Sinopsis Ashoka Samrat episode 76 by Jonathan bay

Sinopsis Ashoka Samrat episode 76 by Jonathan bay. Melihat wajah tegang Dharma, Chanakya bertanya, “apakah kau tidak bahagia, dewi? Kau menunggu saat-saat ini sejak bertahun-tahun dan sekarang ketika tiba kau tidak bahagia? Kau, Ashok dan Samrat akan bersatu. Kau pasti menunggu saat-saat ini.” Dharma menyahut, “aku memang menunggunya, achari. Tapi aku tegang mengetahui bagaimana Ashok akan bersikap jika dia tahu yang sebenarnya. Juga karena tinggal di istana sebagai pelayan aku menjadi tahu mentalitas para ratu, aku melihat ego mereka, keegoisan mereka, mereka bisa melakukan apapun untuk membuat putra mereka sebagai raja. Jika Ashok menghalangi jalan mereka, maka mereka bisa membunuhnya. Aku hanya ingin melihat Ashok aman dannyaman.”

Perdana menteri menyampaikan kabar kemenangan Sushim pada Bindusara. Bindu dengan gembira berkata, ‘dia telah membuat aku bangga. Dia pejuang hebat. lakukan persiapan untuk menyambutnya. Ini saat yang penting untuk mengambil keputusan.”

Sushim dalam perjalanan kembali ke istana. Sambil menunggang kuda, di amembayangkan dirinya duduk di tahta, mengenakan mahkota dan memeluk Ahenkara sebagai seorang raja. Karena lamuannya itu, kudanya lepas kontrol. Sushim pun terjatuh dari kuda. Ashok melihatnya, dia menghampiri Sushim dan berkata, “ketika kebenaran keluar kau jatuh diatas tanah?” Ashok menatap pedang yang terjatuh dan terlepas dari tangan Sushim. Sushim bergegas meraupnya. Ashok mengejek, “bahkan setelah memenangkan kompetisi, kau masih merasa terancam.” Sushim membalas, “kau kalah dalam kompetisi. kau seharusnya malu. Sinopsis Ashoka SamratMenyingkir dari jalanku kalau tidak aku akan membunuhmu!” Ashok menyahut, “aku yang telah menyelamatkanmu dari harimau..” Sushim menatap sekeliling dan dengan licik berkata, “harimau yang mana? Tak ada orang yang melihat kau menyelamatkan aku. Tak ada orang yang akan mempercayaimu. Semua akan mengatakan kau membuat-buat cerita karena kalah. Yangs ebenarnya adalah, aku memegang pedang di tanganku. AKu lebih dulu tiba di garis finish dan kau kalah dariku. Ini yang benar. Kau harus mempercayainya karena kau tidak punya pilihan lain.” Sushim kemudian mendorong Ashok, lalu menaiki kudanya. Dari atas kuda dia bertanya lagi, “kenap akau tertegun? kau harus membiasakan diri, karena setelah menjadi ahli waris, aku akan bersikap seperti ini padamu.” Ashok menjawab dengan tajam, “kau tidak akan menjadi ahli waris. Aku akan menghentikanmu.” Sushim tertawa, “lihatlah, aku telah menjadi pejuang hebat dan kau tidak bisa melakukan apa-apa. Aaku tidak bodoh sepertimu yang mau menolong orang lain dan tetap di belakang.” Setelah berkata begitu, dengan masih tertawa, Sushim memacu  kudanya meninggalkan Ashoka.

Chanakya bertanya pada Dharma, ‘kenapa kau mengkhawatirkan Ashok? Ingatkan kau ketika kau melahirkan dia, dia di kelilingi oleh api. Kau telah menyaksikan apapun masalah yang datang dalam idup Ashok, masalah itu telah membuatnya menjaadi lebih kuat. Dia adalah vanraj. Dia di takdirkan untuk memiliki tahta. Kau tidak akan bisa mencengahnya menjadi pejuang hebat.” Dharma menjawab, ‘aku tidak akan menghentikannya dari menjadi pejuang tapi aku tidak ingin dia membunuh orangnya sendiri untuk menjadi hebar.” Chanakya tersneyum, “setelah dia mengambil alih musuh, maka saat itulah dia akan di sebut pejuang hebat.” Dharma menyela, “tapi kita juga memenangkan hati musuh..” Chanakya bali bertanya, “lalu bagaimana dengan mereka yang tidak punya hati? Ketika duri mulai menusuk, maka kau harus membuangnya. Ini yang harus Ashok lakukan dan ini takdirnya. Sebanyak apapun kita mencoba, kita tidak akan bisa menentang nasibnya. Ashok akan selalu mendapat masalah. kau tahu kenapa? Karena dia punya kemampuan untuk melawannya dan ini akan menjadikan dia samrat yang hebat. Dia membutuhkan restumu untuk semua ini.” Sushim meuncul dari kejauhan sambil membaw apedang. Dharma dan Chanakya tertegun tak percaya. Chanakya terlihat sedikit kecewa. Dharma menelan kegetirannya dengan berkata, “pangeran Sushim yang menang? Anda benar, kita tidak bisa melawan nasibnya, tapi aku senang ashok selamat dari rencana anda. Lalu di mana Ashok sekarang?”

