Monyet Menari by Meysha Lestari. Seorang pangeran memiliki beberapa monyet yang di latih menari secara khusus. Melalui latihan itu, monyet-monyet itu berhasil meniru sikap dan perbuatan manusia secara alami, lugas dan luwes. Mereka melakukan persis sama seperti apa yang diajarkan pada mereka. Mereka mengingat setiap gerakan dan perbuatan yang harus mereka lakukan secara terorganisir dengan rapi. Mereka menari sebaik penari kerajaan. Setiap kali mereka mengadakan pertunjukan, mereka akan di dandani ddengan pakaian yang bagus dan topeng. Pertunjukan mereka selalu mendapat tepukan meriah dari penonton. Dan kehadiran mereka selalu di nanti, hingga pada sutu hari…
Ketika monyet-monyet sedang menari menunjukan keahlian mereka dalam menarikan tarian, tiba-tiba tanpa di sengaja seorang pelayan istana mengambil beberapa butir kacang dari dalam sakunya dan melemparkannya ke panggung. Demi melihat butiran kacang itu, monyet yang semula menari dengan anggun, lincah dan mengaggumkan, kembali ke sifat aslkinya, yaitu ~Sifat Monyet~. Melihat kacang berserakan di panggung, monyet-monyet itu saling berebut untuk meraihnya. Mereka mengoyak pakaian yang mereka pakai dan membuang topeng yang mereka kenakan. Mereka saling berebut untuk memunggut kacang, bahkan saling gaduh antara sesama.
Pertunjukanpun terhenti. Tawa dan ejekan dari penonton tidak di gubris para monyet tapi sempat membuat merah pangeran dan pelatih. Hilang sudah sifat anggun moyet penari yang di kagumi banyak orang. Sangat mudah mengajari monyet menari ataupun menjadi aktor. Mereka bisa meniru apapun yang anda ajarkan dengan baik dan benar. Tapi ketika sifat aslinya tersulut, mereka akan menjadi seperti apa mereka seharusnya, yaitu seekor monyet yang pandai menari tarian monyet. Jadi tidak semua yang anda lihat seperti apa tampaknya.