil menyelesaikan lomba pada waktu yang ditetapkan akan di keluarkan dari kompetisi. Dalam kompetisi kali ini, merupakan ujian untuk kecepatan, kekuatan mental dan kepandaian. Orang yang berhasil menunjukan kemampuan ini akan menjadi pemenang. Di akhir kompetisi, pemenang semua putaran akan mendapatkan pedang Chandragupta.”
Aakramak kemudian meminta para peserta kompetisi pergi ke garis start. Semua hendak melangkah peri, tapi Ashok berbelok ke arah podium. Sushim dan teman-temannya berhenti untuk melihat apa yang akan di lakukan Ashoka. Ashok menghampiri Bindu dan berkata, “…ibuku pernah berkata bahwa sebelum melakukan sesuatu yang besar, kita harus mengambil berkah dari orang tua. Aku tidak punya siapa-siap dalam hidupku selain anda. Kumohon berkahilah aku..!” Ashok kemudian menyentuh kaki Bindu memberkatinya. Ashok menghampiri Chanakya dan menyentuh kakinya. Chanakya juga memberkatinya. Ashok menyentuh kaki Aakramat dan guru yang lain. Apa yang di lakukan Ashok kemudian di tiru oleh Sushim. Sushim mendekati Bindu dan berkata, “aku telah memenangi kompetisi sebanyak 2 kali, berilah aku berkah agar bisa menang lagi.” Bindu memberkati dia. Sushim menyentuh kaki Charu. Setelah itu dia mendekati Ahenkara dan berkata, “kau tidak mermerkati aku?” Ahenkara menjawab, “semoga beruntung.” Sushim tesenyum, “kalau kau bersamaku, aku pasti akan menang.” Siamak naik ke podium untuk meminta berkah dari Bindu, Noor dan Justin. Setelah selasai, semua peserta berdiri di garis start. Bindu mengambil bendenra dan melambaikannya sambil berhitung. Sushim berbisik pada Ashok, “ini bukan awal dari kompetisi, tapi akhir mu..” Ashok todak menjawab, dia hanya melirik Sushim sambil lalu. Bindu menghitung, “1..2..3!” para peserta segera berlari. Ashok ada di bagian depan, di ikuti Siamak, lalu Sushim. Peserta terus berlari. Ashok sudah jauh memimpin. Sushim dan teman-temannya masih lari bergerombol. Pad Sushim Jeet berkata,”ashok ada di depan mu..” Sushim dengans antai menjawab, “biarkan saja. Biar dia terus berlari. Dia tak akan pegi jauh.”
Ashok berlari dengan kecepatan penuh. Saat merasa lelah dia berhenti sejanak. Siamak yang menyusul di belakangnya menyapanya, “kenapa kau berhenti? Jika kau letih, SUshim akan menyalipmu.” Ashok menyahut, “tidak! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.” Dia kemudian mulai berlari lagi. Prajurit menulis laporan siapa yang tercepat di fase pertama. Dan menyuruh kurir mengirimkan laporan itu pad Aakramat. Di hadapan Bindu dan yang lain-lian, Aakramat membacakan urutan peserta dari yang terdepan, “Ashok, Siamak, Sushim, Inderjeet…”
Dia tempat yang agak teduh, Siamak berhenti dan duduk. Ashok bertanya dengan khawatir, “Pangeran Siamak, kau baik-baik saja?” Siamak menyahut dengan nafas ngos-ngosan, “ya. hanya sedikit lelah. Mengapa kau berhenti? teruslah berlari.” Ashok kemudian melanjutkan larinya. Sushim mengintip mereka dari balik pohon dengan senyum licik. Dia melihat Siamak masih istirahat. Sushim segera mengejar Ashok. Saat dia berhasil memotong lintasan Ashok, sekuat tenaga Sushim mendorong Ashok hingga terjatuh kedalam lubang yang dalam. Sushim dengan puas berkata, “sudah kubilang agar tidak melawanku.” Ashok menatap Sushim dengan marah. Sushim melanjutkan larinya. Ashok berteriak dari dalam lubang mengharap ada orang yang mendengarnya. Siamak lewat dan mendengar suara Ashok. Di aberteriak, “Ashok… kau di mana?” Ashok berkata kalau dirinya dalam lubang. Siamak menemukannya dan dengan heran bertanya, “bagaimana kau bisa jatuh?” Ashok menjawab, “pangeran Sushim mendorongku.” Siamak berkata kalau dirinya akan mencari banuan untuk Ashok. Ashok melarangnya, “jangan pangeran Siamak. teruslah berlari.” Siamak heran, “apa kau gila? aku akan menolongmu!” Ashok menyuruh Siamak melanjutkan larinya saja, “jangan biarkan egomu menang. Aku akan mencoba keluar dari sini. Tapi satu dari kita harus tetap dalam kompetisi. kau harus menang dari pangeran Sushim. Larilah pangeran Siamak… cepat lari!” Siamak lalu bergegas lari meninggalkan Ashok. Dia berlari dengan cepat untuk mengejar Sushim. Saa memasuki fase kedua, urutan pemenang berubah. Sushim pertama, lalu Siamak, Subahu, Inderjet…
