Sinopsis Ashoka Samrat episode 92 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 92 by Sally Diandra ( 9 JUNI 2015 ). Ashoka masih sibuk menghancurkan dinding yang di curigainya ada Chanakya di balik dinding tersebut, namun tanpa disadarinya ternyata prajurit yang menemukan lubang besar tadi, ikut turun kebawah dan menemukan Ashoka disana, bergegas mereka menangkap Ashoka. Ashoka kaget ketika ada seseorang yang memegang bahunya, seketika itu juga Ashoka menoleh dan melihat ada dua orang prajurit yang menangkapnya “Sekarang, Samrat akan memberikan kamu pelajaran !” ujar prajurit sambil membawa Ashoka keluar dari ruang bawah tanah itu, Ashoka hanya bisa pasrah sambil menatap sedih ke arah dinding yang belum dirobohkannya.

Di sebuah ruangan, Khurasan menunjukkan sebilah pedang ke Bindusara seraya berkata “Samrat, kamu telah menaruh sebilah pedang di leherku, maka bunuhlah aku, aku tidak bisa membawa pulang kekasihmu, jika kamu merasa benar bahwa dia ada disini di istana ini tapi coba pikirkanlah jika dia masih hidup, kenapa dia tidak kembali padamu ? Jika dia memang ada di sini maka mengapa dia sembunyi dari kamu ? Dia adalah Ratu mu, aku minta maaf kalau aku mengatakan bahwa dia telah meninggal, aku adalah saksi ketika rumahnya terbakar” ujar Khurasan pura pura sedih “Kamu ingin aku percaya padamu lagi ? Aku telah hidup pada kesedihan kepalsuan ketika dia meninggal tapi aku yakin kalau dia itu masih hidup, aku juga punya pertanyaan yang sama untukmu, segera cari dia secepat mungkin !” ujar Bindusara geram “Aku akan mencobanya, Samrat” ujar Khurasan sambil berlalu meninggalkan Bindusara

Diruangan yang lain Raja Raj bertanya pada Helena “Ratu Helena mengapa Samrat mencari seorang pelayan ?” ujar Raja Raj heran “Jangan khawatir, aku akan bertanya padanya” ujar Helena sambil meninggalkan ruangan itu, diikuti oleh Nictator dan Raja Raj

Ashoka samrat coverSementara itu Khrurasan sedang berjalan menyusuri koridor sambil berkata pada dirinya sendiri “Jika Dharma memang masih hidup maka aku akan membunuhnya sebelum dia bertemu dengan Samrat Bindusara, Bindusara seharusnya tidak pernah tahu kalau aku telah mencoba untuk membunuhnya, ketika dia sedang hamil besar, bagaimana jika dia melahirkan seorang bayi laki laki ? Anaknya pasti sekarang berusia sekitar 15 tahun, apakah dia datang kemari untuk mengambil hak anaknya ? Tidak ! Hanya Siamak lah yang mempunyai hak untuk tahta kerajaan Magadha !” ujar Khurasan dengan nada marah

Ashoka dibawa menghadap ke hadapan Bindusara “Samrat, dia terlihat berada di ruang bawah tanah” ujar sang prajurit tepat pada saat itu Helena, Raja Raj dan Nictator menemui Bindusara juga “Apa yang kamu lakukan disana, Ashoka ?” ujar Bindusara “Iyaa … kenapa kamu kesana ?” sela Helena penuh selidik (karena Helena dan komplotannya yang menyekap Chanakya di ruang bawah tanah tersebut), Ashoka teringat ketika Radhagupta memintanya untuk tidak menceritakan permasalahan ini kepada orang lain karena bisa jadi nanti malah Chanakya akan mendapatkan masalah yang lebih berat lagi “Aku sedang mencari temanku disana, kami bermain petak umpet, lalu aku jatuh ke lubang besar itu dan ketika aku lihat, lubang itu adalah sebuah ruang bawah tanah, aku sedang mencari temanku tapi prajurit ini menangkapku” ujar Ashoka tenang “Iya, betul Samrat, temannya langsung lari begitu melihat kami” ujar prajurit “Hal ini melanggar peraturan keamanan, Samrat !” ujar Raja Raj (salah satu tamu yang bertandang ke kerajaan Magadha) “Asoka tidak melanggar, dia adalah panglima masa depan Magadha, dia tidak akan melawan peraturan, lagipula dia sedang bermain saat itu, Ashoka lebih baik kamu jangan main kesana lagi karena ruang bawah tanah itu belum selesai aku bangun” ujar Bindusara, Ashoka menganggukkan kepalanya sambil memberikan senyumannya yang menggemaskan lalu pergi dari hadapan Bindusara bersama prajurit yang menahannya tadi.

