Kisah Katak dan Anak-anak by Meysha Lestari. Suatu hari, di sebuah kolam, segerombol katak sedang berjemur diatas daun teratai. Mereka tidak bersuara, tapi dengan riang berloncatan kesana kemari. Hari sangat cerah, awan hanya sedikit, sehingga kemungkinan hujan di akhir hari sangat kecil sekali. Ketika katak sedang asyik-asyiknya berjemur sambil sekali-kali berkejaran, munculah beberapa bocah yang. Mereka bermain di tepi kolam dengan tak kalah riangnya.
Setelah cukup lama bermain, tiba-tiba salah seorang bocah melongok kedalam kolam dan melihat katak-katak itu. Dia segera berteriak memanggil teman-temannya. Begitu teman-temannya datang, dia menunjukan gerombolan katak kepda mereka dan mendapatkan ide menarik. Dia menyuruh teman-temannya mengumpulkan batu. Dengan batu itu, anak-anak bersenang-senang dengan melempari katak. Setiap kali batu itu mengenai seekor kata, mereka bersorak kegirangan. Semaik banyak katak yang terkena lemparan batu, semakin banyak pula katak yang mati dan terkapar tak berdaya. Untuk menhindari lemparan batu abak-abak, beberapa ekor katak melarikan diri dari dalam kolam dan meloncat ke daratan. Anak-anak mengejar katak yang berlarian itu dan melemparinya dengan batu. Beberapa berhasil meloloskan diri, beberapa lagi mati.
Seekor katak yang paling besar, keluar dari dalam kolam. Melihat teman-temannya terkapar tak benryawa, kata yang paling besar itu berseru dengan sedih, “tolong hentikan itu, anak-anakku. Apa yang kalian lakukan memang menyenangkan bagi kalian, tapi kematian bagi kami!” Tapi anak-anak itu tidak mengerti bahasa katak. Mendengar seruan kata yang pling besar, anak-anak segera menoleh. Lalu dengan serentak mereka anak-anak itu melempari katak yang paling besar itu dengan batu, sehingga diapun mati menyusul teman-temannya. Kesenangan anak-anak adalah penderitaan bagi katak.
Kisah ini mengingatkan pada kita bahwa terkadang hal yang menyenangkan bagi kita adalah penderitaan orang lain.