Sinopsis Jodha Akbar episode 408 by Sally Diandra. Farhan sedang memikirkan sesuatu dihalaman istana Amer, Salim menghampirinya “Ada masalah apa, Farhan ?” Farhan langsung kaget bergitu tau Salim menemuinya, “Apa yang kamu lakukan disini, kamu seharusnya ada didalam diruang pesta” , “Aku kesini untuk melindungimu, Bela baru saja menemui kamu kan ? dan ayahnya juga datang kesini jadi aku sudah mengantarnya keluar” , “Itu bukan Bela, tapi itu temannya” ujar Farhan, “Jadi orang yang aku temui itu bukan kekasihmu ?” tanya Salim penasaran, “Bukan” Salim langsung tersenyum mengembang dan berkata dalam hati : “Terima kasih … Yaa Khudaa” Salim teringat ketika pertama kali bertemu dengan Anarkali, bagaimana dia menolongnya ketika Anarkali terjatuh ke kubangan lumpur “Kenapa kamu tersenyum, Salim ? , “Tidak apa apa” jawab Salim sambil masih terbayang bayang akan Anarkali, “Kalau begitu, lebih baik kita masuk kedalam”, “Jangan khawatir aku akan bersama dirimu” kemudian Salim berlalu dari sana, sementara Farhan masih memikirkan Bela “Besok adalah upacara pernikahan Bela, apa yang harus aku lakukan ?”
Di kamar Maan Bai, Jagat Gosain mengajak Maan Bai untuk menemui Salim. “Tapi bagaimana kalau dia mengejek aku seperti yang sering dia lakukan dulu waktu kecil”
Sementara itu Murad mendatangi Qutub dan memakaian Qutub baju seperti Salim, “Kenapa kamu memanggil aku Salim” tanya Qutub, “Karena ini adalah perintah Salim agar kamu berpura pura menjadi Salim, sehingga para putri raja akan memberikan salam ke kamu karena kamu yang berperan sebagai Salim” jelas Murad, Qutubpun memulai perannya sebagai Salim, dia mendatangi ruangan dimana terdapat banyak makanan disana, semua putrid raja yang bertemu dengannya langsung memberikan salam “Ada bagusnya juga sih berperan sebagai calon pewaris tahta kerajaan, sehingga semua putri raja akan memperhatikan aku” kata Qutub, kemudian Qutub duduk dikursi yang ada disana, tak berapa lama kemudian para putri raja tersebut satu per satu memberikan hidangan mereka untuk Qutub yang ditaruhnya diatas meja, Qutub langsung menikmati sajian makanan yang ada. Tepat pada saat itu Jagat Gosain dan Maan Bai datang ke ruangan tersebut dan mereka melihat Salim yang sedang menikmati makanannya dengan lahap, “Apakah dia itu Salim ?” tanya Jagat Gosain penasaran, “Dia mengenakan mahkota psti dia itu Salim” ujar Maan Bai, “Tapi dia sangat sangat berbeda, walaupun dia tidak begitu tampan tapi mahkotanya itu sangatlah berharga” ujar Jagat Gosain. Kemudian Qutub menyuruh pelayan untuk menyediakan makanan yang lebih banyak lagi. “Apa yang terjadi pada Salim ? mengapa dia memandangi gadis gadis itu ? sepertinya dia ingin menikahi semua gadis tersebut” kata Maan Bai, “Ya, sekali dia bertemu dengan aku, aku yakin dia akan melupakan semua gadis itu” tepat pada saat itu Anarkali menghampiri mereka yang masih ngobrol tentang Salim, Anarkali melihat Qutub yang sedang menikmati makanannya, Anarkali juga mengira kalau Qutub itu adalah Salim, “Itulah mengapa aku tidak suka dengan pangeran, mereka itu rakus untuk semua hal, untuk kekayaan, perempuan dan sekarang makanan juga” tepat pada saat itu Salim menghampiri Qutub, “Bagaimana perasaanmu menjadi seorang Salim ?” , “Aku tidak mengerti kenapa kamu pura pura tidak menjadi seorang pangeran ?” tanya Qutub, dari kejauhan Maan Bai, Jagat Gosain dan Anarkali yang masih mengobrol soal Qutub yang berpura pura jadi Salim, merasa penasaran dengan laki laki yang baru datang menghampiri Qutub yang sebenarnya itu adalah Salim sendiri, “Siapa laki laki itu ?” tanya Maan Bai, “Dia berpakaian rakyat biasa tapi tingkah lakunya seperti seorang pangeran” ujar Jagat Gosain, “Itulah mengapa dia menghormati seorang perempuan layaknya tidak seperti seorang pangeran” kata Anarkali, “Tapi satu kesalahannya, dia tidak mempunyai sebuah mahkota didalam hatinya” ujar Jagat Gosain, Anarkali memperhatikan Salim dengan seksama sedangkan Salim ketika memandang keseluruh ruangan, matanya tertuju pada Anarkali dan mengajaknya tersenyum, Anarkali jadi teringat bagaimana