Sinopsis Ashoka Samrat episode 147 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 147 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, tepatnya di halaman istana, saat itu seluruh keluarga kerajaan sedang diadakan perayaan hari Janmashtmi, begitu melihat kendil tersebut Drupata segera membuka mulutnya ternganga, kemudian Raja Bindusara menyuapkan ladu ke dalam mulutnya, mereka semua tersenyum bahagia, sementara itu Ratu Charumitra memberikan ucapan selamat hari Janmashtmi kepada Ratu Niharika “Aku berdoa di perayaan hari ini semoga hubungan antara kerajaan Magadha dan Ujjain semakin kuat satu sama lain” Niharika tersenyum senang kemudian mereka berdua saling berpelukkan, dari kejauhan Ratu Noor dan Ibu suri Helena melihat pembicaraan mereka berdua “Segala sesuatu yang terjadi seharusnya sesuai dengan kehendaknya tapi ini tidak akan terjadi” ujar Ratu Noor dingin “Bahkan meskipun nanti jika Bindusara setuju menikahkan Ahenkara dengan Sushima, tapi itu tetap tidak akan terjadi karena kita akan membunuh Sushima dan langsung menuduh Ratu Niharika” sela Helena sinis “Kemudian anakku Siamaklah yang akan menjadi Samrat berikutnya menggantikan Bindusara” timpal Ratu Noor lagi, pada saat yang bersamaan saat itu Sushima sedang ngobrol dengan Ahenkara “Ahenkara, kamu selalu mendoakan kemenangan untukku di setiap kompetisi, apakah kali ini kamu tidak akan mendoakan aku untuk menang ?” Ahenkara tertegun mendengar ucapan Sushima “Pangeran Sushima, itu tidak menjadi masalah karena seseorang yang bisa memberikan kamu kekuatan sekarang tidak ada disini, kemenanganmu tidak akan sempurna sebelum kamu bisa mengalahkan Ashoka” Sushima nampak menahan marah mendengar ucapan Ahenkara, kemudian segera berlalu dari sana dan bertanya pada teman temannya “Dimana Ashoka ?” teriaknya lantang

Ashoka-252520samrat-252520cover_thumb-25255B1-25255D9Sementara itu di goa, nampak Khurasan sedang mengobati luka luka di kaki Ashoka, Khurasan memberikan salep obat pada luka Ashoka sambil berkata “Ashoka, kamu sebaiknya tidak usah terburu buru, pertama tama kita seharusnya mencari kebenaran yang sebenarnya baru kemudian kamu bisa menghadap ke depan Samrat Bindusara” ujar Khurasan “Mengapa kamu tidak ingin menceritakannya pada Samrat Bindusara ?” pertanyaan Ashoka membuat Khurasan sedikit canggung “Kamu ini masih anak anak, kamu tidak mengerti bagaimana masalah yang sesungguhnya, aku adalah panglima perang kerajaan Magadha, siapapun musuh Magadha maka mereka adalah musuhku juga, jika aku melihat ada seorang musuh maka aku tidak akan berlari dari musuhku itu, aku akan mencoba memecahkan masalah dengan jalanku sendiri, ketika aku telah menghabisi nyawa musuhku maka aku akan pergi menghadap Samrat Bindusara dan mengabarkan padanya bahwa aku telah menyelesaikan permasalahan yang ada, itu adalah tugas kita untuk membuat hidup Samrat Bindusara lebih mudah” bela Khurasan, Ashoka tersenyum seraya berkata “Aku setuju dengan pendapatmu, panglima Khurasan ,,, aku tidak akan pergi menemui Samrat Bindusara tapi aku tidak akan meminta bantuanmu karena Maharani Dharma dan anaknya bisa curiga kalau mereka tahu kamu bersama aku” Khurasan nampak tidak suka dengan ucapan Ashoka “Mereka tidak akan tahu kalau aku bersama sama denganmu” sela Khurasan “Baiklah, aku akan berusaha untuk menghubungi mereka kembali tapi kali ini kamu harus melakukan semua yang aku katakan” Khurasan menyetujui permintaan Ashoka “Kalau begitu mari kita kembali ke istana, aku ingin menikmati pesta perayaannya” ujar Ashoka sambil menahan nyeri di kakinya kemudian mereka berdua meninggalkan tempat tersebut.

