Bila Saatnya Tiba by Sally Diandra (TAMAT)

Bila Saatnya Tiba by Sally Diandra. Malam itu setelah selesai menunjukkan kebolehannya dalam menari bersama group tarinya disalah satu acara gathering sebuah perusahaan batu bara yang baru saja mengadakan joint venture dengan perusahaan Jepang, Jodha segera menghampiri sahabat baiknya yang sudah menunggunya dari tadi disudut ruangan,

“Motiiiii … akhirnya kamu datang juga, sudah makan ?” tanya Jodha sambil menggeret lengan Moti ke meja prasmanan dimana teman teman group tarinya yang lain sudah berada disana sambil menikmati makanan yang tersedia, malam itu ballroom Hotel Grand Melia memang sudah sedikit lengang, hanya tinggal segilintir orang yang berada disana, seperti sekumpulan orang orang Jepang yang masih asyik berdiksusi, juga beberapa eksekutif muda yang masih asyik menikmati wine mereka, termasuk sesosok laki laki berkumis tebal yang mengenakan kemeja hijau lumut dengan dasi warna merah menyala yang sudah dilonggarkan ikatannya dilehernya, pria itu kelihatan sedikit rilex dengan wine ditangannya sambil bersandar dengan santainya dikursinya disudut ballroom tersebut sambil memandang kearah Jodha tajam, Jodha sedikit tidak suka dengan tatapan pria berkumis tersebut, seakan akan dia ingin menelan Jodha hidup hidup, Jodhapun sedikit memicingkan matanya membalas tatapan laki laki asing yang tidak kenalnya itu sambil menikmati makanannya sambil berdiri, sementara itu pria tadi tiba tiba berbisik pada salah satu temannya dan tak lama kemudian teman pria berkumis sudah ada didepan Jodha, “Selamat malam nona nona, kenalkan namaku Mirza” kata Mirza mencoba memperkenalkan diri ke Jodha dan Moti, “Yaa selamat malam … ?” tanya Jodha penasaran, “Apakah kalian sudah siap ?” Mirza malah balik bertanya, “Siap ?? siap untuk apa ???” tanya Jodha lagi tambah penasaran, “Siapa sih dia Jodha ?” bisik Moti, ”Aku sendiri gak tau” jawab Jodha, “Sudah sudah … dari pada kita saling bingung seperti ini, bagaimana kalau kita ketemu sama temanku Jalal ?” ajak Mirza sambil menunjuk pria berkumis yang menatap Jodha tidak berkedip dari kejauhan sedari tadi, “Tapi apa hubungannya ? aku nggak kenal sama temanmu itu” kata Jodha ketus, “Heh ! jangan macam macam ya sama kita ! sebenarnya apa sih mau kamu ?” sela Moti yang mulai terganggu dengan kehadiran pria bernama Mirza tersebut, “Maka dari itu lebih baik kita ketemu saja sama temanku Jalal, dia yang akan menjelaskan semuanya, mariii … “ bujuk Mirza sambil menyilahkan lengannya, karena penasaran Jodhapun menurut mengikuti ajakan Mirza diikuti oleh Moti, “Kamu jangan percaya begitu saja, Jodha” bisik Moti sambil berjalan kearah pria berkumis tebal yang bernama Jalal, “Tenang saja, Moti … aku cuma penasaran aja, apa sih maunya para pria ini” jelas Jodha, sesampainya didepan Jalal, “Jalal, kenalkan ini … ooh maaf aku malah belum ff bila saatnya tibasempat berkenalan dengan mereka” ujar Mirza, sementara pria berkumis yang bernama Jalal langsung berdiri begitu Jodha sudah ada didepannya, “Perfect ! sempurna ! kamu sudah siap ?” tanya Jalal, “Siap ! siap ! siap apa dari tadi kalian bilang soal siap, memangnya aku harus bersiap soal apa ? kenapa kalian suka berteka teki dari tadi ? aku tidak kenal dengan kalian !” kata Jodha ketus, “Lho bukannya managermu sudah memberitahumu untuk … “ sela Mirza, “Untuk apa ?” sela Moti, “Oooh … mungkin kurang, oke berapa yang kamu minta, aku tuliskan dalam lembar cek ini karena kebetulan aku tidak bawa uang tunai” ujar Jalal sambil mengeluarkan buku ceknya dari dalam tasnya, “Untuk apa itu semua ? aku semakin tidak mengerti arah pembicaraan kalian !” kata Jodha ketus, “Heey, rileex … santai … kami sudah mendapatkan profil yang tepat, penari dan high heel warna merah” kata Jalal

