Sinopsis Gangaa episode 90 by Meysha Lestari.

Sinopsis Gangaa episode 90 by Meysha Lestari. Gangaa berlari menghampiri penjaga toko. Penjaga toko menghentikan wisatawan yang akan pergi. Gangaa menyodorkan miniatur sepeda kepada mereka. Mereka memeriksanya satu persatu dan memuji Gangaa atas pekerjaanya yang bagus. Tapi sayang hanya 4. Penjaga toko memberitahu Gangaa kalau dia tidak akan mendapatkan uangnya, “aku menyuruhmu membuat 5.” Gangaa mengaku kalau dirinya tak bisa membuat satu lagi sepeda dari waktu yang tersisa, “tapi aku tidak akan membuatmu marah dan pergi.” Gangaa kemudian memerikan sepeda yang di buatkan ayahnya pada mereka, “ini sangat berharga bagiku, tapi kalaian boleh menyimpannya.” Gangaa ingat kalau bapaknya telah memberikan sepeda itu padanya sebagai hadiah perpisahan di hari naas itu. Wisatawan mengambil sepeda itu. Mereka membayar 7500 pada penjaga toko. Mereka mengucapkan terima kasih pada Gangaa lalu beranjak pergi. Gangaa menatap sepeda di tangan mereka dengan sedih danmengikuti langkah mereka. Penjaga toko memuji Gangaa atas kerja kerasnya yang bagus, “kupikir kau tidak akan datang.” Gangaa mengejar  turis-turis itu tapi kemudian berhenti dan menangis, “maafkan aku ayah, anda telah membuat sepeda it untukku dengan penuh cinta. Aku biasa melihatnya setiap kali aku memikirkan dirimu. Aku bisa merasakan kehadiranmu. AKu memberikan sepeda iru pada turis karen aaku membutuhkan uang. Tolong maafkan aku!” Aku tahu aku telah memberikan pad amereka benda yang kau buat untukku tapi aku ingin memperbaiki kesalahanku. Kuharap anda senang sekarang karena anakmu tahu bagaimana memperbaiki sesuatu. ANda selalu bilang agar tidak merusak kepercayaan siapapun. Itu yang aku lakukan! Kumohon jangan marah padaku!” Penjaga toko soubenir datang untuk memberinya uang, “ini 7000 rupe hasil kerja kerasmu.  Kau melakukannya dengan fantastis. Kenapa ku menangis?” Gangaa memberitahu penjaga toko kalau sepeda yang terakhir sangat berarti baginya, “tapi aku juga butuh uang.” Gangaa mengambil uang yang di sodorkan penjaga toko Souvenir dan menyimpannya dalam tas kecil. Penjaga toko melihat jempol Gangaa yang berdarah dan kuatir padanya. Gangaa menenangkan, “tak apa, ini hanya luka kecil.” Penjaga toko melihat kalau luka itu berubah biru. Gangaa teringat pesan Maharaj kalau nenek tidak akan membiarkan Gangaa masuk kedalam rumah.

Puja petang hari telah di mulai di rumah Chaturvedi. Maharaj menjadi tegang, “sekarang nenek tidak akanmembiarkan Gangaa masuk kedalam rumah. Dia belum juga pulang.” Sagar juga tegang. Nenek menyuruh koki menutup pintu karena sduah saatnya. maharaj memohonagar menunggu sebentar lagi, “dia pasti sedang dalam perjalanan pulang.” Omkar tidak setuju, “ini akan menjadi pelajaran yang bagus untuk Gangaa. Ibu pasti telah berpikir lebih dulu sebelum mengambil keputusan untuk tidak membiarkan dia masuk setelah matahari terbenam.” Sesaat nenek menjadi iba, tapi kemudian mengangguk pada Maharaj agar menjalankan perintahnya. Maharaj coba memberi alasan kalau itu akan membuat gadis kecil itu diam di luar rumah sendirian. Omkar memotong ucapan koki, “aku pikir kau tidak bisa mengikuti perintah ibu.” Lalu dia sendiri pergi untuk menutup pintu. Maharaj Ji dan Sagar mengikutinya dan coba mencegahnya agar tidak melakukan itu, tapi sia-sia.

Gangaa berlari secepat kilat menuju rumah Chaturvedu. Dia bahkan hampir tertabrak mobil, untung pengemudinya menghentikan mobil tepat waktu. Gangaa melanjutkan larinya. Maharaj dan Sagar terus memohon agar Omkar membuka pintu. Omkar membentak Sagar, “siapapun boleh melakukan apa yang mereka inginkan. Tapi kali ini biarkan orang tua yang mengambil keputusan apa yang harus di lakukan. nenek benar, gadis itu harus du hukum kali ini. Dengan begini dia akan berubah.” Taks eorangpun berani bicara apa-apa sekarang. Prabha tersenyum senang.

