Sinopsis Gangaa episode 159 by Meysha lestari.

Sinopsis Gangaa episode 159 by Meysha lestari.  Pemabuk itu  memanggil teman-temannya untuk menangkap Gangaa. gangaa menyuruh Sudha dan wanita yang lain pergi dari tempat itu, “laki-laki itu sangat jahat.” Gangaa lari kearah yang berlawanan. Teman-teman pemabuk itu mengejar Gangaa. Gangaa terlaihat sedikit beingung. Sagar menariknya ke sudut yang aman. Sagar bertanya apa yang terjadi. Gangaa menceritakan semuanya pada Sagar, “pria itu sangat jahat. Dia menganggu bibi Sudha.” Sagar ingat apa yang Gangaa katakan pada nenek, “mengatakan dengan bangga pada nenek bahwa kau tidak akan pulang kerumah dan sekarang kau mengemis. Pulanglah kerumah setelah minta maaf pada nenek.” Gangaa coba memberitahu Sagar kalau dirinya tidak mengemis. Sagar tahu itu, “aku tahu kau sangat sombong dan tidak akan mau melakukan itu. Itu ssebabnya para pria itu mengejarmu. Mereka mungkin sudah menangkapmu kalau tidak ada aku. Orang lain mungkin sudah mengucapkan terima kasih padaku karena telah ku tolong tepat waktu. Kau bersikap sangat sombong. AKu telah melakukan banyak hal untukmu.” Gangaa berkata kalau teman sejati tidak pernag merasa kalau mereka melakukan kebaikan padamu. Kau selalu ingin mengucapkan terima kasih atas semua hal sekecil apapun yang kau lakukan padaku. Kalau kau teman sejatiku maka kau akan mengerti mengapa aku mengatakan hal itu pada nenek.” Tanpa bicara lagi Gangaa pergi dari sana.
Nenek sedang melakukkan puja. Dia tidak bisa kosentrasi karena musik yang sangat keras. Nenek memanggil Madhvi, tapi akhirnya dia keluar sendiri karena merasa Madhvi juga tidak akan mendengar panggilannya. Barkha sedang mengajari Pulkit berdansa. Barkha berkata kalau dansa sangat bagus untuk kesehatan. Nenek mematikan musik, “kami melakukan puja di sore hari.” Barkha balas berkata kalau dirinya melakukan Zumba di jam segitu. Barkah melihan lonceng yang di bawa nenek dan memujinya, “Amma Ji, loncengmu sangat bagus. Aku akan melakukan puja dnegan mu hari ini.” Nenek bertanya, “apakah kau sudah mandi? Kau tak boleh berpakaian seperti itu dan melakukan puja.” Barkha mengangguk paham. Dia lalu perri untuk berganti baju. Sebelum pergi, nenek menyuruh Pulkit untuk belajar. Nenek meminta Madhvi agar menjelaskan aturan rumah ini pada Barkha. Madhvi terlihat tegang.
Pishi Ma dan para wanita berkumpul di asrama. Mereka memeriksa apa yang mereka kumpulkan hari ini. Mereka membicarkan Gangaa dan apa yang sduah dia lakukan hari ini. Gangaa berpikirkalau para wanita itu sudah bekerja keras untuk mengumpulkan semua semua barang itu, “mereka memgemis dan mendapat hinaan saat mengumpulkannya. Bibi Sudha sangat ketat tapi masih ada saja orang yang menyusahkannya. Dia masih maumendengarkan mereka. Aku mengerti sekarang bahwa tak seorangpun mau memberikan pekerjaan pada janda. tapi aku tetap tak mau mengemis. Aku harus melakukan sesuatu untuk membuat bibi Sudha tersenyum.” Gangaa pergi kedapur dan memasak makanan untuk semua orang.
Sagar dalam perjalanan pulang. Dia berguman tentang betapa sombongnya Gangaa. Barkha sedang bicara dengan Pulkit, “sepetinya kau sedang jatuh cinta.” Barkha mengoda pulkit. Madhvi memanggil Barkha, tapi Barkha bilang kalau dirinya ingin bicara dengan keponakannya. Sekali lagi Barkha bertanya pada Pulkit apakah dia sedang jatuh cinta? Madhvi memberi isyarat pada barkha agar diam. Pulkit menyangkal, dia pamit mau peri belajar. Barkha tertawa, “dia sangat pemalu. Matanya sangat tajam seperti mata Jijz (kakak ipar/Niru).” Nenek bingung mendengar panggilan pendek lainnya dari Barkha. Barkha berkata kalu dirinya kan mengajari nenek semuanya.
Sudha menghentikan Gangaa dari memotong sayuran, “siapa yang menyuruhmy melakukan itu? Apakah kau selalu membuat segalanya berantakan?” Gangaa menyahut kalau dirinya sedang coba untuk membantu mereka. Sduah memberitahu Gangaa kalau semua sayuran itu bukan untuk mereka. Pishi Ma menambahkan kalau semua itu dikumpulkan untuk Maha Bhoj, “Mahant Ji akan datang.” Gangaa bertanya, “jadi.. kalian bekerja keras seopanjang hari, mendapat hinaan untuk memberi makan pendenta palsu?” Para wanita tersentak kaget.
