Sinopsis Gangaa episode 96 bag 1 by Meysha Lestari. Niru dan Madhvi menatap penuh harap pada Sagar. Tapi Sagar kemudian menggeleng dan berkata kalau dirinya tidak bisa menolong Gangaa harus belajar sendiri. Niru dan Madhvi membujuk Sagar. tapi nenek melarang mereka memaksa Sagar, “kenapa kalian memaksa cucu ku, kalau dia bilang tidak bsia yang tidak bisa. Dia harus belajar, nanti kalau nilainya jelek kalian memarahu cucuku…” Niru masih tetap ingin tahu mengapa Sagar tidak mau menolong. Gangaa tak mau Niru memohon Sagar demi dirinya, “aku bisa mengerjakan soal-soal itu sendiri tuan. Tak perlu bantuan siapapun.” Sagar kesal, dia membalas kata-kata Gangaa dengan mengatakan kalau gangaa Sombong. Sagar pun membalasnya. Keduanya bertengkar. Sagar yang lebih dulu meninggalkan tempat itu. Lalu di kuti Gangaa. Orang-orang tua jadi bingung. Nenek berkata, “kok jadi bertengkar?”
Gangaa naik kelantai atas dan mengomel sendiri, “Sagar itu sombong sekali. Dia pikir dia itu siapa?” Di tempat lain, Sagar juga mengomel, “Gangaa pikir kalau dia tidak membantuku, aku tidak bsia apa-apa begitu ya? Tidak bsia main kriket. main layangan, menjadi raja di drama..” Gangaa menyahut, “aku tidak salah, aku selalu membantu sagar tapi dia yang sombong padaku.” Sagar berkata kalau sebenarnya dia telah mengambil keputusan, kalau Gangaa memohon dia akan membantunya, “tapi sekarang walaupun dia memohon aku tidak akan membantunya. Meski dia sentuh kakiku, aku tidak akan membantunya.”
Gangaa menghapal pelajaran Sejarah di balkon, “ibukota India itu Delhi, nama negara kita India.” Sagar datang kesana. dan melihat Gangaa. Keduanya saling bertetapan. Gangaa berbalik dan berguman, “hei lihat, dia datang lagi untuk menggangguku?” Sagar mendengarnya. Dia melangkah menghampiri Gangaa, “kau bilang apa? Aku mengganggumu?” Gangaa menyela cepat, “iya…mengganguku!” Sagar kesal, “ya ampun, aku tidak punya pekerjaan lain selain mengganggumu apa? kalau tahu kau di sini, aku tidak akan kemari. AKu malas melihat wajahmu. Kau ini benar-benar egois Gangaa!” Gangaa membalas dengan sengit, “lalu kenapa kau masih di sini? Kau tahu aku sedang belajar di sini. Kenapa kau tidak pergi saja?”
Sagar menyahut sambil melangkah mendekati kursi, “aku mau duduk di sini, kau mau apa? kau jangan menyuruhku pergi, kalau kau mau kau pergi saja!” Lalu dengan gayanya Sagar duduk santai di kursi yang ada di balkon. Gangaa kesal melihatnya. Dia lalu sengaja menghapal dengan suara yang di perkeras untuk mengusir Sagar. benar saja, Sagar tidak tahan mendengar suara Gangaa yang berisik. Dia dengan kesal bangkit dan bergegas pergi. Gangaa tersenyum penuh kemenangan, “nah lihat, aku menangkan? Aku mengusir Sagar.” Gangaa kemudian melanjutkan hapalannya. Tiba-tiba Sagar muncul lagi dengan membawaa bola basket dan earphon. Sagar berkata, “sekarang kau boleh berteriak sepuasmu. Dan itu tidak akan berpengaruh padaku!” Sagar kemudian mendengarkan musik sambil bermain basket di depan Gangaa. Gangaa melanjutkan hapalannya dnegan suara keras. Hingga terbatuk-batuk. Gangaa menyerah, “Sagar.. hentikan bermain bolanya. AKu tidak akan berteriak saat belajar. Sagar hentikan. Aku mau belajar. Sagar!” Sagar benar-benar tak mendengar. Gangaa memanggilnya terus. Akhirnya Sagar melihat kearah gangaa yang memberinya yang berkata padanya dengan bahasa isyarat. Sagar membuka earphon nya dan bertanya, “ada apa?” Gangaa punya ide, “dengar ya.. kau jangan buat keributan. Kita ambil jalan tengah saja. kau jangan main bola di sini, dan aku tidak akan berteriak padamu. Iyakan?” Sagar berkata kalau dirinya tidak masalah dengan teriakan Gangaa, “tapi tengorokanmu mulai sakit, karena itulah…. ayo ngaku saja!” Gangaa tidak menyahut. Dia menatap Sagar dengan sayu. Sagar jadi tidak tega dan menyerah, “iya aku akan pergi. Tapi bukan karena kau minta. Mengeri! Jika aku di sini, aku harus melihat wajahmu dan aku tidak mau. Sekarang kau bisa belajar sepuasnya. Sekarang aku akan pergi dari sini!” Bukannya terima kasih, Gangaa denga kesal berguman, “coba lihat wajahnya itu seperti kera. Dia bilang tidak mau melihat wajahku, kapan aku suruh dia melihat wajahku ini? Dasar sombong. Untung saja dia sudah pergi!”
