Sinopsis Gangaa episode 96 bag 2 by Meysha Lestari

Sinopsis Gangaa episode 96 bag 2 by Meysha Lestari. Gangaa sedang belajar sambil menulis. Dia menulis dengan tangannya yang terluka dan terlihat kesakitan. Sagar datang dan menegurnya, “kau sedang apa Gangaa? Kau tidak boleh menulis dengan tangan terluka.” Gangaa menjawab kalau dirinya harus menulis, dan dia tdiak bsia menulis dengan tangan kiri. Karena itu dia menggunakan tanganya yang terluka. Gangaa bertekad kalau dirinya harus lulus dengan atau tanpa bantuan orang lain. Yash datang dan mengejeknya, “kenap masih belajar? Tak akan ada yang membantumu. Kau pasti tidak lulus. terima nasib aja dech!” Gangaa menyahut cepat, “aku tidak perlu bantuan. akan kulakukan sendiri. Mengerti!” Sagar dengan kesal berkata, “kau tahu mengapa orang tidak mau membantumu? Karena kau itu sombong sekali Gangaa!” Gangaa berkata kalau dirinya sudah sering kali membantu orang yang sombong. Sagar kesal dan mengajak Yash pergi dari sana, “Ayo Yash kita bermain.”
Gangaa menghapal dengan keras tentang sejarah Mugahl. Dan dia salah menyebut Barbar sebagai ayah raja Jalal. Sagar mendengarnya. Dia lalu mengajak Yash bermain permainan sejarah. Yash tidak paham maksud Sagar. Sagar berkata, “maksudku kau jadilah Akbar dan aku menjadi ayahnya Akbar Humayun.” Yash bertanya kapan dalam permainan kriket ada akbar dan Humayun. Sagar terus mengulang menyebut Humayun. Gangaa bertanya-tanya, “mengapa Sagar terus menyebut Humayun?” Gangaa segera memeriksa bukunya dan tersadar, “oh ya.. nama ayahnya Akbar itu Humayun, Barbar itu kakeknya Akbar.” Yash mengajak Sagar bermain laptop. Sagar menyahut dengan kalimat yang di tujukan pada Gangaa, “dengarnya, sebelum aku membantumu. Kau tidak akan bisa melakukan apa-apa. Kau dengar itu Akbar. Aku adalah ayahmu. Untuk semua pekerjaan kau perlu bantuanku!”
Gangaa yang mendengar kata-kata Sagar merasa terganggu dan menghampirinya, “aku ini tidak bodoh! kau terus membantuku secara tdiak langsung kan?” yash menatap Sagar. Sagar jadi salah tingkah. Gangaa berkata lagi, “mengapa kau membantuku? Hanya teman yang akan membantu!” Sagar menyela, “artinya aku bukan temanmu begitu? Kau memang benar, aku memang bukan temanmu!” Sagar kemudian mengajak yash pergi bermain kriket.
Sudha datang kerumah Chaturvedi. Rumah itu sepi, Sudah memanggil-manggil nenek. Omkar muncul. Sudha terlihat tegang dan cemas. Omkar menatapnya dengan tajam dan bertanya, “mengapa kau kemari? Ingin memberitahukan kejadian di kuil?” Sduha ketakutan. Madhvi menyapanya, “nyonya Sudha..” Omkar cepat-cepat mempersilahkan Sudha duduk, “aku akan panggilkan ibu.” Madhvi melihat ketegangan di wajah Sudha, “nyonya Sudha, apa kau baik-baik saja?” Sudah menjawb kalau dirinya baik-baik saja dan ingin bertemu nenek di kamarnya. Madvi mempersilahkan dia masuk kedalam. Omkar terlihat tegang. Madhvi menatap omkar dan mencurigainya, tapi tidak berkata apa-apa.
