Sinopsis Ashoka Samrat episode 94 by Sally Diandra. Ashoka, Aakramat dan Radhagupta panik begitu melihat ada Helena yang berjalan di ujung koridor bersama pelayannya, sementara Aakramak belum juga berhasil membuka ruang bawah tanah yang letaknya dekat dengan kamar Bindusara, Ashoka langsung bersembunyi di balik pilar, sedangkan Radhagupta mencoba untuk mengulur ulur waktu Helena dengan mengajaknya berbicara “Ibu Suri Helena, anda mau kemana ?” ujar Radhagupta “Aku mau bertemu dengan Samrat Bindusara” ujar Helena, untung saja Helena tidak terlihat curiga ketika ngobrol dengan Radhagupta, Radhagupta mencoba untuk mengajak ngobrol lebih banyak lagi namun rupanya Helena merasa sudah terlalu lama ngobrol dengan Radhagupta, Helena pun meminta permisi, Radhagupta panik karena sepertinya Ashoka dan Aakramat belum bisa membuka ruang bawah tanah tersebut, sementara Helena berjalan gontai menuju ke arah tempat Ashoka dan Aakramat berada, Ashoka yang panik tiba tiba menyenggol sebuah ornamen yang melekat di pilar, bersamaan dengan itu tiba tiba lantai di depan Aakramat terbuka dan menunjukkan ruang bawah tanah, Aakramat dan Ashoka menyeringai senang, Ashoka menggeser ornamen tersebut hingga lantainya terbuka sangat lebar tepat pada saat itu Helena sudah hampir mendekati mereka, Radhagupta panik, dirinya takut kalau Helena memergoki Ashoka dan Aakramat tapi ternyata Helena malah berjalan terus dan tidak berhenti seolah olah tidak melihat apa apa di sana, Radhagupta heran. Sepeninggal Helena, Radhagupta segera menghampiri tempat Ashoka dan Aakramat berdiri tadi namun tempat itu sepi, tidak ada siapa siapa disana “Aku harap, mereka bisa menemukan Chanakya” ujar Radhagupta
Ashoka dan Aakramat sedang berjalan menyusuri ruang bawah tanah, sementara Chanakya masih di ikat kedua tangan dan kakinya dengan mulut di bekap “Apakah ini tempatnya, Ashoka ?” ujar Aakramat sambil terus mengikuti Ashoka menuju ke tempat Chanakya, tiba tiba mereka mendengar ada suara mengaduh namun kurang begitu jelas terdengar, Ashoka dan Aakramat segera menuju ke arah suara yang mereka dengar tadi “Apakah ini tempatnya, Ashoka ?”, “Bukan ! Ini bukan tempatnya, mereka pasti telah memindahkan Chanakya” ujar Ashoka sambil terus berjalan ke arah suara tadi, tepat pada saat itu Chanakya dibawa keluar oleh dua orang yang tidak dikenal pada lorong di sisi satunya, ketika Ashoka sampai di tempat Chanakya berada, tempatnya sudah kosong “Ayoo kita pergi dari sini” ujar Aakramat “Aku yakin mereka pasti tahu aku kesini sehingga mereka memindahkan Chanankya kesuatu tempat” ujar Ashoka, tak lama kemudian Ashoka menemukan gelang Rudraksha milik Chanakya “Ini buktinya !” ujar Ashoka geram
Sementara itu di halaman pinggir istana, Dharma sedang mencari cari Ashoka “Dimana Ashoka ? Kenapa dia tidak kelihatan juga ?” ujar Dharma panik, Dharma lalu berlari keluar istana, di tengah jalan dia bertemu dengan prajurit Khurasan, mereka saling berpandang pandangan.
Ashoka mencoba mencari kesana kemari seraya berkata “Kita sudah mencari-cari ke mana-mana dan tidak bisa menemukannya, ini semua seperti sebuah misteri” ujar Ashoka gusar “Orang yang melakukan begitu banyak kebaikan untuk bumi ini, diperlakukan dengan cara seperti ini” ujar Ashoka sedih membayangkan apa yang terjadi pada Chanakya.