Niru duduk di meja makan dengan wajah letih. Prabha melihatnya dan memberi isyarat pada nenek agar melihatnya. Madhvi datang sambil membawa air, “ini minumlah. Bagaimana apa masalahnya beres?” Niru menjawab kalau dia sudah bicara dengan orang tua murid, tapi mereka semua berkata kalau anaknya harus belajar dan tidak punya waktu untuk membantu yang lainnya. Prabha senang karena semua berjalan sesuai rencana nenek. Gangaa ddatang danberdiri di belakang mereka. Madhvi dengan cemas berkata, “sekarang bagaimana? bagaimana Gangaa akan mengerjakan ujian?”
Sagar datang melewati Gangaa dan duduk didepan ibunya sambil berkata, “ibu.. aku lapar bu. Ada makanan kan?” Madhvi menyuruh Sagar duduk sementara dia pergi mengambil makanan. Niru bertanya mengapa Sagar tidak mau membantu Gangaa, “memangnya ada masalah apa? kau masih ada waktu sebelum ujian kan?” Gangaa menyela, “sduahlah tua, jangan memohon pada Sagar untukku. Sudah kubilang aku akan menulis sendiri. AKu tidak butuh bantuan siapapun.” Sagar menatap Gangaa wajah cemberut menahan kesal. Gangaa balas menatap Sagar dengan tatapan datar. Niru dan Madhvi menatap keduanya lalu saling panang. Niru berkata dirinya akan berusaha lebih keras lagi. Nenek memotong kata-kata Niranjan. kata nenek, “sudahlah Niru, mengapa kau memohon pada semua orang untuk membantu dia? tahun depan kan dia bsia ujian lagi. memang apa masalahnya kalau dia sekarang tidak bisa ikut ujian?” Gangaa cepat-cepat berkata, “tidak nenek. Aku akan belajar tahun ini, aku akan ikut ujian dan lulus.” nenek tak bisa bicara apa-apa lagi mendengar tekad Gangaa. Prabha berbisik di telinganya, “bibi, anak itu sudah memutuskan untuk tetap ikut ujian. Sekarang bibi akan bagaimana?” nenek menyahut, “gadis itu, di sudah beda dengan teman-temannya tapi malah bermimpi tinggi. Dia masu sejajar dengan lelaki rumah ini. AKu pastikan aku akan gunakan segala cara agar dia jauh dari pendidikan. AKu mau lihat, apakah dia akan lulus ujian?”
Nenek sedang duduk di tepi tempat tidur sambil mengurut-urut kakinya. Gangaa datang membawakan obat, setelah itu hendak beranjak pergi. Nenek menahanya, “kau mau kemana? Siapa yang memberiku obat?” Gangaa kemudian mengambilkan obat nenek yang tersimpan di bawah bantal dan memberikan padanya. lalu pamitan, “boleh aku pergi nek? AKu harus belajar!” nenek menjawab denganlembut, “kapan aku melarangmu belajar? Pergi sana. Oh ya apakah kau sudah siram tanaman?” Gangaa menggeleng. Prabha muncul dan
membentak Gangaa, “kenap akau geleng-geleng kepala seperti kerbau? Ayo cepat..cepat siram tanaannya. Oh ya setelah itu kau harus segera menyapu teras. Aku tidak tahu siapa yang sudah memakan kacang dan membuang kulitnya di sana. Ayo cepat bersihkan!” Gangaa menyahut cepat, “bibi yang makan!” Prabha melotot kesal, “trus.. apakah kau mau menyuruhku yang membersihkannya? Ayo pergi.. cepat bersihkan terasnya.. ayo!” Gangaa pun pergi. Prabha berkata dengan senang, “bibi..bibi beri saja dia pekerjaan dan dia tidak akan punya kesempatan untuk belajar….” Sinopsis Gangaa episode 96 bag 2