 “High heel warna merah ?” bathin Jodha dalam hati, Jodha langsung teringat diruang ganti tadi, ketika hak high heelnya patah jadi dua, “Aduuuuh ,,, kenapa jadi patah begini ??? huh … masa aku harus pake sandal jepit” ujar Jodha pada dirinya sendiri setelah mendapati hak high heel yang dikenakan setelah menari tadi patah jadi dua, “Kenapa Jodha ? ouuww … high heelmu patah, hahahaha … kasihan” ejek Zakira teman satu group tarinya, “Senang yaaa lihat temennya menderita” kata Jodha dengan nada cemberut, “Tenang tenang … aku punya solusinya, nih pakai punyaku dulu !” ujar Zakira sambil menyodorkan high heel berwarna merah, “Lalu kamu … ???” tanya Jodha, “Tenang … aku kan selalu bawa ban serep ! hehehe … ada kok, aku selalu bawa cadangan dimobilku, santai ajaa” bujuk Zakira, “Terima kasih ya, Za … besok aku kembaliin” ujar Jodha senang, “Santai aja Jo …” kata Zakira sambil berlalu dari hadapan Jodha, “Ada apa dengan high heel warna merah yang dikenakannya ini ?” tanya Jodha dalam hati,

“Jadi berapa ? kamu belum jawab pertanyaanku dari tadi ?” tanya Jalal, ”Maaf, kamu salah orang ! ayo Moti kita pergi dari sini !” ujar Jodha begitu mendengar kata kata Jalal yang sangat merendahkan harga dirinya dan secepat kilat Jodha segera berlalu meninggalkan Jalal bersama Moti, tapi baru beberapa langkah Jodha melangkahkan kakinya tiba tiba lengan Jodha ditarik oleh seseorang, ketika Jodha menengok dilihatnya Jalal sedang menggenggam lengan kanannya dengan keras, “Kamu tidak bisa pergi begitu saja, aku sudah membayarmu mahal untuk semua ini, kamu harus melayani para tamuku, seperti sesuai perjanjian yang ada !” bisik Jalal dengan nada sedikit berat dan mengancam, “Hei ! kamu apakan temanku !” bentak Moti, “Tidak usah ikut campur ! atau aku akan semakin menyakiti temanmu ini !” bisik Jalal lagi dengan nada marah, sementara Jodha merasa jijik dengan pria berkumis ini, bisa bisanya dia mengira kalo dirinya adalah salah satu pelayan nafsu sex para pria hidung belang, sesaat Jodha bergidik mendengarnya, “Lepaskan tanganku ! atau aku akan memanggil security untuk menangkapmu ! dan lagi satu yang pasti anda salah alamat bung !” ujar Jodha dengan nada ketus, “Silahkan kalau kamu mau panggil security, karena bagaimanapun juga aku tidak salah dalam hal ini tapi … “ belum selesai Jalal mengucapkan kalimatnya, tiba tiba muncul Reesham manajer tari Jodha dari pintu utama ballroom sambil melambai lambaikan tangannya kearah mereka, “Yuuhuuuu … darling, good evening everybody” teriak Reesham dari kejauhan, “Aqiqa belum terlambat datang kan ? apa kabar Mr. Jalal” sapa Reesham begitu sudah didepan mereka, Jalalpun membalas sapaan Reesham sambil melepaskan cengkraman tangannya ke Jodha, sementara Jodha merasakan lengannyaa panas dan nyeri hingga ada warna merah tergambar jelas jejak cengkraman tangan Jalal. “Mr. Jalal, my lady sudah menunggu di lobby saat ini” ujar Reesham seperti bisa membaca peristiwa yang baru saja terjadi antara Jodha dan Jalal, “Lhooo … bukannya clue yang kamu berikan ke Todar itu penari dan high heel merah ?” kata Jalal sambil menunjuk ke sekujur tubuh Jodha dari atas ke bawah, “Iyaa … tadinya seperti itu Mister tapi I’m changed, aqiqa ganti bok ! hehehehe … “ kata Reesham sambil tertawa kecil.

