Sinopsis Ashoka Samrat episode 137 by Sally Diandra. Di ruang sidang kerajaan Magadha, Bindusara dan para ratunya sudah berada di sana menunggu kedatangan Shevika, para ratu saling berdebat soal kesalahan yang dilakukan oleh Shevika, Helena juga ikut dalam perdebatan tersebut sementara Bindusara hanya diam saja sambil mendengarkan semua keluh kesah ratunya tentang Shevika.
Di luar ruang sidang, saat itu Dharma telah sampai di ruang sidang di kawal oleh dua orang pelayan perempuan, dari kejauhan Ashoka melihat ibunya dan langsung berlari ke arah Dharma sambil memanggil ibunya “Ibuuu !” namun Dharma tidak mendengar, Ashoka segera mengejar Dharma namun tiba tiba Chanakya mencegah Ashoka bertemu dengan Dharma dengan membekap mulut Ashoka agar tidak mengutarakan apa apa, tepat pada saat itu Khurasan lewat di koridor tersebut, Ashoka menatapnya tajam dengan kemarahan yang tertahan, Ashoka teringat ketika Khurasan mengejar ibunya dan membakar rumahnya, juga ketika ibunya melahirkan dirinya di tengah api yang berkobar, Khurasan mendekati Ashoka dengan tatapan heran, Ashoka mengepalkan tangannya menahan marah “Ashoka ! Kamu ini pengawal Samrat Bindusara, dari mana saja kamu beberapa hari ini ?”, “Aku yang mengirimnya pergi !” Chanakya langsung memotong ucapan Khurasan “Aku mencari tahu tentang musuh musuh Samrat Bindusara”, “Lalu apa yang kamu tahu ?” Khurasan merasa penasaran “Mengapa aku harus cerita ke kamu ?”, “Jika Samrat Bindusara telah memberikan kamu status terhormat, jangan pernah mengira bahwa kamu itu seorang Samrat ! Tetaplah pada batasanmu !” ancam Khurasan dengan nada tidak suka, tangan Ashoka kembali terkepal
“Kenapa kamu sangat khawatir tentang kenyataan yang sebenarnya dengan kamu meminta aku tetap berada pada batasanku” ejek Ashoka tenang “Pikirkan ! Ketika aku akan menceritakan kebenaran yang sebenar benarnya pada Samrat Bindusara !” ujar Ashoka lantang “Apa kamu pikir dia akan percaya begitu saja dengan ucapanmu ? Kamu harus mempunyai bukti bukti untuk membuktikan kebenaran tersebut !” Ashoka menatap kearah Khurasan tajam seraya berkata “Aku tidak punya banyak waktu untuk ngobrol sama kamu” ujar Ashoka kemudian berlalu meninggalkan tempat tersebut, Khurasan dan Chanakya segera mengikutinya di belakang
Di ruang sidang istana Magadha, saat itu Shevika telah di hadapkan ke depan Bindusara, Shevika menutupi wajahnya dengan perasaan was was, Subhrasi masih membela Shevika dengan mengatakan pada semua orang “Kalian semua telah menentang Shevika (Dharma), sebelumnya aku ingin tahu kenyataan yang sebenarnya, kalian semua tidak mempercayai Shevika, oleh karena itu panggilkan putri Ahenkara dan mintalah padanya untuk menceritakan kebenaran yang sesungguhnya” ujar Subhrasi lantang “Jadi kamu mendukung pelayan ini ? Jika kamu memanggil putri Ahenkara untuk mengatakan kebenarannya maka semua orang akan mengatakan kalau kita ini telah memberikan perhatian yang berlebihan pada seorang pelayan, itu tidak baik untuk hubungan yang terjalin antara Ujjain maupun Maurya yang sedang melewati masa masa sulit”, “Aku setuju dengan Maharani Charumitra !” Helena mulai angkat bicara “Shevika harus dihukum !” Dharma yang saat itu sudah berdiri di depan Bindusara sambil menutupi wajahnya dengan dupattanya kaget dan panik ketika Bindusara mulai menanyainya, tepat pada saat itu Ashoka memasuki ruang sidang, Bindusara terkejut “Ashoka ?” semua orang menatap kearah Ashoka
Ashoka menatap penuh haru kearah Bindusara dan teringat ketika dia baru mengetahui kalau dirinya adalah anak Bindusara seperti yang dikatakan oleh pendeta Vash “Kamu adalah pangeran Ashoka, putra Samrat Bindusara” Ashoka juga teringat ketika dia menghabiskan waktunya bersama sama dengan ayahnya dengan menaiki kuda, kemudian Bindusara menggendongnya ketika kakinya sakit dan ketika mereka bersama sama di desa Vann, Ashoka langsung masuk ke dalam ruang sidang, Dharma panik melihat kehadiran Ashoka, saat itu Chanakya dan Khurasan juga telah memasuki ruang sidang “Apa yang terjadi, Ashoka ?” Bindusara mulai membuka pembicaraan “Bagaimana bisa kamu masuk ke ruang sidang ini tanpa permisi terlebih dulu ?” sela Helena “Aku telah menghentikannya diluar tadi Rajmata Helena ,,, tapi dia tetap masuk saja !” timpal Khurasan geram, Bindusara segera mengangkat tangannya agar semua orang diam dan bertanya pada Ashoka “Kemana saja kamu, Ashoka ?” suara Bindusara terdengar lagi seolah seolah tidak mempedulikan pertanyaan orang orang disekitarnya tentang kemunculan Ashoka