Dikamar Subhrasi, Subhrasi mulai menginterogasi Kasturi tentang Shevika (Dharma) “Saya minta maaf Maharani Subhrasi, anda pasti marah sekali sama saya, dia tidak mungkin melakukan ini, dia pasti akan datang kesini dan keraguan anda akan segera hilang” ujar Kasturi, sementara Subhrasi masih ragu ragu.
Dharma sedang berlari sekencang mungkin ke luar istana, sementara prajurit Khurasan mengejarnya dibelakang “Toloooong … tolooooong” Dharma berteriak meminta tolong, tak lama kemudian kedua prajurit tadi berhasil menangkap Dharma, mereka segera mencengkram lengan Dharma “Lepaskan ! Lepaskan aku !” teriak Dharma panik “Kami tidak akan melepaskan kamu !” ujar salah satu prajurit “Iya, kamu telah mengelabui aku kemarin ! Maka kamu harus membayarnya sekarang ! kami akan membawamu pada panglima Khurasan !” ujar prajurit tersebut. Tepat pada saat itu Siamak muncul dihadapan mereka “Ada apa ini ? Apa yang terjadi disini ?” ujar Siamak penuh selidik “Dia telah mencuri sesuatu, pangeran … aku harus membawanya” ujar si prajurit “Tidak ! Aku tidak mencuri apa apa, pangeran” ujar Dharma cemas “Pergilah ! aku akan mengurusnya !” ujar Siamak, prajurit Khurasan tidak mampu menolak permintaan Siamak, mereka pun berlalu dari hadapan mereka “Aku merasa sepertinya aku pernah melihatmu di suatu tempat” ujar Siamak setelah para prajurit itu pergi “Percayalah padaku, pangeran … aku tidak mencuri apa apa, mereka ingin menangkapku untuk keperluan yang lain, mereka ingin membawaku ke tempat mereka, aku melarikan diri dari mereka tapi mereka menangkapku disini, kamu lihat sendiri kan ?” ujar Dharma sedih
Sementara Dharma ngobrol dengan Siamak, dari arah istana Khurasan dan kedua prajuritnya tadi berjalan tergopoh gopoh menuju ke tempat Dharma dan Siamak, sesampainya disana ternyata Dharma sudah tidak ada “Pangeran Siamak, di mana perempuan itu ?” Khurasan nampak marah begitu Dharma tidak ada “Aku telah membiarkannya pergi, kakek … anak buahmu itu telah kurang ajar padanya” bela Siamak, Khurasan marah seraya berkata pada prajuritnya “Aku ingin perempuan itu sekarang juga ! Pergi dan cari dia ! Cepaaat !” perintah Khurasan “Dia itu tidak bersalah, kakek”, “Apakah kamu melihat wajahnya ?”, “Jika dia mencuri sesuatu, seharusnya dia membawa sesuatu, tapi dia tidak mempunyai apa apa, kakek” Siamak berusaha membela Dharma kembali “Simpan kebodohanmu itu untuk dirimu sendiri ! Pergi dari sini” ujar Khurasan dengan nada marah
Di pasar, Aakramat sedang berjalan jalan dengan Ashoka “Aku harus pergi, Ashoka …. sampai bertemu kembali” akhirnya mereka berpisah dan menuju ke tempat mereka masing masing. Sementara itu di tempat Radhagupta, salah satu anak buahnya mendatangi Radhagupta dan berkata “Kita tidak punya waktu lebih banyak lagi, orang suruhan musuh telah kami tangkap, mungkin dengan begitu kita bisa mengetahui dimana Chanakya berada” ujar anak buah Chanakya itu, tepat pada saat itu Dharma ada disana mendengarkan pembicaraan Radhagupta dan anak buahnya dan melihat mereka pergi meninggalkan tempat tersebut “Ini adalah tempat yang paling aman dimana aku bisa merasa aman dari Khurasan tapi kali ini Chanakya tidak ada disini, bagaimana aku bisa merasa aman” ujar Dharma apalagi ketika dilihatnya orang orang suruhan Khurasan sedang mencarinya terus, Dharma segera berlalu dari tempat itu.
