Sinopsis Gangaa episode 162 by Meysha lestari.

Sinopsis Gangaa episode 162 by Meysha lestari. Sagar menyuruh Gangaa untuk menunggu di luar. Nenek mmemprotes Sudha, “kau pernah bertanya padaku apa yang sudah kuajarkan pada gadis itu. Sekarang aku bertanya pertanyaan yangs ama padamu. Gadis itu harus di jauhkand arai Mahant Ji. Dia bisa membuat segalanya berantakan.” Sagar berpikir kalau dirinya pasti tidak akan bisa menghentikan Gangaa kalau dia membuat satu kesalahan lagi, “bagaimana caraku menghentikan dia?”
Bal Mahant memeriksa piringnya, “apakah piring ini bersih?” Gangaa memprotes Mahan Ji pada Sagar, “dia selalu mengeluh.” Sagar yakin kalau Gangaa akans egera membuat masalah. Mamta membawakan piring yang lain. Kemudian, bal Mahant menolak minum air dari gelas yang telah di sediakan untuknya. Gangaa yakin kalau Mahant Ji sengaja ingin menyusahkan semu aorang, “mahant mana yang melakukan semua itu?” Sagar mengalihkan pehatian gangaa dengan menayakan hadiah ulang tahunya, “berikan padaku sekarang. Aku ingin melihatnya.” Dia mengajak Gangaa pergi. Gangaa masih sempat berkata, “tidak mungkin itu Mahant. Dia hanya anak-anak yang bicara kasar pada semua orang.”
Bal Mahant menatap makanan, “akankah aku makan makanan ini?” Pishi Ma berkata kalau mereka akan memasak banyak makanan seandainya mereka mampu. Nenek dengan manis menawari Mahant untuk mencicipinya karena mereka telah membuatnya dengan penuh kasih sayang. Mahant menolak, “aku bisa melihat dan mengerti kualitas makanan.”
Gangaa protes, “mahant Ji itu tidak bisa komplen tentang makanan tanpa mencicipinya. Mengapa dia mengamuk pada makanan?” Sagar sekali lagi meminta hadiahnya. Gangaa memberikan hadiah ultah yang telah dia siapakan pada Sagar. Sagar terlihat senang, “kau sangat baik. kau tahu, aku selalu mencari-cari kaos kaki.” Gangaa hendak keluar tapi Sagar mencegahnya, “aku harus melihat apakah ini sesuai atau tidak. Aku tak mau menggunakannya kalau kau tidak tertarik.” Gangaa kemudian gokus pada Sagar dan menyuruhnya mencoba kaos kaki itu, “jangan marah. Cobalah!” Mereka mendengar suara Mahant Ji. Dia bicara buruk tentang makanan, “makanan ini tidak lezat sama sekali. beberapa puri hanya setengah matang atau hitam. Ini yang kalian sebut Bhoj? Kalian akan menghancurkan semuanya.” Gangaa hendak keluar. Sagar menahannya. Gangaa baru tahu mengapa Sagar menghentikan dirinya saat dia mau keluar dan mengalihkan perhatiannya. Gangaa berkata pada Sagar, “biarkan aku keluar kalau kau perduli pada kami. Anak itu berkelakuan sangat bitu. Ayahku pernah bilang bahwa seseorang tidak seharusnya menahan hal-hal buruk.”
Mahant terus menyalahkan makanan. Dia mendorong pring menjauh sambil berkata kalau dirinya tdiak mau makan makanan itu. Gangaa pergi kedepannya dan mulai mengoceh panjang lebar, “kau menyebut dirimu sendiri pendeta dan kau bahkan tidak tahu bahwa seseorang tidak boleh menghina makanan yang dihidangkan di depan mereka. AKu telah menambahkan susu dan merebusnya selama 3 jam. Aku juga telah menambahkan banyak bumbu di dalamnya. Bibi Sudha dan semua wanita mendapatkan nya dengan kerja jeras. Kau melontarkan amukan ketika semua orang menghormatimu. Kau menyakiti mereka. Makan semuanya diam-diam!” Semua orang terkejut mendengar kata-kata Gangaa.
Barkha membawa hadiah untuk Niru dan Madhvi. Niru memeriksa belanjaanya meski Madhvi mengatakan kalau Niru sangat sibuk. Barkha telah membelikan T-Shirt berwarna merah untuk Niru. Madhvi memberitahu Barkha kalau Nirutidak memakai baju seperti itu. Barkha memadankan T-sgirt itu pada niru sambil memujinya, “kakak ipar terlihat lebih mudah 10 tahun..” Niru tersenyum tapo madhvi terlihat tidak nyaman.
