Sinopsis Chandra Nandini episode 8 by Meysha Lestari. Demi Nandini, Padmanand mengadakan Swayamvar untuk mencarikannya suami. Pangeran Parvatak Maliketu mendapat undangan, tapi Nandini memngerjainya dengan menyamar sebagai pria.
Nandini mendatangi Chandra yang menyamar sebagai Maliketu. Chandra ingat perintah Chanakya agar pergi ke Magadha sebagai maliketu, karena maliketu mendapat undangan untuk mengikuti Swayamvar. Hanya pangeran yang berhak ikut sayembara itu. Lalu Chandra mencuri undangan dan pergi ke Pataliputra.
Chandra menatap nandini yang menyamar sebagai pria. Nandini memberitahu Chandra kalau sayembara itu bukan untuknya, “kau telah di jebak. Pernahkan kau melihat puteri Nandini? Dia gemuk dan jelek. Cacat dan kundalininya memberi iysarat kematian untuk suaminya. Lihatlah, aku menasehatimu. AKu tak ingin kau mati, karena itu aku menyuruhmu pergi dari sini, teman..”
Chdnra berpikir kalau itu pasti strategi musuh yang ingin mengaagalkan keikutsertaanya dalam sayembara. Dia mengamati nandini dan beranjak pergi. Teman-teman Nandini tertawa geli. Nandini mendengar langkah kaki, dan dia segera menarik pedangnya. Chandra menodongkan pedang itu dan menyuruh Nandini membuang kumis palsunya, “tunjukan wajahmu yang asli!”
Nandini melawan. Keduanya terlibat pertarungan pedang. Chandra berhasil membuka turban dan kumis palsu nandini. Dia terkejuta melihat wajah cantik Nandini. Sambil tersenyum, Chandar melangkah pergi. Tapi nandini menghentikannya, “Bertarunglah! Aku belum menyerah!” Chandra menolak, “aku tidak menyerang wanita..” Nandini menjelaskan kalau di Magadha wanita bukan hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Lalu tanpa menunggu kesediaan Chandra, Nandini menyerangnya..
Chandra menangkap pedang nandini dengan tangan kosong. Darah mengucur dari luka di tangan Chandra dan jatuh dibelahan rambut Nandini. Nandini coba menarik pedangnya, tapi rambutnya tersangkut di baju Chandra. Chandra berkat akalau dia tidak akan melepaskan nandini sampai dia mengatakan kebenarannya. Nandini mengaku sebagai pelayan tuan puteri, “dia menyuruhku melakukan ini karena dia tidak siap untuk menikah..” Setelah berkata begitu, Nandini melarikan diri.
Nandini kembali ke istana. Gautami dan yanh lain menggoda Nandini, “jadi kau menikahi pria itu, lihat ada sindoor di rambutmu..” Nandini menjelaskan kalau warna merah itu adalah darah Maliketu yang terluka saat mereka bertarung. Teman yang menyaksikan pertarungan Chandra dan nandini berkata kalau keduanya begitu dekat. Nandini meminta mereka berhenti menggodanya.
Teman-teman Chandra juga menggoda Chandra. Chandra berkata kalau tujuannya adalah Magadha, bukan Nandini.
Amartya menyambut para pangeran yang ikut swayamvar. Chandra mengenalinya. Amartay mengajak pangeran mendekati air. Nandini mengintip para pangeran dan yakin kalau sekarangg tinggal 14 pangeran bukan 15. Gautami menghitung mereka dan berkata kalau mereka masih 15, “aku melihat Parvatak Maliketu…” Nandini tak percaya. Gautami menyuruhnya menghitung sendiri. Dan benar, memang 15. Nandini kesal, “ya tuhan, mengapa dia kembali?”
DI asrama Chanakya, Maliketu berpikir untuk pergi ke Magadha untuk ikut swayamvar dan menjadi raja, “seharusnya aku tidak mendengatkan apa kata Achary, seharusnya aku pergi kesana. Chanakya melihat maliketu melamun, “apa yang kau pikirkan?” Chanakya mengajak Maliketu ikut dengannya karena punya sesuatu yang harus di kerjakan. Maliketu tak punya pilihan lain selain menurut. Dalam hati Maliketu sangat geram karena Chanakya menjadikan dirinys eperti budah, padahal dia calon Raja.
Para pangeran peserta Swayamvar diajak keliling istana magadha. Mereka di kenalkan dengan situasi dan kondisi istana. Chandra pergi untuk memeriksa istana seorang diri. Dia pergi untuk menemukan ruag rahasia. Nandini melihat chandra dan merasa heran. Lalu Nadini membuntutinya.
Padmanand bertanya pada Amartya siapa yang dia pikir akan menjadi calon suami yang pantas untuk Nandini? Amartya mengajukan Naksha yang hari itu beraksi dengan bagus sekali, “jika mereka menikah, mereka akan hidup bersama selamanya…. Pasangan jika saling menicnta akan membunuh orang lain, tapi jika tidak saling mencinta akan saling bunuh..” Nand tertarik mendengarnya.
Nandini menyatroni Chandra yang telahpun melihatnya. Nandini menegur Chandara, “kenapa kau masih di sini ketika kau tagu kalau puteri tidak siap untuk menikah?” Chandra menjawab, “aku di sini untuk Magadha, bukan untuk nandini. Aku ingin mempelajari tempat ini.” Nandini menduga kalau Chandra belum mendengar kekuatan ayahnya, “…dan lagi, tak seharusnya kau berada di sini..” Chandra mengaku tersesat dan minta Nandini menunjukan jalan…