Salim mengatakan “Sebuah pertemanan dari hati dan hati tidak pernah salah” . Tak berapa lama kemudian Raja dan Ratu Amer juga datang ke tempat tersebut dan mengetahui bahwa anaknya Maan Bai sedang memperhatikan Salim. “Kelihatannya dia sepertinya suka dengan Salim” kata Raja, “Iya kamu benar” ujar Ratu, “Aku akan meminta mereka untuk menikah sekarang” kata Raja Amer lalu mereka berlalu dari sana, sementara itu ketika gadis itu masih terus memperhatikan Salim dari kejauhan dan tiba tiba Aram Bano adik Salim datang menghampiri Salim, Salim langsung menggendongnya dan memangkunya dipangkuannya, “Ada apa Aram Bano ?” tanya Salim, “Semua orang memperhatikan kamu, mereka mungkin mempunyai rencana jahat sama kamu, kak” kata Aram Bano, “Kalau kamu selalu bersama sama aku setiap saat, pasti tidak akan terjadi apa apa, kamu mau makan manisan ?” bujuk Salim “Jika aku tahu bahwa semua orang akan memandangimu, aku pasti tidak akan memaksamu untuk datang kesini” ujar Aram Bano, “Aku tahu kamu pasti cemburu” , “Mengapa aku harus cemburu, apa yang mereka cari ? kamu adalah milikku” kemudian Salim mencium kening adik kecilnya, dari kejauhan Anarkali melihat semua ini dan tersenyum. Birbal datang kesana dan melihat Salim tidak tertarik dengan para putri raja tersebut, “Aku harus melakukan sesuatu’” bathin Birbal dalam hati.
Sementara itu dikamar Jalal, Jalal sedang sendirian sambil menyanyikan sebuah lagu, tak berapa lama Jodha datang menemuinya dan memperhatikan Jalal dari arah belakang, Jodhapun tersenyum, ketika Jalal lupa liriknya, Jodha langsung menyambung lirik yang dinyanyikan Jalal dan merekapun bernyanyi bersama, mereka saling tersenyum. “Kamu memandangi aku terus, Ratu Jodha” goda Jalal, “Tidak, aku sedang menemanimu bernyanyi, Yang Mulia” ujar Jodha, “Aku berharap aku bisa menghabiskan sepanjang malam bersamamu” kata Jalal sambil mengajak Jodha duduk ditepi ranjang, “Akhirnya paling tidak kamu mengerti keinginanku sekarang” ujar Jodha, “Kamu telah memberikan aku hati, maka hati itu berdetak hanya untuk kamu” goda Jalal, “Aku tahu kenapa kamu melakukan itu, kamu ini nakal, aku harus pergi sekarang” kata Jodha namun Jalal langsung memegang tangan Jodha, “Aku mohon tinggalah disini, aku ingin menghabiskan malam ini bersamamu” , “Baiklah, aku akan tinggal disini menemanimu” kemudian Jalal langsung berbaring dan meletakkan kepalanya di pangkuan Jodha, lalu Jalal meminta Jodhauntuk menyanyikan sebuah lagu, Jodhapun bernyanyi lagu in Ankhoon main tum… Saara Jahan tera saaya.. Preet ka ye rang.. Ishq hai who ehsas , sambil mendengarkan suara Jodha yang merdu, Jalal memegang tangan Jodha yang sebelah kanan, sementara tangan Jodha yang sebelah kiri membelai rambut Jalal dengan lembut.
Dihalaman istana, para pangeran sedang berkumpul disana sambil menghangatkan tubuh mereka didekat api unggun, “Semua putri raja menunggumu, Salim dan kamu malah duduk disini sambil memikirkan seseorang” goda Danial, “Kalau begitu coba ceritakan pada kami siapa yang ada dalam pikiranmu itu ?” tanya Danial lagi, “Bukan seperti itu, aku tidak sedang memikirkan siapapun” bela Salim, “Tapi aku sering memergoki kamu sedang memperhatikan seseorang secara diam diam, siapa dia ? apa yang kamu sembunyikan dari saudaramu, Salim ?” tanya Qutub, Salimpun tersenyum “Aku memang menyukai seorang gadis tapi aku tidak tahu apa apa tentang dia, aku juga tidak tahu siapa namanya” , “Seseorang yang selalu pergi melarikan diri dari para gadis malah sedang memikirkan seorang gadis, itu tidak baik” ujar Danial, “Lalu apa yang kamu tentang dia, Salim ?” tanya Qutub penasaran, “Dia mengenakan baju yang biasa, namun kecantikannya tidak membutuhkan perhiasan yang indah atau baju mewah seorang putri raja, kesederhanaannya mampu mengisi ruang dihatiku ini, dia mengenakan perhiasan di kepalanya ’mang tikka’ dan itu semacam desain bulu burung merak” ujar Salim, “Kalau begitu kita harus tahu siapa dia sebenarnya” tepat pada saat itu pelayan datang sambil membawakan minuman dan makanan ringan untuk mereka, Murad mengajak Salim untuk