Sinopsis Ashoka Samrat episode 209 by Meysha Lestari

Sinopsis Ashoka Samrat episode 209 by Meysha Lestari. Dharama memeriksa luka-luka di tubuh Shushim. Lalau dengan telaten dia mulai membuat ramuan ramuan obat dan mengobati luka-luka itu. Wajahnya terlihat penuh harap mengetahui kalau hidup Shushim merupakan kunci penyelamat bagi Ashoka agar terbebas dari hukuman mati.

Ahenkara mendatangi Ashoka di selnya dan bertanya dengan suara masgul, “apa yang telah kau lakukan? Aku coba mengatakan yang sebenarnya tapi kejujuranku dibaikan karena kebohongan yang kau buat. Samrat tidak mempercayaiku.” Ashoka meminta Ahenkara melupakan semua itu, “aku melakukan semua ini agar kau bisa bebas dan melupakan kepedihan masa lalu.” Ahenkara tidak terima, “bagaimana bisa hidup dengan menjalankan Dharma setelah Dharma itu terenggut dari kita?” Keduanya lalau saling meminta maaf dengan hati sedih. Ashoka menatap adik Ahenkara dan berkata dengan nada memohon pada ahenkara, “aku punya mimpi. Maukah kau membantuku untuk ashoka-cover122_thumb.pngmewujudkannya?” Ashoka meraih adik anhenkara dan menggendongnya, “besarkan dia dengan cinta dan keyakinan. Jangan katakan padanya tentang Dianasti Maurya yang telah menyakitimu ketika kau bercerita tentang kerajaan Magadha. Ceritakan padanya tentang orang-orang yang telah menolongmu. Karena kebencian akan melahirkan kebencian lagi. Maafkan Shushim.” Ahenkara ashoka cover122meminta Ashoka memberkati adiknya. Ashoka mencium adik ahenkara dan memeluknya dengan penuh kasih sayang. Dengan berlinang airmata, Ahenkara mengambil adiknya dari bopongan Ashoka. Ashoka terkejut ketika Ahenkara mengatakan kalau dirinya sangat terluka karena apa yang telah di lakukan Ashoka padanya..

Dharma sedang mengobati Shushima. Charumitra melamun membayangkan saat-saat terakhir yang telah habiskan bersama aputranya. Bindusara telah mengadakan upacara yagya untuk kesembuhan Shushima. Dia memikirkan Ashoka saat melakukan puja. Siamak juga menanggis saat memikirkan Ashoka. Helena menghampirinya. Siamak dengan sedih berkata, “kedua saudaraku tidak memperlakukan aku dengan baik, tapi tetap aku tidak bisa melihat mereka sekarat. Aku tidak percaya kalau Ashoka berniat membunuh Shushima. Aku telah melihat mereka berkelahi beberapa kali. Ashok bisa saja membunuh Shushima dalam kesempatan itu. Lalu mengapa sekarang?” Helena berkata kalau setiap peristiwa memberi mereka pelajaran tentang diri mereka sendiri dan orang lain, “peristiwa ini mengajarkan padamu agar tidak mempercayai siapapun di sini, tidak juga saudaramu.” Helena kemudian menenangkan kesedihan Siamak smabil berpikir kalau semua kegelapan akan lenyap besok. Pikir Helena, “tidak seorangpun akan keberatan karena kau akan menjadi calon yang paling layak untuk tahta. Dengan begitu janjiku pada Justin akan menjadi kenyataan.”

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Ashoka telah mandi dna memakai pakaian serba putih siap untuk menjalani hukuman mati.
Di kamar Shushim, Dharma masih terus merawat luka-luka Shushim, sambil berdoa memohon keajaiban.

Beberapa Prajurit menggunjungi Ashoka di selnya. Mereka membacakan surat keputusan untuk Ashoka dan membawa Ashoka pergi bersma mereka. Di alun-alun istana, semua orang berkumpul untuk menyaksikan hukuman mati Ashsoka. Dengan tubuh terantai Ashoka di bawah keluar untuk di eksekusi. Bindusara menatap keadaan putranya dengan hati pilu. Ashoka balas menatap ayahnya. Bindusara teringat bagaimana dia memberi kepercayaan pad Ashoka untuk membantu Shushima saat dirinya tidak ada. Perdana menteri bertanya, “apakah kau punya keinginan terakhir?” Ashoka ingin agar semua rantai di lepaskan dari tubuhnya. Perdana menteri terlihat takut, tapi BIndusara memenuhi permintaan Ashoka. Ashoka menghampiri Bindusara. Keduanya terkenang saat-saat indah yang mereka lalaui bersama. Ashoka berjongkok menyentuh kakai Bindusara memohon restu. Bindusara mengelus wajah Ashoka dengan penuh kasih sayang untuk beberapa saat.

Matahari telah terbit. Ashoka mengambil posisinya. Prajurit mengikat tangan Ashoka dan menutup matanya dengan kain hitam.

Di kamarnya, Shushima yang terbaring tak berdaya, tiba tiba membuka matanya..

Bindusara memberi isyarat pada Algojo untuk bersiap-siap menjalankan hukuman. Algojo hampir saja menarik tuas ketika Chanakya berteriak meminta Bindusara menghentikan hukuman…  Sinopsis Ashoka Samrat episode 210