Sinopsis Gangaa episode 132 by Meysha lestari. Sagar mondar mandir di kamarnya. Dia mencemaskan posisinya di grup tari, “aku benci Chandan! Aku tidak menyukainya sama sekali!” Sagar duduk dan menuliskan kalimat serupa di buku tulisnya.
Shankar menelpon MLA, “Niru belum pulang kerumah. Sampai kapan aku harus menunggu di sini? Tak ada gunanya!” MLA setuju, “dapatkan rekaman CCTV di area di mana Solanki pernah berada. Kita akan mendapatkan beberapa petunjuk di sana. berhati-hatilah. Akan menjadi masalah kalau sampai banyak orang yang melihat.” Shankar mengiyakan.
Gangaa menarik kurta Shankar untuk mendapatkan perhatiannya. Setelah Shankar melihat kearahnya, Gangaa bertanya, “kenap anda mengintip kedalam rumahku?” Shankar hendak mengatakan sesuatu tapi Gangaa tidak memberinya kesempatan. Gangaa memanggil semua orang, “ada maling dalam umah!” Semua orang berlari keluar mendengar teriakannya. Shankar mendorong Gangaa agar bisa kabur. Gangaa terjatuh kearah gerobak yang ada didekat situ. nenek, Madhvi dan Maharaj Ji menolongnya sambil bertanya, “apa yang terjadi?” Gangaa memberitahu mereka kalau ada pria mencoba untuk melihat isi rumah, “aku bertanya apdanya mengapa, tapi dia maalah kabur ketika aku berteriak memanggil semua orang.” Madhvi bertanya, “apakah itu orang yang sama yang ada dalam sketsa?” Gangaa menggeleng. Nenek menyuruh Gangaa mengambarkan ciri-cirinya. Nenek menghubungkan ciri-ciri yang disebutkan Gangaa dengan Shankar. Nenek melarang untuk menghubungi polisi, “kita akan memikirkan itu ketika Niru pulang. Hingga saat itu, kita harus hati-hati.” Madhvi dan Maharaj Ji membantu Gangaa masu kedalam. Nenek terlihat tegang, “benarkan itu Shankar? Mengapa dia datang kesini? Apakah dia tahu kalau ini rumahku?”
Sagar merobek halaman yang sempat di tulisinya tadi ketika melihat Madhvi dan Gangaa datang. Madhvi memberitahu Sagar tentang kejadian yang baru saja terjadi, “dia pasti pencuri. Gangaa bertindak berani dan membuat dia melarikan diri.” Sagar bertanya apakah Gangaa berohong? Gangaa mengingatkan Sagar kalau dirinya tidak pernah berbohong, “aku membelamu ketika tak seorangpun bersamamu.” Sagar marah karena setelah itu anak-anak mengejeknya. “mereka pikir aku tidak bisa melakukan apapun seorang diri.” Gangaa berkata kalau itu benar, “Chandan tidak menang, tapi kau yang menang. Anak-anak yang lain mengerti ketika aku membelamu.” Sagar menolak untuk menerima bantuan Gangaa. Madhvi mengobati luka Gangaa. Sagar dengan marah berkata pada ibunya kalau dia sangat membenci Gangaa. Di akeluar daru ruiangan itu dengan gusar. Tinta menyebar di seluruh permukaan buku. Gangaa membersihkannya. Dia melihat apa yang telah di tulis dalam buku itu. Madhvi juga membacanya, “Aku Benci Chandan!”
Madhvi bertanya pada Sagar pakah dia yang telah menulis kalimat itu di buku tulis? Sagar menjadi tegang, lalu mengangguk. Madhvi ingin tahu alasan di belakangnya. Sagar bercerita tentang kejadian di sekolah, “haruskan aku tidak marah? Chandan sangat buruk.” Madhvi mengerti maksud Sagar, “tapi kenapa marah pada Gangaa?” Nenek yakin Gangaa telah melakukan sesuatu yang salah, “apa salahnya?” Madhvi menggeleng. “kau telah membuang satu halaman tapi jejak tulisan masih ada di halam yang lain. Kau boleh menyalahkan Gangaa sebisamu untuk meluahkan kemarahanmu. Tapi tidak ada masalah yang akan terselesaikan dengan cara itu. Orang akan berpikir kalau kau menjadi lemah. Hadapi Chandan dengan berani kalau dia mengejekmu. Kau pasti akan menemukan cara untuk mengatasinya. Ayo minta maaf pada Gangaa..” Nenek melarang Sagar minta maaf pada Gangaa. Gangaa juga tidak mau Sagar minta maaf padanya, “aku hany aingin Chandan menemukan jaalan yang benarseperti Bulbul. Dia menjadi temanku sekarang. AKu ingin hak yang sama untuk Chandan dan Sagar.”
Esok harinya, Bulbul dengan bersemangat menunggu untuk melihat wajah sedih Gangaa. Gangaa memberitahu kepala sekolah dan Gunwanti kalau dirinya sudah mengambil ukuran panggung dan telah membuat tanda di lantai. Mereka semua terkesan dengan tindakannya yang pintar. Bulbul menyerigai, “dia akan segera menangis.” Guru dan murid lalu pergi ke kelas, tapi tanda yang di buat Gangaa di lantai sudah lenyap. Bulbul pura-pura bermain drama danbertanya pad abu Gunwanti, “apa yang terjadi bu? Mungkin paman peon yang telah membersihkannya.” Kepala sekolah bertanya pada paman Peon. Paman peon berkata kalau dia langsung mengunci pintu begitu Gangaa dan Reena pergi. Reena ingat kalau dirinya telah menulis ukuran panggung di secarik kertas, “kita bsia membuatnya lagi…” Sedihnya, dia tak bsia menemukan kertas itu lagi.
Dengan manis bu Gunwanti dan kepala sekolah menasehati Gangaa agar tidak putus asa ata hilang harapan, “kita akan berlatih seperti sebelumnya. latihan akhir bagaimanapun akan terjadi di panggung tari.” Gangaa teringat kata-kata Madhvi, “kalau kau sobek satu halaman makan jejak tulisan masih ada di halaman lainnya..” Gangaa kemudian meminta buku yang di gunakan Reena untuk menulis ukuran panggung. Dengan binggung Reena memberikan buku itu pada Gangaa. Gangaa melihat halanan di belakang halaman yang telah di sobek. Di sana dia melihat jejak tulisan ukuran panggung yang pernah dibuat Reena. Gangaa menyalin tulisan itu dan memberitahu semua orang kalau dia telah menemukan ukuran panggung yang sebenarnya, “kita bisa membuat tanda itu sekaali lagi..” Kepala sekolah kagum dengan ketajaman otak Gangaa danberkata kalausuatu haru nanti Gangaa akan terkenal dan akan membuat mereka bangga. Gangaa tersenyum senang. Bulbul dan Vjaya terlihat kesal. Lalu para murid berkumpul untuk berdoa pagi.
Sagar memberitahu guru tari kalau dirinya benar-benar baik sekarang, “aku bisa berlatih sekarang.” Guru tari mentraktir anak-anak di luar karena telah berlatih dengan baik minggu lalu.
Murid-murid menandai posisi mereka di lantai. Gunwanti menghargai kerja keras mereka. Chaya kesal pada Gangaa karena telah menjadi ketua meeka sekali lagi. Tapi Bulbu tidak berniat untuk menyerah.. SInopsis Gangaa episode 133 by Meysha lestari