minum, “Ini anggur, aku tidak mau meminumnya” kata Salim, lalu Murad menyuruh pelayan untuk membawakan jus buah untuk Salim, dari kejauhan Birbal mendengarkan semua ini, kemudian dia mencoba mencampurkan minuman khusus untuk Salim, tak lama kemudian Birbal mendatangi mereka sambil membawa minuman spesialnya yang dibuat khusus untuk Salim, “Mengapa kamu membawa jus ?” tanya Salim, “Aku tadi bertemu dengan pelayan dan aku meminta padanya segelas jus untuk aku berikan ke kamu pangeran” ujar Birbal sambil memberikan gelas tersebut ke Salim, Salim menerimanya lalu meminumnya dan berterimakasih ke Birbal, kemudian Birbal meninggalkan mereka. Ketika Salim minum lagi jus tersebut tiba tiba Salim batuk batuk, dan dia merasakan kepalanya pusing, lalu dia memutuskan untuk balik ke kamarnya, namun ketika mau menuju kamarnya, ditengah jalan Salim bertemu Jodha, Jodha memintanya untuk mengikutinya lalu Jodha menggandeng tangan Salim dan mendudukannya dikursi yang ada didekat mereka, dari kejauhan Birbal masih terus mengawasi Salim. “Salim, ibu telah menyeleksi beberapa gadis untuk pernikahanmu kelak” ujar Jodha sambil menunjukkan beberapa gambar para putri raja dan menyuruh Salim untuk memilih salah satunya yang nanti akan menjadi istrinya, “Aku tidak ingin menikah, ibu …mereka semua ingin menikah dengan aku karena mereka hanya ingin menikah dengan seorang Raja” kata Salim, “Lalu bagaimana, kamu ini memang seorang calon raja dan apakah seorang raja tidak menikah ? ibu akan menyeleksi salah satu gadis untuk kamu dan kamu hanya menikah dengannya saja, ibu ini ibu kandungmu, Salim” ujar Jodha, “Ibu ??? seorang ibu yang membiarkan anaknya yang baru berusia 9 tahun pergi menjauhinya dan mengirimnya ke medan perang ?” kata Salim geram sementara Jodha sedih mendengarnya, sedangkan dari kejauhan Birbal melihat kalau rencananya ini bisa gagal “Aku harus memanggil Yang Mulia Raja” lalu Birbal berlalu dari sana. Saat itu Salim masih terus menggerutu “Seorang ibu yang membuat anak kandungnya sendiri bekerja seperti layaknya seorang pelayan di rumah orang lain, seorang ibu yang mengeluh pada Yang Mulia Raja setiap saat dan membiarkan anaknya menghadapi semua hukuman seorang diri, seorang ibu yang membuat anaknya diculik dan tidak berusaha untuk menyelamatkannya” tepat pada saat itu Jalal sudah datang menghampiri mereka dan mengajak Salim untuk masuk ke kamarnya, sementara itu Jodha sangat sedih mendengar ucapan Salim yang sangat menyudutkan dirinya.
Saat itu kepala Salim sangat pusing ketika Jalal mengajak Salim masuk ke kamarnya, “Apakah kamu mabuk ?” tanya Jalal, “Ya aku mabuk tapi tidak sengaja, ayah” , “Baiklah, ayah terima kalau mungkin memang ada seseorang yang membuat kamu mabuk, tapi apakah seperti itu caramu bicara dengan ibumu sendiri ?” tanya Jalal, “Dia tidak mencintai aku, dia hanyalah Mariam Uz Zamani, dia tidak peduli dengan aku dan kamu sendiri ? kamu tidak suka kan melihat aku mabuk tapi apakah kamu tau apa yang aku makan selama tujuh tahun ini, kalian berdua menginginkan aku menjadi seorang raja, kalian memaksa aku untuk menikah tapi tidakkah kalian mengerti bahwa aku mempunyai penilaian sendiri, aku hanya seorang Salim … kalian semua menginginkan aku menjadi seorang Raja Salim tapi tidak ada seorangpun yang memperhatikan aku, semuanya hanya ingin melihat seorang Raja” Salim mulai meracau, “Apakah kamu tidak tahu betapa kami sangat mencintai kamu, kami membuat kamu menjauh dari kami agar kamu bisa menjadi ksatria yang tangguh, seorang raja yang agung dan seseorang yang berkepribadian baik, lalu mengenai pernikahanmu, kami hanya memberikan padamu beberapa pilihan tapi jika kamu tidak suka dengan mereka, itu tidak menjadi masalah, kamu akan menikah kapanpun kamu mau, kamu akan menikah dengan siapapun yang kamu inginkan, kamu tinggal mengatakannya pada kami dan kami akan membuat pesta pernikahanmu seindah mungkin, ayah akan menenangkan ibumu tapi kamu harus senang anakku” ujar Jalal, Salimpun tersenyum dan ayah anak itupun saling berpelukan. … Sinopsis Jodha Akbar episode 409