Kembali ke halaman istana kerajaan Magadha, para pelayan sedang menggunjingkan soal Bindusara “Samrat Bindusara ternyata mempunyai satu istri lagi, lihat saja itu ada empat kendil yang di gantung diatas” Dharma yang saat itu juga ada disana merasa tertegun dengan kendil yang keempat dan berkata dalam hati “Itu bukan kendilku” para pelayan masih bergunjing kembali “Kalian tahu para istri Samrat yang lain tidak suka dengan keberadaan kendil ke empat tapi Samrat Bindusara memintanya agar tetap tergantung” Dharma mendengarkan pembicaraan para pelayan tersebut “Cuma Ashoka yang tahu kalau kendil itu adalah milikku tapi bagaimana itu bisa tergantung ? Apakah Ashoka tahu kalau aku ini istri Samrat Bindusara” Dharma bertanya tanya dalam hati tepat pada saat itu Chanakya menghampiri Dharma “Dewi, kenapa kamu sangat tegang ?”, “Dimana Ashoka ?” tanya Dharma panik “Jangan khawatir Dewi, para Dewa ada disana bersamanya untuk melindungi dirinya, Ashoka akan segera kembali, tenanglah” Chanakya berusaha menenangkan Dharma kemudian berlalu dari sana

Perdana menteri Khalatak berkata pada seluruh orang orang yang sedang berkumpul saat itu di halaman istana “Tidak ada seorangpun yang tahu kendil kendil itu milik istri Samrat Bindusara yang mana ? Kalian harus mengambil seluruh hadiah yang ada disana dengan memecahkan salah satu kendil kemudian para istri Samrat Bindusara akan mengatakan kendil siapa itu yang pecah dan istri tersebutlah yang akan menang” semua orang nampak antusias dengan pesta perayaan ini, Dharma masih menunggu kedatangan Ashoka, sedangkan Bindusara nampak sedang memikirkan seseorang dari singgasananya “Dharma seharusnya berada disini, aku sangat berharap anakku sedang bersama sama dengan saudara saudaranya” bathin Bindusara dalam hati. Siamak yang saat itu hendak bersiap siap dalam kompetisi bertanya pada Sushima “Kak Sushima, dimana Ashoka ?”, “Dia itu temanmu bukan temanku !” ujar Sushima kesal “Jika Ashoka ada disini maka dia akan membantu aku untuk membuat piramida manusia dan untuk mencapai kendil tersebut” bathin Siamak dalam hati

Tak lama kemudian, Ashoka dan Khurasan tiba di istana, dari kejauhan Dharma sangat senang melihat anaknya telah kembali, Ashoka menghampiri Ahenkara, Ahendkara segera memberikan salamnya ke Ashoka, sementara Khurasan duduk di kursi yang telah disediakan untuk petinggi kerajaan kemudian Ashoka menghampiri Siamak, mereka berdua tersenyum senang, Ashoka melirik kearah Sushima yang sedang menatapnya tajam. Di tempat pada ratu, Drupata berkata pada ibunya “Ibu aku ingin sekali bisa memecahkan kendil itu juga” Subhrasi tersenyum dan berkata “Tidak, Drupata ,,, kamu masih sangat kecil, kamu bisa terluka nanti, tahun ini lebih baik kamu nikmati saja perayaannya, baru nanti tahun depan ibu akan mengirimkan kamu” Drupata akhirnya menyetujui saran ibunya. Sementara itu secara diam diam Sushima memberikan isyarat pada ibunya, Ratu Charumitra menanyakan kendil yang mana yang miliknya ibunya, Ratu Charumitra memberikan kode kendil yang pertama dengan jari telunjuknya yang menunjukkan angka satu, namun karena bingung Sushima kembali bertanya yang sisi kanan atau kiri, pada saat yang sama Ratu Noor melihat isyarat yang sedang mereka lakukan berdua, Noor langsung menoleh ke arah Charumitra “Maharani Charumitra, apakah kamu berusaha mengatakan sesuatu ke pangeran Sushima ?” Charumitra gelagapan dan berkata “Tidak ! Tidak Maharani Noor” namun Noor tidak percaya “Itu memang kebiasaanmu suka menipu !” ujar Noor kesal “Bukan seperti itu, Maharani Noor” bela Charumitra sambil memberikan kembali kode ke Sushima kalau kendilnya ada di sisi sebelah kanan “Aku akan memecahkan kendil milik ibuku dan membuat ibuku menang !” bathin Sushima dalam hati “Aku akan memecahkan kendil yang penutupnya berwarna merah” ujar Sushima lantang, Siamak merasa curiga “Kenapa kamu memilih kendil itu ?” tanya Siamak penuh selidik “Karena aku yang tertua jadi aku bisa memilihnya !” bela Sushima

