Sinopsis Gangaa episode 131 by Meysha Lestari.

Sinopsis Gangaa episode 131 by Meysha Lestari. Raghubir, guru tari sekolah Sagar melatih anak-anak dengan penuh semangat. Untuk mendapat hsail yang maksimal, dia berjanji akan mengajak anak-anak berlatih di atas panggung yang akan di gunakan untuk berlomba. Guru melihat Sagar berwajah pucat, dia takut kalau terjadi apa-apa, makanya dia menyuruh Sagar beristirahat. Sagar bilang kalau dirinya masih mampu melanjutkan. Tapi guru bersikeras. Sagar terpaksa menurut. Guru memilih murid yang bisa menggantikan Sagar. Chandan mengambil kesempatan itu, “biar aku saja, pak. Aku kan dulu pernah jadi penari utama.” Guru setuju. Akhirnya Chandan menggantikan Sagar. Dan mereka mulai berlatih, sementara Sagar menonton. Sagar sangat cemas, takut kalau Chandan menari dengan bagus dan akan megantikannya. yash juga mengatakan hal yang seruap. Sagar jadi berpikir keras.
Sudah waktunya pulang. Reena mengucapkan selamat tinggal pada Gangaa. tapi gangaa berkata kalau dirinya kan ikut bersamanya. Reena kaget, “kenapa? Rumahmu kan kearah sana?”  Gangaa mengajak Reena ikut dengannya dan berjanji akan memberitahunya nanti. Mereka berdua pergi ke sebuah kedai. Gangaa membeli pita ukur. Reena bertanya, “Gangaa, kenapa kau memerlukan itu?” Gangaa menjawab, “nanti aku beritahu.” Bulbul dan gang melihat Gangaa dan Reena. Mereka heran, “sedang apa gangaa ada dis ini?” Gangaa dan Reena pergi. Bul bul dan gang membuntutinya.
Latihan tari masih berlangsung. Sagar hanya menonton sambil duduk di kursi. Latihan berakhir. Guru memuji Chandan, “bagus sekali tarian mu hari ini, Chandan. Bagus sekali!” Chandan tersenyum puas. Guru juga memuji murid  yang lainnya. Mereka mengucapkan terima kasih dan membubarkan diri. Chandan mendekati Sagar dan mengejeknya, “Sagar, apa kau lihat, aku tadi menari dengan bagus. pak guru memujiku. Sebentar lagi aku akan mendapatkan posisi. Kau akan menari di belakangku bersama yang lain. Jangan terlalu yakin kalaa kau akan menari atau tidak. Bagaimana kalau kau di rawat di rumah sakit lagi.. ck..ck..ck. Kondisimu itu sangat buruk. Kau terlihat pucat.” Sagar emosi mendengarnya. Dia berdiri menghadap Chandan sambil berteriak, “aku tidak sakit. Aku cuma sedikit pusing aja” Yash coba melerai, “lupakan saja Sagar, biarin aja.” Chandan meyahut, “Yash benar. Sebaiknya kau diam saja. Bicara saja kau tidak kuat. Apalagi mau menari?” Sgara kesal, “siapa bilang aku nggak kuat? Aku ini sangat kuat!” Chandan tertawa mengejek Sagar, “dia bilang di kuat?” teman-teman Chandan ikut menertawakan Sagar. Chandan menantang Sagar untuk adu panco, “kita akan lihat siapa yang kuat!” Sagar setuju. Yash melarang Sagar, takut kalau Sagar kalah dan di ledek oleh semua orang. Sagar sudah mengambil keputusan akan menerima tantangan Chandan.
Gangaa dan Reena masuk kesekolah Sagar. Saat memasuki halaman, mereka mendengar suara berisik. Gangaa heran, “mengapa mereka berisik sekali? Mereka menyerukan nama Sagar. Kenapa ya?” Gangaa dan Reena mendekat kesana. Dia melihat Sagar dan Chandan sedang adu panco. yash dan beberapa teman menyemangati Sagar. Sementara teman yang lain menyemangati Chandan. Sagar hampir mengalahkan Chandan. Seorang teman membisiki Chandan, “Chandan sepertinya dia akan mengalahkan mu.” Chandan terlihat kesal. Chandan tidka mau kalah. Dia mengambil pensil dari saku tasnya daan menusuk Sagar dari bawah meja tanpa di lihat oleh siapapun kecuali Gangaa. Sagar berteriak kesakitan dan melepaskan tangannya. Chandan menang. Dia tersenyum mengejek, “lihat aku menangkan?” Teman-teman Chandan bersorak. Sagar berkata kalau Chandan curang. Chandan membalas, “dia kalah, makanya dia bilang aku curang. Aku tidak berbuat apa-apa. Apa adayang melihat aku curang? Ayo bilang! Apa ada yang melihat?” Teman-teman mereka terdiam. Tapi Gangaa berteriak, “aku melihatmu!”