Gangaa terus berlari. Sareenya tersangkut di roda gerobak. Dia telah tiba di luar rumah. Omkar telah menutup satu daun pintu dan melihat Gangaa. Gangaa berteriak memohon agar Omkar tidak menutup pintu, tapi Omkar tak mengubrisnya. Dengan susah payah Gangaa coba mencapai pintu. Gangaa cepat-cepat mengunci pintu dari dalam dan berkata kalau Gangaa belum juga datang. Dia menyuruh semua orang masuk kedalam.

Semua orang merasa sedih kecuali yash, Prabha dan Omkar. Gangaa mengetuk pintu, “tolong bukakan pintu, aku telah kembali.” Maharaj dan Sagar merasa lega. Dhristi meminta ayahnya agar membuka pintu, “Gangaa tiba tepat waktu.” Tapi omkar menolak, “dia telat. Pintu tidak akan di buka. Biarkan dia diluar sepanjang malam. Di ahasru dihukum.” Sagar memberi alasan kalau Gangaa hanya telat sedikit saja. Omkar tidak memperdulikannya.  Gangaa terus mengetuk pintu memohon agar di izinkan masuk. Omkar tetap bersikeras, “dia menyusahkan orang sepanjang hari. Kalian mengabaikan kesalahannya sampai sekarang tapi aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Pintu ini tidak akan di buka sekarang bahkan jika kalian semua memohon padaku.” Nenek merasa bersalah. Melihat itu Omkar bertanya, “aoakah aku melakukan kesalahan ibu?” Nenek menggeleng dan  malah mendukungnya, “dia harus tahu apa yang terjadi kalau melakukan sesuatu sesuka hati.” Prabha mendukung Omkar. Lalu mereka semua pergi kekamar masing-masing. Maharaj membuntuti nenek sambil membujuknya agar tidak terlalu keras pada gadis kecil. Sagar juga merasa tidak enak hati. yash sangat suka, “sekarang Gangaa mendapat pelajarannya. Sekarang dia tidak bisa pergi kemana dia mau.” Yash membujuk Sagar agar tidak marah, “kau kan bertengkar dengan Gangaa, ingat tidak?”

Gangaa dengan sedih duduk di luar rumah. Tak ada seorangpun di sekitarnya. Gangaa melihat seorang pria yang menutupi kepalanya dan jalannya pincang. Gangaa ketakutan dan berlari kepintu sambil berteriak, “nenek tolong bukakan pintu. AKu sangat takut. Di luar sangat gelap. tak oarang lagi di sini. Berilah aku hukuman apapun tapi jangan bisarkan aku di sini.” Gangaa juga berteriak memanggil Sagar tapi tak ada jawaban. Jempolnya kembali berdarah. Gangaa duduk di dekat gerbang sambil berpikir, “apa yang harus aku lakukan?”

Nenek mengambil obat karena kepalanya sakit. Gangaa menghampiri jendela dan melihat nenek. Gangaa memohon, “nenek, tolong bukakan pintunya.” Nenek tidak bergeming dari keputusannya, “ini hukumanmu!” Gangaa menyahut, “aku adalah seorang gadis. Nenek bilang anak gadis tidak boleh pergi keluar rumah setelah malam hari.” Nenek mengingatkan Gangaa tentang nasehatnya yang lain, “aku juga pernah memberitahumu agar tidak keluar rumah tanpa memberitahu orang lain, tapi kau malah kabur dari lewat balkon. Pintu tidak akan di buka sekarang. kau harus menunggu di luar rumah.” Gangaa setuju untuk menanggung segala hukuman asal di biarkan masuk kedalam rumah, “kumohon nenek!” Nenek tidak menggubrisnya dan menutup pintu. Gangaa sedih dan beranjak pergi, dia harus di tinggal diluar rumah malam ini.

Gangaa kembali duduk di depan gerbang utama. Nenek tidak berniat untuk mengalah. Gangaa berpikir keras, “apa yang akan terjadi padaku? AKu hanya bsia masuk kedalam rumah kalau pintunya di buka.” Gangaa menatap pipa pembuangan air dari atap danmendapat ide, “aku bisa memanjatnya dan masuk lewat balkon. AKu sudah sering naik pohon lalau mengapa tidak naik pipa ini?” Gangaa menyemangati dirinya dengan berdoa, “Jayalah dewa Hanoman!” dan mulai memanjat pipa. 2 orang pemabuk lewat dan melihat Gangaa menaiki pipa. Gangaa menjadi takut….  Sinopsis Gangaa episode 91 by Meysha Lestari