Sushim memasuki aula dengan pedang di tangan. Para pelayan menaburkan bunga padanya, Dan orang-orang berteriak mengelu-elukan dirinya. Bindu tersenyum menyambut Sushim, begitu pula Charu dan Ahenkara. Siamak terlihat sedih dan Noor kesal. helena mengucapkan selamat pada Charu dan Subhrasi berkata kalau mereka semua bangga pada Sushim. Agnisika mengatakan kalau dirinya tahu Sushim yang akan menang, “..sekarang dia di panggil ahli waris.” Noor kesal mendengarnya, “menjadi ahli waris tidak tergantung pada menang atau kalah dalam komeptisi. Samrat yang akan menentukannya.” helena menyela, “tidak ada keraguan apa yang akan di putuskan samrat. Sushim telah membuktikan kemampuannya.” Sushim menghampiri Samrat dan mengambil berkat darinya. Bindu berkata, “kau telah menang untuk ketiga kalinya. Ini sangat hebat.” Charu dengan rasa bahagia yang meluap-luap berkata pada Sushim kalau Sushim tidak mengecewakannya.” Helena dan Subhrasi memberkatinya. Sushim menghampiri Noor dan memberinya salam. Dengan enggan Noor mengucapkan selamat padanya. Drupat juga mengucapkan selamat. Sushim menghampiri Siamak, Siamak memberinya ucapan selamat. Sushim berkata dengans edikit menyindir, “apakah kau baik-baik saja? Ada saat aku berpikir kau yang akan menang, kemudian aku mendengar kau mengundurkan diri dari kompetisi.” Sushim menghampiri Aakramak juga. Aakramak mengingatkan Sushim agar selalu mengingat kesalahannya. Achari Shrist berkata kalau ini bukan akhir tapi awal dari datangnya masalah, kau harus melawan masalah itu.” Sushim menghampiri Agnisika dan Ahenkara, keduanya mengucapkan selamat pada Sushim. Nikator tersenyum, “aku tidak pernah melihat pejuang sepertimu, teruslah menang.” 

Bindu memuji Sushim di hadapan semua orang, ‘kau telah membuat kami semua bangga dengan menjadi pejuang hebat. Kau memiliki pedang kerajaan di tanganmu dan memuktikan kalau kau maurya yang hebat. kau telah membuktikan kalau kau adalah Mauryan yang paling layak untuk mendapatkan pedang ini.” Chanakya tiba di aula dan berkata dengan suara khasnya, “tidak cukup hanya mendapatkan pedang saja…” Sushim resah, dia bertanya-tanya apakah Ashok telah menceritakan segalanya pada Chanakya. tapi Chanakya melanjutkan, “yang terpenting adalah elalu menjaga kehormatan pedang ini. Jika kau tidak melakukan itu, maka pedang ini akan di ambil darimu.” Sushim menyangkah, Ashok tidak mengatakan apa-apa pada Chanakya.  Sushim kemudian mengambil berkah dari Chanakya lalu berkata, “aku tidak akan melakukan apapun yang akan membuat pedang ini jauh dari ku.” Chanakya memberkati Sushim, “aku berdoa semoga tuhan memberimu kekuatan untuk memutuskan sesuatu dengan baik.” Setelah itu Bindu berkata kalau dirinya ingin mengumumkan sesuatu, “setelah kemenangan ini, aku tidak punya ragu kalau Sushim mempunyai keberanian untuk melayani bangsa ini. Maka dengan ini aku umumkan kalau Sushim menjadi ahli waris…” Sinopsis Ashoka Samrat episode 77 by Jonathan bay