Sahyogi Bal Mahant mengatakan kalau apa yang dikatakan oleh Gangaa adalah opengkhinaan untuk Bal Mahant. Mahant Ji mengatakan hal yang sama, “makanan ini tidak sama sekali tidak bisa di makan.” Semu aorang coba menghentikan mahant Ji, tapi Sahyogi membiarkan dia. Sagar berguman kalau dia benar, “kenapa gangaa selalu keras kepala sepanjang waktu.” Gangaa dengan tegas melarang mahant Ji memakannya, “mereka yang masak yang seharusnya memakannya. Hanya mereka yang tahu rasanya. Mereka telah bekerja keras dan meminta di pintu rumah orang. Orang miiskin belum tentu mendapatkan satu Chapatti tapi kau menolak begitu banyak makanan.” Nenek menyuruh Gangaa diam. Gangaa membela diri denga berkata kalau dia hanya berkata bahwa makanan sehausnya di hormati, “pendeta besar ini menghina makanan.” Rombongan Mahant Ji menyebut itu sebagai penghinaan besar. Mahant Ji dengan geramberanjak keluar dari asrama. Sudha mengejarnya dan meminta maaf padanya, “ku mohon, berilah kami sedikit waktu, kami akan memasak untuk anda sekali lagi. Nenek mengatakan hal yang sama, “gadis ini tidak tahu apa-apa.” Gangaa menuntut mengapa Mahant Ji menghina nenek, :dai lebih tua darimu. Kau bicara kasar padanya, pada pishi ma, pada bibi Sudha. Apakah itu bukan penghinaan? Kau tidak menghormati makanan. kau bahkan tidakmau mendengarkan orang lain saat ini. Ini juga termasuk tidak menghormati. Apakah begini caramu bicara pada orang yang lebih tua di rumahmu?” Nenek meneriakan nama Gangaa. Tanganya tertahan di udara. Semua orang terhenyak kaget. Mahant Ji menolak untuk tinggal di asrama walau sedetik saja.
barkha mengambil surat dari tangan Pulkit. Pulkit merebutnya kembali. Barkha bertanya, “apakah itu surat cinta?” Pulkit memberitahu Brakha kalau itu surat dari Saloni, “dia menulisnya beberapa waktu yang lalu.” Barkha menawarkan diri untuk mencarikan alamat asrama Saloni, “kau akan membutuhkannya. Aku tidak suka ketika dua kekasih terpisah. Aku akan senang kalau bisa menyatukan mereka.” Madhvi datang, Pulkit segera mengalihkan pembicaraan. Barkha menyuruh Pulkit pergi kekamarnya untuk belajar. Madhvi mengoda Barkha, “apakah itu benar-benar cerita atau sesuatu yang berhubungan denganmu?” Barkha beraksi. Madhvi mengerti kalau Barkha coba mengalihkan topik. Madhvi bertanya, “pria seperti apa yang kau inginkan?” Barkha menjawab kalau dia harus seperti kakak iparnya (Niru), “dia tidak boleh ortodox, harus sangat modern, bisa pergi menemani aku dalam setiap petualangan. Dia harus selalu bahagia dengan ku dan sebaliknya.” madhvi berkata kalau hal seperti itu hanya ada dalam film. Barkha yakin kalau itu bisa terjadi di dunia nyata karena madhvi mempunyai pria yang seperti itu. Kedua sepupu itu kemudian berpelukan.
Mahant Ji mengutuk para wanita, “kalian berdoa ahar suami kalian mendapat kedamaian dan surga. Itu tidak akan terjadi. Jiwa mereka akan terjebak di Mrityu loka saja. Lakukan apapun yang kalian inginkan tapi tak akan ada kebaikan yang keluar daripadanya!” para wanita setengah histeris memohon ampun tapi Mahant Ji teguh pada kata-katanya. Dia dam murid-muridnya bergegas pergi dari sana.
Nenek menyalahkan Gangaa karena telah menjado noda hitam bagi wanita dan janda, “aku telah mengatakan ini sejak awal bahwa gadis ini adalah masalah besar. Dia telah menghancurkan segalanya. Tak ada yang mempercayai aku. Kalian semua harus sepakat untuk memutuskan hukuman yang setimpal untuknya sekarang. AKu telah memutuskan hubunganku dengannya. jangan pernah datang ke deoan mataku lagi dalam kelahiran ini!” sagar dengas edih pergi mengikuti neneknya. SInopsis Gangaa episode 162 by Meysha lestari