Sinopsis Ashoka Samrat episode 112 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 112 by Sally Diandra.  Masih di ruang sidang kerajaan Magadha, Justin mengakui bahwa dirinyalah yang melakukan konspirasi tersebut “Justin ! Kamu tidak mungkin melakukan semua ini !” Helena berteriak tidak percaya kalau Justin melindunginya “Aku telah melakukan ini, ibu ! Dan ini adalah kenyataannya !”, “Ini tidak benar ! Ibu tahu kamu tidak bersalah !” Helena mulai menangis sedih “Aku tahu kalau ibu tidak bisa percaya akan semuanya ini tapi biarkan semua orang tahu kebenarannya, biarkan saudaraku ini tahu bahwa aku ini adalah api dalam sekam di istana ini” Noor tidak percaya Justin mengatakan seperti itu “Yaaa ,,, Bindusara, adalah aku yang melakukan semua ini, itulah mengapa aku menerima lamaran pernikahan itu, aku yang mengijinkan batu bata yang mudah terbakar itu masuk ke Patliputra, aku ingin melihat keluargamu, para istrimu, anak anakmu terbakar habis !” Justin berteriak lantang “Mengapa begitu banyak kemarahan dan kebencian ? Aku selalu menghormati kamu dan menyayangi kamu” Bindusara geram

Ashoka samrat cover“Kamu selalu memberikan aku permohonan, jika ingin menghargai aku maka kamu seharusnya melakukan keadilan padaku tapi tidak ! Magadha tidak pernah melakukan keadilan pada Yunani, kami kelihatannya seperti orang asing bahkan selama beberapa tahun, ibuku telah dimenangkan oleh Chandragupta yang agung, ibuku tidak pernah dihargai ! Aku adalah pesaing untuk tahta ini tapi mengapa aku tidak bisa mendapatkannya ? Apa ketidakmampuan yang tidak aku miliki hingga bukan aku yang dipilih ? Aku tidak mampu tapi Chanakya ini telah mempermainkan aku dan membuat aku menjauh dari tahta ini, aku akan menjadi seorang Samrat tapi tidak bisa karena aku hanya seorang pangeran yang tanpa kekuasaan apapun, aku hanya terus berada di belakang Bindusara dan apa yang kamu lakukan Bindusara ? Kamu selalu berfikir kalau anak anakmu itu sebagai putra mahkota tapi apakah kamu pernah berfikir tentang aku ? Ketidakadilan yang Chandragupta lakukan untukku, sebenarnya bisa kamu perbaiki dengan memberikan tahta itu untukku tapi itu tidak kamu lakukan karena kamu tidak percaya pada kemampuanku juga !” suara Justin terdengar mengggelegar di ruang sidang membuat semua orang semakin terperangah

“Saudaraku jika kamu mempunyai banyak pertanyaan maka kamu bisa menanyakan padaku sebelumnya” Bindusara berusaha setenang mungkin menanggapi ucapan Justin yang berapi api “Lalu apa yang akan kamu lakukan kemudian ? Apakah kamu akan memberikan tahtamu untukku ? Kamu akan memberikan permohonan padaku lagi oleh sebab itulah semua orang menyebutmu yang agung, ketika seorang adik yaitu Bindusara meninggalkan tahtanya untuk kakaknya Justin ! Aku tidak ingin mendapatkan tahta dengan memohon ! Yunani tidak akan pernah bisa menerima permohonan ini maka aku putuskan bahwa itu adalah milikku ! Aku akan merebutnya dengan kekuasaanku oleh karena itu aku membuat konspirasi ini !” semua orang tertegun termasuk Noor yang terus menatap Justin “Aku tidak mengatakan apapun pada ibuku, ibu suri Helena karena aku tahu dia akan memberitahukannya padamu, itulah mengapa aku bahkan tidak pernah mengatakan apapun pada Nicator tentang hal ini !” nada suara Justin masih terdengar meninggi