Chandan menatap Gangaa dengan heran, Sagar, Yash dan teman-teman yang lain. Gangaa mendekati Chandan, “aku melihatmu menusuk Sagar dengan pensil di bawah meja tadi. Karena itulah sagar kalah.” Sagar menatap gangaa dengan bingung, “apa yang di lakukan Gangaa di sekolah?” Chandan membela diri., “anak ini sudah bohong!” Gangaa menyangkal, “aku tidak pernah bohong. AKu melihat anak ini curang untuk mengalahkan Sagar.” Chandan menatap Gangaa penuh selidik. Dia ingat kalau Gangaa tinggal di rumah Sagar, “jangan dengarkan dia! Dia itu pelayan di rumah Sagar makanya dia membela majikannya.” Sagar tak terima Gangaa di bilang pelayan, “Gangaa itu bukan pelayan!” Gangaa terharu mendengar pembelaan Sagar. Yash tidak suka Sagar membela Gangaa. Dia berguman lirih, “kalau bukan pelayan apa dia majikan?” Chandan menyuruh Sagar memberitahu mereka semua, “apa anak ini temanmu? Kau berteman dengan anak seperti ini? Memalukan sekali ya. Leihat teman-teman, Sagar berteman dengan pelayan!” Teman-teman Sagar menertawakan Sagar. Sagar jadi kesal, “apa kalian tidak mengerti? Sudah kukatakan berkali-kali bahwa Gangaa bukan temanku! Bukan temanku!” Semua orang terkejut. Gangaa menatap Sagar dengan tatapan terluka.  Tak tahu harus berbuat apa, sagar lalu pergi meninggalkan mereka semua.
Yash mendekati Gangaa dan berkata, “kau sudah dengan Sagar itu tidak pernah menganggap kau temannya. Tapi kau masih membelanya. kasihan banget dirimu…” Gangaa menyela, “memang kenapa kalau Sagar tidak menganggap aku sebagai temannya? Aku selalu membela orang yang benar. Dan sagar itu benar. Anak itu memang pembohong!” Semua teman sagar diam. Gangaa melanjutkan, “berkata jujur itu tindakan yang bagus. Dan tadi aku melihan Chandan berbuat curang, kalau tidak percaya padaku.. lihat saja ini!” Gangaa mengambil pensil Chandan yang jatuh di bawah meja setelah di gunakan untuk menusuk Sagar. Gangaa menunjukan pensil itu pada semua teman Sagar, “ini pensilnya. Dia menusuk sagar dengan pensil ini.” Semua teman Sagar menatap Chandan dengan tatapan menuduh. Melihat itu, Gangaa mengajak Reena pergi. Begitu gangaa pergi, teman-teman Sagar menyesali sikap mereka. Salah satu teman Sagar berkata, “dia mengatakans ebenarnya, ternyata kau curang!” Yang lain menyahut, “kau curang untuk mengalahkan Sagar dan jadi pahlawan. Untuk apa aku tadi bertepuk tangan untukmu?” Di tuduh sedemikian rupa oleh teman-temannya, Chandan hanya bisa diam menahan malu. Meeka semua sepakat kalau pemenangnya sagar karena Chandan bermain curang.
Gangaa dan reena telah selesai mengukur panggung. Mereka hendak beranjak pulang. Reena bertanya pada gangaa mengapa sagar mengatakan kalau di abukan temannya? Gangaa tidak mau mengatakan apa-apa, “tdiak apa-apa, ayo!” Reena berkata tapi. Gangaa sudah beranjak pergi.
Bulbul dan gang tiba di depan pintu gerbang sekolah Sagar. Mereka heran mengapa gangaa pergi kesekolah Sagar. Sedang mereka membicarakan Gangaa ketika sebuah mobil sedan putih parkir di depan mereka. Bulbul mengenali mobil itu. Sopirnya turun. Bulbul menyapanya, “ayah..” Teman-teman Bulbul memberi salam pada ayah Bulbul.