“Aku mencari sebuah jawaban, Samrat ,,, aku harus mengatakannya padamu sesuatu yang sangat penting tentang Dharma” ujar Ashoka lantang “Kita sedang membahas masalah yang lain, lebih baik kita selesaikan dulu !” sela Noor dengan nada marah “Tidak ada informasi yang lebih penting selain informasi tentang Dharma”, “Aku tahu apa yang akan kamu katakan, aku tahu kalau Dharma adalah agen rahasia, dia ada di dalam istana ini tapi sekarang telah melarikan diri, dia tidak setia padaku, aku sangat berterima kasih untuk usahamu” Bindusara memotong ucapan Ashoka “Semua tuduhan padanya itu adalah tidak benar ! Kenyataan yang sebenarnya adalah Dharma bersembunyi dari dirimu tapi kenyataan terbesar yang selama 14 tahun ini tersimpan bahwa Dharma telah melahirkan anak laki lakimu” semua orang terkejut mendengarnya, semua orang menatap kearah Ashoka dengan tatapan tidak percaya
“Pada hari itu seseorang mencoba untuk membunuhnya, dia berujar katanya kamu yang memerintahkan untuk membunuhnya, dia mencoba melindungi anaknya, sama seperti anak anakmu, kamu mempunyai anak laki laki yang lain !” semua orang kembali terperangah dengan ucapan Ashoka yang tanpa basa basi “Bagaimana kita bisa mempercayainya ?” sela Helena “Meskipun ini adalah kenyataan yang sebenarnya pada kenyataannya Dharma adalah seorang penghianat ! Dan anaknya tidak pantas di sebut sebagai keturunan Maurya ! Dia mungkin saja terlibat dalam konspirasi ini” timpal Noor “Dia itu hanya membuat cerita omong kosong dan menginginkan kita semua memercayainya !” ujar Charumitra kesal “Kamu itu masih anak anak maka kami membiarkan kamu atau bisa saja kami ini menghukum kamu !” ujar Helena dengan tatapan sinisnya “Ini adalah keluargaku, mereka bahkan tidak mempercayai aku ?” bathin Ashoka dalam hati, sementara itu dari tempatnya berdiri Chanakya hanya bisa menahan nafasnya memikirkan tindakan Ashoka di depan semua orang “Ashoka seharusnya menunggu terlebih dulu sebelum mengatakan kenyataan yang sebenarnya” bathin Chanakya dalam hati
“Dengan memberikan kabar berita seperti ini, kamu telah menyakiti perasaan Samrat Bindusara lebih dalam lagi” ujar Helena dengan raut wajah tidak suka “Aku tahu Ashoka dengan baik, ibu !” suara Bindusara mulai terdengar “Dia selalu mengatakan semuanya dengan berfikir terlebih dahulu, dia telah menyelamatkan kita semua dari konspirasi istana yang terbakar tempo hari dan kita seharusnya berterima kasih padanya” semua orang menatap Ashoka dengan perasaan kesal dan marah “Ashoka ! Katakan seluruh kebenarannya ! Apa yang kamu tahu tentang Dharma ? Lalu dimana anaknya ? Dan siapa yang ingin mencoba membunuh Dharma ?” ujar Bindusara, semua orang semakin tegang menunggu jawaban Ashoka terlebih lebih Dharma, Chanakya dan Khurasan
“Samrat Bindusara, kekasihmu Dharma dan anak laki lakimu yang karena seseorang akhirnya kamu harus berpisah dari Dharma selama bertahun tahun, keduanya hadir di ruang sidang ini” semua orang semakin terkejut mendengarkan ucapan Ashoka “Bagaimana ini mungkin ?” Bindusara sangat penasaran “Itu mungkin saja, Samrat ,,, dia ada di hadapanmu sekarang tapi kamu tidak mengenalinya” Ashoka kemudian berbalik menuju ke ibunya seraya berkata “Inilah saatnya ibu harus hidup dengan penuh rasa hormat !” Ashoka kemudian membuka dupatta yang menutupi wajah ibunya, Bindusara segera berdiri dari singgasananya dan berkata “Dharma ???” semua orang tercengang melihat Dharma yang ternyata adalah Shevika “Jadi kamu adalah Dharma ? Kamu adalah pelayanku selama ini ? Mengapa kamu melakukan ini semua Dharma ?” Subhrasi benar benar tidak percaya ketika mengetahui pelayannya yang selama ini merawat anaknya adalah istri yang sangat dicintai oleh suaminya, Dharma hanya terdiam panik dan tidak tahu harus menjawab apa “Itu karena dia ingin melindungi anaknya Ashoka ! Aku adalah anakmu Samrat Bindusara !” semua orang terkejut mendengarnya, Ashoka langsung mengangkat pedangnya setinggi mungkin dan berkata “Aku adalah keturunan Maurya, aku adalah seorang pangeran !” Chanakya terkejut , semua orang juga sangat terkejut menatap kearah Ashoka sementara Bindusara malah tersenyum bahagia melihat anak dan istrinya yang tercinta telah ditemukan.