Sinopsis Gangaa episode 158 by Meysha Lestari.

Sinopsis Gangaa episode 158 by Meysha Lestari. Seorang gadis masuk ekdalam rumah Chaturvedi dan menanyakan Niru. Nenek mengenali gadis itu sebagai gadis yang berpapasan dengannya di jalan. Nenek kesal melihatnya. Tapi Madhvi mengenalinya. Dia adalah adiknya, Barkha. Madhvi segera berlari memeluknya. Barkha terdiam saat melihat nenek. Madhvi mengenalkan Barkha pada nenek, “ibu, ini adik sepupuku Barkha.” Barkha meminta maaf pada nenek atas apa yang terjadi tadi pagi. Dengan sopan dia menyuruh Mehri menyimpan tasnya ke dalam. nenek menatap Madhvi, “apakah dia akan tinggal di sini?” Madhvi mengangguk. Barkha meminta makanan. Mehri memberitahu nenek kalau tas Barkha sangat berat. nenek menyimpulkan kalau Barkha akan tinggal lama di rumahnya, “sampai kapan masalah baru ini tinggal di rumahku?”
Sudha memaksa Gangaa agar ikut meminta sedekah. Karena Gangaa tidak mau, Sudha menyebut dia pengecut. Gangaa menjawab dengan jelas kalau dirinya bukan pengecut. Gangaa akhirnya bersedia ikut bersama Sudha dan para wanita sambil memegang kendi. Gangaa komplen, “aku bahkan tidak takut bekerja keras. kalian tidak perlu menarik aku dengan paksa. Ayahku sering bilang  bahwa seseorang membutuhkan kekuatan untuk bisa hidup denganhormat. AKu punya banyak kemauan. AKu tidak takut apa-apa. Ayo kita pergi!”
Sudha mengejek Gangaa, “cari tahu betapa berat kami bekerja untuk menyediakan makanan yang dengan angkuh kau menolaknya untuk makan.” Mereka pegi ke sebuah rumah. Mamta memuji pria pemilik rumah itu karena selalu memberikan sesuatu pada orang lain atau paa janda seperi mereka, “kami tidak oernah pulang dengan tangan kosong dari rumah itu.” Sudha mengingatkan Gangaa agar tidak membuat drama di sana, “jangan mengatakan sesuatu yang salah.” Pria itu menyuruh Gangaa agar membuka kainnya agar dia bisa memberikan buah-buahan dan barang-barang yang lain. Gangaa menjawab kalau dia datang ke rumah itu bukan untuk mengemis, “lalu mengapa aku harus melakukan itu?” Para wanita menjadi tegang. Gangaa berkata kalau dirinya tidak minta sedekah. Pria itu bertanya, “lalu mengapa kau datang kesini? Tuhan telah mengambil suami kalian. AKu merasa kasihan pada kalian semua tapi coba lihat gadis sombong ini. Milau besok jangan ada yang datang kesini lagi.” Sudah minta maaf padanya tapi pria itu mengusir mereka. Sudha memarahi Gangaa karena menjawab balik kata-kata orang itu. Gangaa berkata kalau dirinya tidak mengeri mengapa mereka harus mengemis, “ayo kita bekerja. Kita bisa mendapatkan uang dengan bekerja lalu dengan uang itu kita memberi barang-barang keperluan kita. Pengemis itu tidak baik.” Sudha setuju untuk melakukan sesuatu seperi yang di minta Gangaa hari ini.
Barkha duduk di luar sambil menikamtai makanan yang di masak madhvi. Dia sekolah di kedokteran, tapi sudah selesai. Kini dia sedang menunggu wisuda. madhvi coba megajak Barkha ke dalam ketika nenek datang. Barkha menawari nenek Halwa. Nenek meminta madhvi membuat Barkha mengeri tentang aturan di rumahnya. Barkha memanggi nenek dengan panggilan bibi, tapi nenek menyuruhnya memanggil Amma Ji. Barkha bilang kalau panggilan itu membosankan. AKu akan memanggilmu dengan  Ams saja ya.” Merhri berpikir kalau nenek pasti akan memarahi Barkha. Nenek meminta Barkha agar mengikuti aturan rumahnya. Barkha berkat akalau aturan di buat untuk di langgar. Maharaj ji takut melihat Barkaha bicara begitu pada nenek, karena tak seorangpun pernah bicara denganya seperti itu. Barkha pergi kedapur untuk mengambil Halwa lagi. Nenek menyuruh Maharaj membantu Barkha. Madhvi minta maaf pada nenek atas kelakuan sepupunya, “dia tida pernah hidup seperti ini. AKu akan mengajari semuanya.” Nenek menegaskan bahwa semua orang yang di tinggal di  rumah ini harus mengikuti aturannya, “tidak boleh ada yang melanggarnya. Satu gadis peri, gadis yang lain datang!”