“Jika kamu terlibat dalam konspirasi ini dan kamu ingin menceritakan kebenaran yang ada maka mengapa kamu membunuh Vrahmir ?” Chanakya penasaran dengan ucapan Justin “Itu karena aku tidak ingin masa depanku di putuskan oleh Vrahmir, tidak itu saja, aku telah mencoba untuk membunuh Bindusara beberapa kali juga sebelumnya, apapun yang aku lakukan adalah benar menurutku dan aku menerimanya” Justin menceritakan tentang rencana rencana pembunuhan yang telah dilakukannya selama ini ketika memanah Bindusara di medan perang, memanah Bindusara ketika di hutan dalam perawatan Subadrangi, membunuh saksi saksi yang ketahuan, Noor menangis sedih, Helena terkejut mendengarnya “Aku sedih karena semuanya masih hidup !” Khurasan segera mengangkat pedangnya dan hendak dihunuskannya pada Justin namun Bindusara menghentikannya “Khurasan jangan ! Jangan lakukan itu ! Dan berdasarkan pernyataan Justin jadi jelas bahwa Chanakya tidak bersalah ! Aku memberikan pengampunan untuk penahan rumahnya, karena Chanakya dan Ashoka, aku bisa menghentikan diri sendiri dari tindakan ketidakadilan dan saudaraku sendiri telah menerima perbuatan jahatnya, dia harus di tahan sekarang ! Dan dia akan di beri hukuman mati bersama sama dengan Raja Jiraj !” semua orang terkejut termasuk Helena dan Noor

Aakramak segera menahannya, prajurit memborgolnya di leher, tangan dan kaki kemudian sebelum meninggalkan ruang sidang tersebut Justin memperhatikan ibunya dan kekasihnya yang menangis pilu sambil memandangnya denga tatapan tidak percaya, Justin segera berbalik dan berlalu dari tempat tersebut. Sepeninggal Justin, Helena terduduk lemas di kursi sambil menangis meratapi nasib anaknya sementara Noor masih berdiam diri sambil berdiri dengan uraian airmata, sedangkan Charumitra dan Subhrasi hanya bisa menatap Justin tajam.

Justin dibawa ke dalam penjara, sepanjang perjalanan ke penjara semua prajurit memanggilnya dengan sebutan “Penghianat ! Penghianat ! Penghianat !” Ashoka melihat ini semua dari kejauhan “Aku tidak melakukan apapun yang salah, jika aku mendapatkan kesempatan maka aku akan melakukan hal yang sama seperti ini, oleh karena itu lebih baik tahan aku jika aku bebas maka aku akan melakukan hal yang buruk untuk semua orang !” nada suara Justin terdengar marah sambil memandang semua prajurit yang mengata ngatai dirinya kemudian berlalu meninggalkan tempat itu, dari kejauhan Helena melihat kepergian Justin dengan tatapan nanar dan berteriak memanggil Justin “Juuusstiiin !!! Mengapa kamu melakukan ini semua, Justin ?” Helena menangis sedih begitu Justin meninggalkannya

Justin di jebloskan ke dalam penjara, tak lama kemudian para prajurit menguncinya didalam penjara, Raja Jiraj melihat kedatangan Justin “Justin ? Kenapa kamu disini ? Apa yang terjadi ? Apakah Vrahmir menceritakan semuanya ? Bagaimana dengan anakku ?” Raja Jiraj memberondong sejumlah pertanyaan ke Justin dengan tatapan tidak percaya “Vrahmir telah aku bunuh ! Dan aku akan membunuh kamu juga !” Justin hendak mendekat kearah Raja Jiraj namun para prajurit menghentikan ulahnya “Bagaimana nasib anakku ? Aku ingin bertemu dengan Bindusara ! Bawa aku ke Samrat Bindusara ! Ayooo cepat bawa aku ke Samrat Bindusara !” Raja Jiraj berteriak teriak kemudian menangis

