Sinopsis Ashoka Samrat episode 70 by Jonathan Bay. Ashok menuntun Siamak, Sushim menatapnya dari kejauhan. Ashok membawa Siamak ke tenda dan membaringkannya di atas tempat tidur. Siamak sambil menahan rasa sakit berkata, “pertama kali aku merasa lelah karena di tipu dan ini yang terjadi. Kenapa tuhan selalu bersama para penipu?” Dengan sedih Ashok membalut luka Siamak sambil menjawab, “mungkin tuhan tidak ingin kau jadi penipu.” Subaho dan temannya datang bersama seorang prajurit. Melihat kondisi Siamak, prajurit berkata kalau dirinya akan memberitahu achari. Siamak melarangnya, “tunggu! Aku belum mengaku kalah.” Subaho bertanya, “bagaimana kau akan bertarung dengan kondisi seperti ini?” Siamak menyahut, “aku tidak bisa mematahkan kepercayaan ibuku. Tidak ada luka yang bisa merusak kepercayaannya.” Ashok menjanjikan, “kau akan memenuhi janji itu.” Lalu Ashok pamit kalau dia akan pergi sebentar untuk mengambil obat-obatan. Sampai di luar tenda, Ashok menitikan airmata dengan sedih. Sushim melihatnya. Dia bersendekap sambil berkata, “sangat bagus. Pertemanan seperti apa ini, satu kesakitan yang satu menangis. Satu kaki patah saki yang lain kakinya gemetar.” Ashok jadi marah mendengarnya.
Bindu, Chanakya dan Perdana menteri Khalatak terlibat pembicaraan segitiga. Perdana menteri berkata, “pangeran Sushim telah kehilangan 2 anggotanya tapi pangeran Siamak hanya kehilangan satu.” Bindu menyahut, “Sushim sangat hebat, tapi cara Siamak melewati daerah berkabut juga hebat.” Chanakya menimpali, “Ashok membantu mereka. Dia menggunakan otaknya, membuat mereka semua meminum air dan keluar dari daerah berkabut.” Bindu setuju, “anda benar. Di vann Ashok mengatakan padaku tentang banyak hal.” Chanakya menambahkan, “Ashok dan pangeran Siamak telah menjadi teman juga..” Bindu menganguk, “Ashok mempunyai ketenangan yang tidak di punyai oleh kedua putraku. Siamak akan belajar banyak darinya. Mereka akan memberikan kompetisi pada Sushim. AKu ingin melihat siapa yang akan menang kali ini.” Chanakay berpikir, “hanya jika Ashok menang maka aku akan mengatakan pada Samrat kalau Ashok adalah anaknya.” Bindu menanyai perdana menteri tentang persiapan pernikahan Justin. Perdana menteri berkata kalau hari ini akan ada beberapa upacara.
Helena menjelaskann adat istiadat pernikahan versi Yunani pada Ahenkara. Ahenkara mendengarkannya dengan antusias. Kata Helena, “di Yunani, pengantin wanita akan memberikan mainan pada adiknya dan mengambil perhiasan dari mempelai pria untuk menunjukan pada dunia bahwa dia sekarang telah siap menjadi wanita dari seorang gadis. Pernikahan ini adalah campuran dua bangsa. Hari ini akan ada siraman untuk Agnisika.”
Charu memberitahu pelayan kalau semua ratu akan memberikan Ubtaan pada mempelai wanita. Dharma sedang membuat Ubtaan untuk Subhrasi. Subhrasi meghampirinya dan berkata, “dengan memasangkan ubtaan, kita merestui mempelai wanita.” Dharma mnembahkan, “semua rirual ini untuk memberkati penganti wanita dan pengantin pria agar memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia.” Subhrasi terkesan dengan pemikiran Dharma dan berkata kalau dirinya ingin memberikan sesuatu pada Dharma. Dharma dengan hormat mengatakan kalau dirinya tidak membutuhkan sesuatu.
Pelayan Noor telah membuat Ubtaan beracun. Noor berkata dengan benci, “sebanyak rasa sakit yang telah kau berikan padaku Agni, maka sebanyak itu pula aku akan memberikan rasa sakit padamu.” Agni tiba di di ruang ritual. Semua tesenyum padanya. Helena meminta Agni agar duduk.