Di dalam istana, Noor memberikan hadiah untuk pernikahan Agni seraya berkata “Aku memberikan kamu hadiah yang paling berharga yang menjadi milikku selama ini” Agni merasa bimbang ketika Noor memberikan hadiah itu dari Noor “Terima saja, Agni … kamu harus menghilangkan rasa dendam didalam hatimu” ujar Helena “Baiklah, aku terima” ujar Agni sambil mengambil baki yang di sodorkan oleh Noor padanya kemudian diberikannya baki berisi hadiah itu pada pelayannya “Maharani Subhrasi, dimana pelayan yang biasanya membantu Agni untuk bersiap siap ?” ujar Helena, Subhrasi langsung panik begitu mendengar kalau Helena mencari pelayannya yaitu Shevika (Dharma), Subhrasi langsung menegur Kasturi “Kasturi, dimana perempuan itu ? Kamu bilang dia akan segera kembali ? Tapi mana ?” ujar Subhrasi, Kasturi yang berada di sana juga merasa bingung ketika Dharma tidak muncul muncul juga, ketika Kasturi hendak buka suara, Noor menghentikannya seraya berkata “Katakan pada kami sudah berapa lama kamu tidak melihat dia ?” belum juga Kasturi menjawab pertanyaan Noor, tiba tiba Dharma muncul di depan mereka seraya berkata “Apakah anda memanggil saya Rajmata ?” ujar Dharma, semua orang tercengang melihat kehadiran Dharma, kemudian Helena mengajaknya semua yang hadir disana untuk bersiap siap melakukan pemujaan dalam rangka persiapan pernikahan Agni dan Justin, semua orang pun pergi meninggalkan tempat itu mengikuti Helena, sementara Subhrasi yang masih bertahan disana segera menginterogasi Dharma “Kemana saja kamu semalam ? Kamu tidak ada disini semalam”, “Aku bersumpah, Maharani Noor … aku tidak mencuri apapun” ujar Dharma “Aku percaya padamu dan aku merasa sepertinya kamu ingin mengatakan sesuatu padaku, Shevika” ujar Subhrasi penuh harap namun Dharma hanya diam saja.
Sementara itu di ruangan yang lain, semua orang sudah berkumpul disana dimana ada dua patung lakil laki dan perempuan yang berasal dari Yunani “Ini adalah ritual bangsa Yunani dimana kita harus berdoa pada Dewa dan Dewi kita sebelum melakukan perhelatan acara yang akan kita lakukan yaitu pernikahan Agni dan Justin” ujar Nicator ( kakek Justin ) “Kita akan berdoa untuk kehidupan yang bahagia untuk sepasang pengantin kita dan mendapatkan anak anak yang sehat nantinya” ujar Nicator lagi, orang orang yang hadir disana memperhatikan kedua patung tersebut.
Di ruangan yang lain, Justin menghampiri Noor “Noor, aku telah memberikan liontin itu padamu, lalu mengapa kamu melakukan hal ini dengan memberikan liontin itu pada Agni ?” ujar Justin marah “Liontin itu selalu mengingatkan aku padamu cintaku, cinta yang telah kamu berikan padaku, jika kamu mendekati perempuan itu ketika dia sedang mengenakannya maka aku pikir itu seperti ketika kamu mendekati aku, maka dalam kedua situasi ini cintakulah yang akan menang” ujar Noor tajam
Ashoka mengunjungi tempat Chanakya dan bertanya pada salah satu anak buah Chanakya yang berada disana “Dimana Radhagupta ?” ujar Ashoka “Dia sedang keluar, ada apa ?” tanya perempuan itu “Aku telah memecahkan satu misteri dan berharap yang lain segera terselesaikan juga, aku merasa sepertinya ada sesuatu peristiwa yang besar bakal terjadi di istana” ujar Ashoka galau…Sinopsis Ashoka Samrat episode 95 by Sally Diandra.