Sudha bertemu nenek. Dia mengundang nenek sekeluarga untuk datang ke pemujaan yang di lakukan di asrama. nenek senag, “bagus sekali, kalian adakan pemujaan Bhagawan ita di asrama..” Nenek memberitahu Madhvi kalau mereka mengundang seluruh keluarga. Madhvi mengangguk. Sudha berpamitan. Tapi nenek menanyainya, “ada apa Sudha? kau terlihat cemas? Apa ada yang mengganggu dirimu?” Belum juga Sudha menjawab, Omkar masuk dan dengan wajah munafiknya dia berkata, “ibu, kau mengatakan isi hariku. AKu baru saja bertanya pada nyonya Sudha…” Madhvi melirik Omkar dengan tatapan Sangsi. Sudha terlihat tegang. Omkar bertanya, “ada apa nyonya Sudha? Semuanya baik-baik saja? Apa yang anda cemaskan? Jika anda mencemaskan mengenai pemujaan Bhagawan Gita, serahkan saja padaku. aku akan membantu mempersiapkan segalanya.”  Nenek tertawa senang. nenek berkata kalau tak ada yang tahu apaisi hati Sudha tapi dia yakin Sudha akan mampu melaksanakan tanggung jawabnya. Sudha kemudian permisi pulang. nenek memastikan bahwa mereka akan datang. Sudha beranjak peri. Omkar cepat-cepat meminta izin untuk pergi ke sungai Shivala. Nenek mengizinkannya. Madhvi menatap kepergiannya dengan tatapan curiga. Dia teringat kata-kata Gangaa tentang insiden di kuil. Mahdvi membatin, “pasti ada masalah besar, kalau tidak nyonya Sudha tidk akan menampar kak Omkar. Tapi apa masalahnya?”
Sagar melamun di jendela. Yash melapor pada Prabha karena Sagar tak mau bermain. Prabha mendatangi Sagar dan memanas-manasinya tentang Gangaa, “dia tinggal di rumah kita, makan dari kita, tapi melotot pada kita…” Sagar termakan omongan Prabha dan berjanji kalau dirinya tidak akan mau menolong Gangaa. Prabha senang karena itu artinya Gangaa tidak akan lulus.
Gangaa sedang memijat nenek. Nenek terlihat sangat menikmati pijatan Gangaa. Selesai memijat Gangaa pergi ke dapur untuk mempersiapkan pemujaan nenek. Koki yang melihat piring makan Gangaa masih utuh menegurnya, “kenapa kau belum makan Gangaa?” Gangaa menjawab kalau dia harus mempersiapkan pemujaan nenek lalu belajar. Dia berlari pergi sambil membawa nampan pemujaan. Tak lama kemudian dia kembali lalu membuka bukunya dengan cemas,’aku sampai mana..ya, sampai mana ya aku…” Koki menoleh pada Gangaa. Dia mengambil piring Gangga menyuruhnya duduk, “Gangaa ayo duduk… ayo!” Gangaa protes. Koki menarik Gangaa agar duduk di lantai. Gangaa menurut. Koki bilang, “kau kan belum makan. Ayo makan! Dari pagi kau kan bekerja melayani nyonya, sekarang kau harus makan setelah itu baru belajar.” Koki menyuapin Gangaa. Gangaa menurut. Gangaa ganti menyuapin Koki, “koki anda juga harus makan!” Gangaa berkata kalau dirinya juga bsia belajar sambil makan., Dia bertanya 10 tambah dua belas berapa. Koki tertawa, “kau ingin tahu atau mengujiku?” Nenek memanggil Gangaa. Gangaa hendak lari, tapi koki melarangnya. Koki menyuruh dia makan dulu. Mehry datang memanggil Gangaa, “Gangaa, kau tidak dengar ya? Sejak tadi nenek memanggilmu!” Gangaa hendak berdiri tapi Koki menyuruhnya minum dulu. Setelah minum Gangaa bergegas berdiri dan hendak melangkah pergi. Tapi dia ingat sesuatu, dia menatap koki, lalu mencium pipinya sambil mengucapkan terima kasih. Koki tersenyum senang. dia berdoa agar tuhan memberi Gangaa keberhasilan. Sinopsis Gangaa epsidoe 97 by Meysha Lestari