Dharma menemui Ashoka di halaman pinggir istana “Apa yang kamu pikirkan, Ashoka ?”, “Sebelum aku melihat keluarga kerajaan ini, aku mempunyai beberapa makna dari kata kakak tertua, kakak paling tua adalah seseorang yang melindungi adiknya, seseorang yang menunjukkan pada mereka jalan yang benar, seseorang yang bahagia ketika adiknya sukses, saudara adalah sahabat terbaik tapi disini saudara adalah musuh, dan hari ini pangeran Justin telah melakukannya, aku tidak tahu apakah nanti pangeran Sushima akan melakukannya juga besok ?” Dharma mendengarkan ucapan anaknya dengan seksama “Apa yang orang orang ini pelajari dari mereka ? Tidak ada yang diteladani orang orang ini dari orang lain, melihat ini semua, aku merasa senang karena aku tidak mempunyai saudara” Dharma tersenyum “Ini bukan tentang sebuah hubungan pertalian darah tapi tentang pemikiran, nak ,,, ketika kita mempunyai kekuasaan, kita memiliki kemarahan dalam diri kita dan kemarahan akan membawa sisi yang buruk pada diri kita, orang mulai melakukan kesalahan dan orang kadang tidak menyadari kesalahannya, dia pikir dia itu benar, ini yang membuatnya menjadi hancur” ujar Dharma sambil membelai pipi Ashoka “Jika posisi dan kekuasaan membuat seseorang berfikir seperti itu maka apa perlunya semua ini ? Dapatkah kita mempunyai lingkungan dimana tidak diperlukan kekuasaan, tidak ada perbedaan antara raja dan rakyatnya” ujar Ashoka

“Untuk itu kita memerlukan seseorang yang berfikiran seperti itu, seseorang yang berfikir bahwa apapun yang dia lakukan, hanya bagi umat manusia saja, seseorang yang tidak hanya berbuat untuk dirinya sendiri tapi untuk rakyatnya, dimana dasar pemerintahannya adalah cinta kasih, saling menghormati, dimana rakyatnya tunduk padanya karena menghargainya bukan karena takut, seseorang yang berfikir bahwa tubuhnya itu bukanlah miliknya tapi untuk melayani rakyatnya” Ashoka memandang ibunya dengan perasaan penasaran “Dimana kita bisa menemukan orang yang seperti itu, ibu ?”, “Dia bisa ada dimana saja, mungkin kamu salah satunya ?” Ashoka tersenyum “Bagiku, panglima perang itu saja sudah cukup yang melindungi Samratnya, aku sedih ketika memikirkan apa yang akan Samrat Bindusara jalani, aku ingin selalu bersamanya” Dharma memberikan restunya untuk Ashoka kemudian Ashoka pergi meninggalkan ibunya “Kamu benar Ashoka, bagaimana Samrat Bindusara akan menghadapi semua ini ?” ujar Dharma sambil memperhatikan kepergian Ashoka

Chanakya sedang berbincang bincang dengan Radhagupta “Jika Bindusara tidak melihat sejarah maka sejarah akan terulang kembali dan itu akan membawa Magadha dalam keadaan bahaya, aku yakin Helena dan Nicator juga terlibat lebih banyak dengan konspirasi ini daripada Justin, setelah kematian Justin, Helena pasti akan membawa badai untuk membalaskan dendamnya” ujar Chanakya

Saat itu Nicator sedang mencuci tangannya, Chanakya menghampirinya dan berkata “Apakah kamu sedang membasuh kejahatanmu dengan darah cucumu sendiri ? Kamu terbukti didepan semua orang bahwa kamu tidak bersalah tapi kami tahu kenyataan yang sebenarnya” ucapan Chanakya cukup membuat merah telinga Nicator “Kamu tidak bisa memberikan hukuman pada seluruh keluarga karena perbuatan yang telah di lakukan oleh salah seorang anggota keluarga, aku tidak percaya Justin telah melakukan ini semua, aku sangat sedih mendengarnya” Nicator mencoba membela diri “Aku tahu kamu mempunyai sepiring penuh makanan untuk mengurangi kesedihan kamu, jika dia itu orang lain maka dia tidak akan mampu menelan airnya” Nicator memandang Chanakya dengan tatapan marah kemudian meninggalkan mereka “Aku telah berlajar sesuatu dari kamu, Chanakya ,,, bahwa kita seharusnya tetap tenang dan jangan marah tapi aku merasa kamu tidak begitu tenang, apakah tidak ada jalan lain untuk menceritakan yang sebenarnya ke Samrat Bindusara ?” Radhagupta mulai buka suara setelah Nicator meninggalkan mereka “Ada satu cara yaitu Helena ,,, dia itu ibu kandung Justin, cara anaknya menyelamatkan dirinya, sama halnya dengan cara Helena yang bisa menyelamatkan Justin dengan menceritakan kebenaran pada Samrat Bindusara” ujar Chanakya… Sinopsis Ashoka Samrat episode 113 by Sally Diandra