“Mr. Jalal, kenalkan ini adalah Jodha, penari kesayanganku tapi sayang … bukan dia orangnya” kata Reesham sambil mengelus wajah Jodha sambil tersenyum, “Reesham ! beraninya kamu … “ Reesham langsung memotong ucapan Jodha, “Jodhaaa … maafkan aqiqa, aku tidak bermaksud seperti itu sayang … dan lagi kenapa juga kamu pake high heel merah ?” tanya Reesham penasaran, “High heelku patah, puas ! ayo Moti !” Jodha segera angkat kaki dari sana diikuti oleh Moti sahabat dekatnya, “Nonaaaa … “ teriak Jalal hendak menghentikan langkah Jodha lagi tapi langsung dicegah oleh Reesham, “Sudah … biarin …. diana emang orangnya begindang, sukanya merekah mulu … ma – rah ma – rah, judesnya minta ampyuuunnn diana itu” kata Reesham, “Oh yaa ??? tapi aku belum minta maaf padanya kalau ternyata aku salah orang, coba kalau kamu nggak datang …. “ ujar Jalal, “Wuuu … bisa bisa perang Bharatayudha daaah ! sudah soal itu mah gampang, serahin aja ama aqiqa wece … trus mana ni cukongnya yang mau diservice ?” ujar Reesham sambil celingak celinguk kesekeliling ruangan ballroom tersebut, “Lebih baik kamu tunggu dilobby aja yaa, nanti aku menyusul kesana, oke ?” kata Jalal, “Ya udah kalo gitu capcusss giiih … aku tunggu dilobby yaa, tapi jangan lama lama lhooo, bisa metong aqiqa” ujar Reesham, “Oke sippp !” kata Jalal, sementara itu diluar diparkiran motor, Jodha sudah sampai disana bareng Moti, lengan kanannya masih terasa nyeri dan bekas merah itu masih membekas disana, “Kenapa ? masih sakit ya ?” tanya Moti seolah olah mampu membaca apa yang ada di benak Jodha, “Iya sedikit …. enak saja dia mengira aku cewek panggilan, kalau gak ada Reesham, udah aku banting itu orang !” kata Jodha geram, “Iyaa percaya percaya yang udah pake ban hitam, yuuk pulang tapi bentar bentar … motormu gimana ?” tanya Moti, “Aku titipin dibengkel, besok aja ngambilnya, udah aah … yuk capcus, badanku pegel semua nii !” kata Jodha, “Okeee bosss ! siaappp ! segera meluncuurrr” ujar Moti sambil menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan tempat tersebut hingga menghilang dikegelapan malam.

Sesampainya dirumah, Jodha segera bergegas mandi dan bersiap siap untuk tidur, sambil merebahkan dirinya ditempat tidur, Jodha teringat kembali peristiwa diballroom hotel Grand Melia, cengkraman tangan pria berkumis yang bernama Jalal masih terasa nyeri dilengannya, Jodha lalu merabanya dan masih dilihatnya warna merah bekas jari membekas dilengannya, “Akan selalu aku ingat wajah laki laki berkumis yang sudah merendahkan harga diriku itu ! suatu saat aku harus bisa membalas rasa sakitku ini, tunggu pembalasanku Mr. Jalal !!!” bathin Jodha, tak lama kemudian Jodhapun sudah terlelap dalam mimpi indahnya. Bila saatnya tiba bag 2