Ashok memberikan tongkat pada Siamak dan membantunya berdiri dengan susah payah. Melihat itu Subaho dan Danda sepakat kalau Siamak hanya akan menjadi beban tim mereka. Ashok membela Siamak. Tapi Subaho dan Danda tak mau mengubrisnya. Dengan kesal mereka meninggalkan Ashok dan Siamak. Ashok memanggil mereka tapi mereka tak mau mendengarkannya. Ashok menjadi sedih. Siamak dengan putus asa berkata, “ashok, hanya kau yang bisa mengalahkan kak Sushim. kau tidak boleh kalah hanya untuk membantuku. Pergilah. Tinggalkan aku!” Ashok dengan sedih menjawab, “jangan berkata seperti ini, menang memang penting bagiku tapi tidak begitu penting sampai aku harus meninggalkan temanku di sini. Kita akan pergi bersama. Ayo pergi!” Siamak mencoba untuk bergerak, tapi dia kesakitan. Ashok menjadi tegang.
Helena menyuruh Charu memasangkan Ubtaan pada Agni lebih dahulu. Charu kemudian menerapkan ubtaan ke Agni sambil memberkatinya. Setelah itu dia meminta Noor memasangkan Agni. Noor membawa Ubtaannya, dia tersenyum licik pada Agni. Agni yang tidak curiga apa-apa berkata, “jika dengan Ubtaan dari Ratu Boor aku mendapat sedikit kecantikannya maka pangeran Justin tidak akan memalingkan wajah dariku walaupun hanya sedetik.” Noor membalas dengan sedikit ketus, “kau sudah menjebaknya. Kau tak membutuhkan Ubtaan. Aku hanya melakukan formalitas belaka.” Noor kemudian memasangkan Ubtaan ke sekujur tubuh Agni, di wajah dan di tangan. Lalu tiba giliran Subhrasi. Subhrasi juga memasangkan Ubtan di ubuh Agni dan memberkatinya.
Tak lama setelah itu, tiba-tiba Agni merasakan tubuhnya gatal-gatal. Dia berteriak dan berkata kalau ada yang salah dengan Ubtannya, “aku merasa tubuhku seperti terbakar.” Noor pura-pura bertanya, “apa yang terjadi?” Helena menyuruh pelayan memanggil tabib. Subhrasi melarangnya, “bagaimana kita akan memanggil pria kesini kalau Agnisika dalam kondisi seperi ini?” Helena menuduh noor yang telah mencampur ubtannya dengan sesuatu. Noor membantah, “bagaimana anda bisa menyalahkan aku? Maharani Charumitra dan Ratu Subhrasi juga sama-sama memasangkan Ubtan ke tubuhnya.” Dharma yang semula hanya berdiri melihat kekacauan itu berpikir, “kulitnya akan akan menjadi parah, aku harus segera membantunya.” Noor dengan puas membantin, “aku merasa damai melihatmu kesakitan.” Ahenkara mencoba meringankan rasa sakit Agnisika dengan menyiramkan air. Tapi Dharma mencegahnya, “air akan membuatnya bertambah parah. Hanya susu yang bisa meringgankan kesakitanya.” Noor bertanya, “bagaimana kau bisa tahu?” Dhara meminta mereka semua percaya padanya, “percayalah padaku, dia akan merasa tenang.” Subhrasi mendukung, “aku percaya padanya. Biarkan dia melakukan yang ingin dia lakukan.” Helena menyuruh Dharma melakukan apapun yang dia inginkan. Dhrama membawa susu dan meminta Ahenkara menyiramkannya ke sekujur tubuh Agnisika. Dia bergegas membuat ramuan herbal dan mengoleskannya ketubuh Agnisika. Agni terlihat membaik. Helena bertanya, “apakah sekarang baikan?” Agni mengangguk, “ya. AKu merasa sakitnya berkurang sekarang.” Helena masih menuduh Noor yang melakukan itu, “apa yang kau campurkan?” Noor melemparkan tuduhan itu pada Dharma, “aku mencurigasi pelayan ini. Bagaimana dia bisa menghilangkan sakitnya hanya dalam beberapa detik? Artinya dia tahu apa yang di campur dalam Ubtan dan bagaimana mengurangi efeknya.” Dharma menggeleng …. Sinopsis Ashoka Samrat episode 71 by Jonathan Bay