Ayah bertanya mengapa Bulbul ada di sekolah sagar. Bulbul berkata kalau dirinya ada urusan penting. Bulbul bertanya, “ayah apakah ayah akan menjemput anak bos?” Ayah bulbul mengangguk. Bulbul meminta ayahnya agar di ajak naik mobil karena dia belum pernag naik mobil semewah dan sebesar itu. Tapi ayahnya menjawab, “tidak sayang. Tuan muda tdiak akan suka. Kau tahu bagaimana diakan? Dia tidak akan suka kalau bicara dengan anak pelayan. Tidak mungkin dia akan mengizinkanmu untuk duduk di dalam mobilnya.” Bulbul memohon agar ayah bertanya pada Chandan, “dia mungkin mengizinkan kalau ayah yang bilang!” Chandan keluar dari pintu gerbang. Ayah Bulbul mendekatinya dan bertanya, “tuan kenalkan anakku Bulbu? Boleh aku mengajaknya naik mobil bersama kita?” Chandan langusng teriak, “apa? Ayahku pasti tidak akan mengizinkannya. Kau akan kehilangan pekerjaan kalau aku pulang dan memberitahu ayahh kalau kau mengajak mereka naik mobil mahal.” Ayah Bulbul dengan gugup meralat permintaanya, “jangan tuan..aku hanya bertanya..!” Ayah Bulbul kemudian membukakan pintu untuk Chandan dan  menyuruh bulbul pulang sebelum dia naik kedalam mobilnya. Bulbul terlihat sangat kecewa. Gangaa keluar dari sekolah sagar bersama Reena. Teman-teman Bulbul memberitahu Bulbul, “Bulbul itu Gangaa!”
Gangaa dan Reena kembali ke sekolah dengan di buntuti Bulbul dan teman-temannya. Sampai di sekolah, Gangaa dan Reena segera mengukur ruang kelas sesuai dengan ukuran panggung dan memberi tanda di lantai dengan kapur. paman peon menyapa Gangaa, “apa yang kau lakukan? Teman-temanmu sudah pulang semua kau masih ada di sini.” Gangaa memberitahu paman peon kalau mereka sudah punya ukuran panggungnya. Karena mereka tidak punya uang untuk menyewa aula, maka mereka akan berlatih di sini. Paman peon sangat senang mendengarnya, dia berkata kalau guru kepala pasti sangat senang. paman peon mengingatkan Gangaa kalau sudah sore, “apakah kalian tidak mau pulang? Sebentar lagi mataharu terbenam.” Gangaa ingat peraturan nenek, “kalau matahari terbenam, nenek tidak akan mengizinkan aku masuk kerumah.” Gangaa kemudian menyuruh Reena cepat-cepat membantunya. Karena mereka harus segera pulang.
Bulbul danteman-temannya mengintip dari balik jendela, “kepala sekolah pasti akan menghargai usahanya lagi.” Bulbul berkata kalau dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Bulbul tidak akan membiarkan Gangaa menggantikan tempatnya, “dia akan jatuh dan kehilangan muka. AKu akan melakukan sesuatu. Dia harus tahu siapa yang di hadapi!”
Setelah selesai dengan pekerjaannya, Gangaa dan Reena pulang dan berpesan agar paman peon mengucni kelasnya. Paman peon keluar dari kelas dan meyelot pintu tapi belum menguncinya. Bulbul dan teman-teman menyelinap masuk. Dia menyuruh teman-temannya menghapus tanda yang di buat Gangaa dan Reena. Bulbul juga merobek kertas ukuran yang di tinggalkan Reena di meja guru.
Di rumah Chaturvedi. Sagar duduk di sofa sambil melipat tangan. Wajahnya terlihat murung dan kesal. Koki dan Mehry membujuknya agar makan. Tapi sagar menolak. Nenek menghampiri Sagar dan mengelus rambutnya, “cucu sudah pulang. Bagus sekali. Kau tahu nenek telah membuatkan Kheer kesukaanmu sayang. Mereka menambahkan banyak buah kering..” Tapi Sagar tetap tidak mau. Nenek membujuknya. Tapi sagar tetap tidak mau dan beranjak pergi dari hadapan mereka semua. Nenek menatap kepergian Sagar sambil berkata, “pasti ini ada hubungannya dengan Gangaa..”
Bulbul dan teman-temannya telah selesai menghapus semua tanda di lantai yang di buat Gangaa dan Reena. Bulbul yakin kalau besok, semua pekerjaan Gangaa akan sia-sia. Paman peon datang. Anak-anak mendengar langkahnya. Mereka bergegas keluar dari dalam kelas dan menutup kembali pintunya. Paman peon tidak memeriksa kedalam lagi, dia langsung mengunci pintu kelas.
Gangaa dan Reena berjalan pulang bersama-sama sambil berbincang. Mereka terlihat puas karena behasil mengetahui ukuran panggung seehingga besok mereka dapat berlatih dengan semangat… Sinopsis gangaa episode 132 by Meysha Lestari