Rajajiraj menemui helena dan berkata, “Ibu suri, anda telah membuat rencana yang sangat baik. Sejarah tidak akan melupakan pernikahan ini…..” Justin datang. Helena dengan wajah tidak senang menegurnya, “kau?” Justin menghampiri Rajaji dan Helena dan bertanya dengan ketus, “kenapa Metera? Apakah aku datang di waktu yang salah?” rajajiraj yang menyahut, “tidak–tidak…aku hanya bicara sedikit dengan beliau.” Rajaji kemudian pergi. Justin bertanya pada helena, “kenapa aku merasa kalau diriku tidak sepenuhnya mengerti rencana ini. AKu percaya bahwa ketika aku berkorban demi rencana ini, maka aku punya hak untuk tahu tentang ini.” Helena seperi biasa menjawab, “ini tentang singgasana Magadha. kau seharusnya senang berkorban untuk ini.” Justin menyangkal, “aku putramu metera, dan aku mencintai orang lain lebih daripada tahta ini.” Helena menghasut Justin, “dia hanya memanfaatkanmu, Justin. Hanya memanfaatkanmu saja. Noor tidak mencintaimu. Kau bodoh! kalau dia di suruh memilih antar kau dan siamak untuk tahta itu dia tidak akan berpikir dua kali dan akan memilih siamak. Dia hanya menggunakamu. Kau terlalu emosional. Aku tidak akan mengatakan apa rencanaku padamu. Tapi ingat bahwa kali ini hanya antara kalah dan menang. Menang atau kalah,.. mengerti? Ayokita pergi!” Setelah berkata begitu Helena pergi di ikuti tantapan penuh emosi dari Justin.
Sambil menunggu hasil perlombaan, Bindusara dan rajaji bermain Luddo. Bindu memenangkan permainan. Semua orang tertawa. rajaji sambil tertawa berkata, “aku telah menyerahkan ponakanku padamu, jadi sebenarnya kami telah kalah darimu.” Justin menatap Agisika. Agnisika senyum tersipu. Noor berkata, “sekarang terlihat kalau pangeran Justin telah ada dipihak lain. Sekarang kita harus membantu samrat untuk menang.” Lhorasan dan Bindu menganguk-angguk setuju. Agnisika menyahut, “tapi ratu noor, anda tidak akan bisa mengalahkan kami dengan mudah….” Justin tersenyum mendengar kata-kata Aginiska. helena Juga. Noor terlihat dongkol. Drupat sedang berbicara dengan Subhrasi ketika pengirim pesan tiba sambil membawa urutan pemenang fase kedua. Aakramak kembali membacakan urutan pemenang fase kedua. Ahenkara telihat sangat bersemangat untuk mendengarkannya. Aakramak berkata kalau pangeran Sushim berada di urutan pertama. Charu tertawa senang, begitu pula Ahenkara dan Agnisika. Bindu mengangguk senang. Aakramak membacakan urutan selanjutnya, “pangeran siamak di urutan kedua…” Noor terlihat kecewa. Charu mengejeknya, “selamat ratu Noor, siamak di urutan kedua. Aku berpikir kalau Ashok sudah mengalahkannya.” Agnisika menyela, “masih lebih baik kalau kalah dari pageran daripada dari anak biasa…” Noor membela diri dengan berkata kalau perlombaan belum berakhir. Bindu menanyakan Ashok. Aakramak berkata kalau Ashok jatuh dalam lubang. Guru Kirpa menyela, “sudah aku bilang kalau Ashok tidak pantas ikut kompetisi.” Chanakya yang menyahut, “dia jatuh dalam lubang. Tapi bukan kalah. Perlombaan masih berjalan. ” Bindusara setuju, “achari benar. Aku tidak akan terkejut kalau Ashok bisa kembali dalam perlombaan.
Ashok terduduk dalam lubang tidak bisa keluar. Dia teringat kata-kata Sushim, “aku adalah pemenangnya dan aku tidak akan membiarkan kau menang!” Ashok juga teringat Aakramak pernah berkata padanya kalau ashok belum saatnya ikut kompetisi ini. Ashok menjadi tegang dan frustasi….Sinopsis Ashoka Samrat episode 50 by Jonathan Bay