“Aku pikir kamu memang yang tertua maka kamu bisa memutuskan kendil yang mana yang akan kamu pecahkan yang letaknya tentu yang lebih tinggi tapi ternyata kamu memutuskan untuk memecahkan yang letaknya lebih rendah, kamu pasti takut dengan ketinggian” ujar Ashoka sedikit mengejek ke Sushima “Kalau begitu kamu harus memecahkan kendil yang letaknya lebih tinggi, kak !” sela Siamak “Aku tidak akan mengubah keputusanku ! Aku tetap akan memecahkan kendil yang penutupnya berwarna merah !” ujar Sushima kesal “Apakah kamu tahu kendil siapakah itu ?”, “Bagaimana aku bisa tahu ?” Sushima segera memotong ucapan Ashoka dengan perasaan kesal “Kalau begitu jelas, kak Sushima memang takut ketinggian” ejek Siamak “Jika aku mengatakan iya untuk kendil yang tergantung agak tinggi maka ibuku akan kalah, kehormatan siapa yang seharusnya aku pilih ? Milikku sendiri atau ibuku ?” Sushima mulai bimbang “Baiklah, aku akan memecahkan kendil yang letaknya paling tinggi itu !” Sushima rupanya lebih mementingkan harga dirinya sendiri ketimbang memenangkan posisi ibunya “Siapapun yang memecahkan kendil itu sekarang, hanya ibukulah yang akan menang karena kendil ibuku letaknya lebih tinggi daripada kendil kendil yang lain” bathin Ashoka dalam hati sambil tersenyum senang, lalu Ashoka meminta ijin pada Siamak karena tidak bisa membantunya

“Pangeran Siamak, kakiku terluka, aku tidak bisa ambil bagian dalam kompetisi ini tapi harapan terbesarku selalu bersama kamu !” Siamak bisa mengerti kondisi Ashoka, tak lama kemudian team Sushima dan Siamak mulai membuat piramida manusia, Sushima dan Siamak segera memanjat untuk memecahkan kendil, saat mereka sedang memanjat tiba tiba Siamak kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh namun Ashoka segera memegangnya pada saat yang tepat, semua orang merasa tegang dan panik melihat Siamak namun langsung lega ketika melihat Ashoka menyelamatkan Siamak “Ashoka, aku takut !” ujar Siamak cemas “Jangan khawatir, aku akan menolong kamu” Ashoka kemudian menyuruh Siamak untuk duduk di bahunya meskipun kakinya pada saat itu sedang sakit, Ashoka segera memanjat piramida manusia team Siamak sambil menggendong Siamak “Waaah, luar biasa ! Tiga bersaudara bersama sama memecahkan kendil yang paling tinggi itu !” saat itu ketiga istri Bindusara, Charumitra, Noor dan Subhrasi merasa kecewa melihat anak anak mereka lebih memilih kendil yang paling tinggi, anak, semua orang bersorak kegirangan ketika mereka bertiga telah turun kebawah

Namun dari kejauhan Ashoka bisa melihat perubahan sikap pada ketiga istri Bindusara yang lain, mereka semua kecewa karena bukan kendil mereka yang dipilih untuk dipecahkan oleh anak anak “Bagaimana aku bisa begitu egois dengan memecahkan kendil ibuku sendiri, aku tidak memikirkan perasaan istri istri ayahku yang lain, mereka itu juga seperti ibuku“ bathin Ashoka dalam hati “Pangeran Sushima, kita hanya memecahkan satu kendil saja, sementara ketiga kendil yang lain masih berada di tempatnya, bagaimana kalau kita pecahkan saja semua kendilnya dengan begitu semua ibu akan menang, tidak ada orang yang akan mengingatnya” Sushima tersenyum seraya berkata “Cuma kamu yang bisa berfikiran seperti ini, Ashoka !”, “Semua anak anak menyukainya !” ujar Ashoka senang “Kita pecahkan saja kendil yang milik istri Samrat Bindusara manapun maka dengan begitu semua ibu akan merasa menang !” ketiga istri Bindusara tersenyum senang melihat tingkah mereka, mereka kemudian kembali membuat piramida manusia, Sushima, Siamak dan Ashoka memecahkan semua kendil yang tergantung disana, semua orang merasa senang dengan tontonan ini… Sinopsis Ashoka Samrat episode 148 by Sally Diandra