Sudha mengampiri seorang wanita untuk meminta pekerjaan. Wanita itu mengejek Sudha, “lakukan apapun tapi aku tidak akan membiarkan bayanganmu di rumahku.” Wanita it berbalik untuk peri. Gangaa memegang kakinya. Wanita itu menatap gangaa dengan kaget dan marah. Gangaa berkata, “mengemis itu salah. Mengapa kau menyuruh bibi SUdha melakukan itu? Mengapa kau tak mau memberi dia pekerjaan ketika dia memintanya? Dia bicara denga manis padamu tapi mengapa kau kasara padanya?” Wanita itu meminta Gangaa agar pergi darinya, “aku harus mensucikan diriku lagi sekarang.” Wanita itu memanggil pelayannya, “aku harus mandi lagi. Ini adalah dosa dari karma yang kau bawa dari kelahiran terkahirmu karena itu kau menjadi janda di usia semuda ini. pergi sana!” Waniat itu kemudian pergi. Sudha bertanya apakah Gangaa puas sekarang?” Gangaa menjawab, “kita kan bukan menjadi janda atas keinginan kita. AKu tidak melakukan sesuatu yang salah.” Sudha berkata kalau itu yang coba dia katakan pada Gangaa, “aku ingin membuatmu mengerti. Kapan kau akan menerima kenyataan ini? Gebinilah cara masyarakat memperlakukan para janda.”
Mamta coba meminta pekerjaan dari seorang pria. Pria itu memanggil pembantunya dan menyuruh dia mengusir mereka pergi. Semua orang menutup pintu di depan wajah mereka jika merek ameminta pekerjaan.
Sagar berpikir tentang kata-kata nenek, “apakah Gangaa juga melakukan puja? Dia juga janda.” yash datang mengajak Sagar bermain. Sagar bertanya-tanya apakah Gangaa perhi kesekolah atau tidak hari ini, “bibi Sudha sangat ketat..” Sagar berlari ke asrama. Dia mengintip dari kejauhan. Pintu asrama ditutup dari dalam. Sagar menatap bola kasti di tanganya dan melemparkannya ke pintu. Pishi ma membuka itu. Sagar datang mengambil bolanya. Pishi ma tahu kalau Sagar datang untuk menemui gangaa. Sagar menyangkal, “aku sedang bermain cricket ketika bola terlempar kesini. Dan Gangaa pasti sedang ke sekolah.” Pishi ma memberitahu kalau Gangaa tidak ke sekolah, dia sedang pergi mengemis. Mendengar itu Sagar segera berlari pergi dari sana.
Gangaaa masih tidak mau mengemis. Sudah memberi alasan bahwa tak seorangpun mau memberi mereka pekerjaan bahkan setelah mengemis pada semua orang. mamta berkata bahwa mereka harus mengumpulkan sedekah sebanyak yang mereka bsia hari ini. Gangaa mengoreksi kata-katanya, “itu mengemis.” Sudha menyuruh Gangaa duduk di tangga, “kita sudah mendapat penghinaan sepanjang hari karena dirimu.” Mereka kemudian melanjutkan pengumpulan sedekah tanpa Gangaa. gangaa sedaih memikirkantak seorangpun mau memberikan pekerjaan pada bibi Sudha dan wanita yang lain, “kami juga bisa bekeja seperti kak Mehri.” Gangaa melihat dua orang anak berbagi coklat. Gangaa teringat Sagar, madhvi dan niru. Dia tersenyum sedih.
Seorang pemabuk memegang tangan Sudha sambil coba memberinay buah-buahan, “tak seorangpun yang akan memberimu barang-barang sebanyak ini.” Dia memegang tangan Sudha dengan paksa. Gangaa tak bisa menerimanya. Dia mengambil batu dan melempar orang itu tepat di kepalanya. Pria iti melepaskan tangan sudha dan memegang kepalanya sambil meringis kesakitan. Sinopsis Gangaa episode 159 by Meysha Lestari