Sagar tiba di rumah. Sebelum nenek dapat memeluknya, Barkha menarik Sagar ketepi. Dia bicara tentang makanan favorit Sagar. madhvi terkesan dengan ingatan Barkha, karena di hanya sekali bertemu dengan Sagar, yaitu ketika dia berusia 6 tahun. Barkha memberitahu Sagar kalau paman maharaj akan membawakan Jus untuknya. Sagar meralat panggilan Brakha, “tidak ada yang menyebut koki paman maharaj…” Sagar mengucapkan terima kasih karena Barkha sudah berkunjung, “aku sedang merasa sedih.” nenek memberikan cangkir tea kembali padda Maharaj sambil berkata, “aku tidak menyukainya!”
Gangaa menolak memasak untuk orang lain kecuali untuk wanita di asrama, “aku tidak akan memasak untuk pendeta palsu manapun.” Sudha memberi alasan bahwa hanya dengan cara itu dosa mereka di bersihkan. Gangaa mengerti kalau Sudha ingin bayaran dari dirinya kerana tinggal di asrama, “itu sebabnya kau ingin aku bekerja?: Sudah tidak memberinya jawaban yang memuaskan. Di ahanya berkat akalau Gangaa sudah merusak kelahirannya yang sekarang, “akan lebih bagus untuk kelahiranmu yang akan datang kalau kau melayani Mahant Ji.”
Gangaa berkat akalau ayahnya pernah bilang, “dosa kita akan hilang kalau kita berendam di sungai Gangaa. Dia tidak pernah memberitahu aku kalau bahwa kita harus berdoa pada manusia. yang ini ayah sama sekali tak pernah memberitahu aku.” Pishi ma menunjukan fot Mahant Ji, “jika janda melayaninya dalam Shard maka itu akansangat bagus.” Sudha memaksa gangaa untuk melayani mahant Ji dan juga untuk berdoa untuk kedamaian almarhum suaminya. Gangaa menolak, “aku bahkan tidak pernah melihat wajah dia.” Sduah berkata kalau seseorang harus mendoakan keluarga mereka dalam Shrad. Gangaa berkeras, ” aku tidak akan melakukan itu.” Sudha dengan tegas berkata kalau Gangaa harus melakukan apa yang dia katakan kalau ingin tinggal di asrama itu. Semua wanita pergi. Gangaa bingung, apa yang harus dia lakukan.
Nenek menyuruh Madhvi memasak makanan karena Niru pasti sedang dalam perjalanan pulang. Madhvi mengangguk. Nenek berpikir apa yang sudah di katakan Barkha pada Sagar. Niru pulanh, dia meminta segelas air. Barkha muncul dari belakang dan langsung memeluk Niru. Nenek terhenyak kaget. Madhvi dan Sagar tersenyum. Niru menatap Barkha dengan bingung. Barkha pura-pura marah pada Niru karena di lupa padanya. Niru menatap Madhvi minta petunjuk. Barkha mengingatkan Niru kalau dia hanya punya 1 adik ipar perempuan. Sebelun Niru mengatakan apa-apa, nenek menyuruh Sagar memeriksa Pulkit. nenek menyebut Barkha tida tahu malu.
Niru tersenyum mengingat siapa Barkha, “kau sudah besar sekarang.” Barlha berkata kalau Niru sangat tampan, “matamu sangat tajam.” Nenek pura-pura batuk.  nenek menyuruh mereka semua makan, “kita harus melakukan til-arpan besok untuk ayah Niru dan keluarga yang lain.” Barkha memanggil nenek dengan Ams. Niru tersenyum mendengarnya. Barkha berkata kalau nenek sangat ketat tapi dia akan menjadi lembut karena ada dia. Niru berkat akalau dirinya juga takut saat dia memeluknya, “aku bertanya-tanya siapa dirimu.” Madhvi dan Barkha berbincang-bincang dengan akrab.
Sekok harinya, Niru melakukan Ti-arpan untuk ayahnya. Semua wanita di asrama juga melakukan hal yang sama. Sudha melihat Gangaa tidak ada di antara mereka. tapi tak lama kemudian dia datang. Sudha terkejut melihatnya. Pishi ma dan mamta tersenyum melihat gangaa. Pishi Ma memberitahu Sudha kalau dirinya marah-marah tanpa alasan, “dia ada di sini.” Sudha berkata karena dia ketat itulah maka Gangaa mau melakukannya, “gadis ini hanya akan mengerti ketika kita ketat denganya. Dia hanya mengerti bahasa sepert itu saja.” Gangaa menyahut, “aku tidak melakukan ini karena kau ketat bibi Sudha. Juga jangan berpikir kalau aku melakukan inisebagai seorang janda. Aku melakukan ini untuk ayahku..” Sinopsis Gangaa episode 160 by Meysha Lestari