Sepeninggal Ashoka, Helena bertanya pada Bindusara “Samrat, kamu kelihatan sangat khawatir, ada apa ? Apakah ada masalah ? Aku dengar kamu melakukan penyelidikan pada para pelayan” Bindusara masih terlihat gusar “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, ibu … aku sedang menyelidiki pelayan untuk perayaan pesta pernikahan Justin” Helena merasa tersanjung sambil tersenyum senang “Aku ingin memberikan pekerjaan apa yang harus mereka lakukan” ujar Bindusara kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut. Sepeninggal Bindusara, Helena menyuruh semua pelayan yang ada di ruangan itu pergi meninggalkan mereka bertiga “Helena, aku merasa kalau Ashoka mencurigai kita, kita seharusnya membunuh mereka” ujar Nictator cemas “Itu bisa sangat berbahaya untuk rencana kita, ayah … kita tidak bisa menyakiti dia untuk saat ini” ujar Helena bimbang

Dikamar perawatan para ratu, saat itu Dharma sedang melayani Agni (calon istri Justin) yang sedang mencoba coba beberapa kalung yang akan dikenakannya seraya berkata “Ahenkara, kamu tahu tinggal dua hari lagi pernikahanku dengan Justin dan semua impianku akan segera terwujud” Ahenkara adik kandung Agni hanya tersenyum melihat kakaknya bahagia “Setelah dua hari ini, semua orang yang ada disini akan mengenali aku sebagai anak perempuan yang membunuh seluruh keluarga besar Maurya karena pembalasan dendam atas kematian ayahnya” bathin Agni dalam hati. Sementara itu di belakang Agni, nampak tiga ratu Bindusara sedang berbincang bincang “Tidak akan ada yang berubah ! Aku adalah Ratu pertamanya Samrat Bindusara dan aku akan tetap mempertahankan posisiku sebagai nomer satu !” ujar Charumitra dengan nada marah “Itu tidak penting, yang penting siapa yang ada di dalam hati Samrat Bindusara, bagaimana jika Samrat menemukan Dharma ? Itu tidak akan baik untuk kita bertiga” ujar Noor, Dharma mendengarkan pembicaraan mereka secara seksama karena namanya menjadi topik pembicaraan para ratu tersebut “Bahkan sampai saat itu tidak ada konfirmasi apakah Samrat Bindusara sudah menemukan Dharma atau tidak” Subhrasi ikut menimpali pembicaraan mereka “Samrat telah melihat Dharma sedang menyalakan lampu Diya pada malam hari, itu, dia merasa yakin itu Dharma, dia tidak ragu ragu” ujar Charumitra “Meskipun Samrat telah menemukan Dharma, dia tidak akan berlaku tidak adil pada kita atau anak anak kita” ujar Subhrasi lagi “Aku takut dengan rasa keadilannya, aku berharap aku bisa menemukan Dharma !” ujar Charumitra kesal, Dharma yang masih di sana mendengarkan percakapan mereka langsung kaget dan terdiam sejenak, Subhrasi yang melihat perilaku Dharma yang aneh, mencoba bertanya “Shevika (nama samaran Dharma) kamu kenapa ?” Dharma jadi bingung dan canggung “Saya tidak apa apa, Maharani … saya mau keluar dulu” ujar Dharma kemudian berlalu meninggalkan mereka.

Dharma tiba di sebuah tempat tersembunyi, setibanya disana Dharma menangis dan teringat ketika dia menyentuh kaki Bindusara untuk meminta berkat dari suaminya itu tanpa sepengetahuan Bindusara, Dharma juga teringat ketika dia menyalakan lampu Diya pada saat hujan rintik rintik, lalu ketika dia berbaris di barisan para pelayan ketika Bindusara mengecek para pelayan wanita satu per satu, Dharma juga teringat ketika Chanakya mengatakan padanya “Ashoka bisa dalam keadaan bahaya kalau kamu menunjukkan jati dirimu yang sebenarnya” Dharma teringat semuanya sambil menangis “Saat ini ketika Chanakya menghilang, maka tidak ada seorangpun yang akan melindungi Ashoka, sebelum semua orang menemukan aku, aku harus pergi dari sini, aku tidak bisa mengorbankan cintaku, aku bisa menjauh dari Samrat tapi aku tidak akan bisa membiarkan sesuatu terjadi pada Ashoka” ujar Dharma sedih

Subaho dan Vasu menemui Radhagupta, mereka berdua menceritakan tentang Ashoka, tepat pada saat itu Ashoka datang menemui mereka, dengan geram Radhagupta segera menarik lengan Ashoka menuju ke ujung ruangan “Ashoka, apa yang kamu lakukan di ruang bawah tanah ?”, “Aku mencurigai Chanakya di sekap disana karena ada prajurit aku jadi tidak bisa melihat apa yang ada dibalik dinding” Ashoka mencoba menjelaskan “Aku juga mencurigai tempat itu”, “Kalau begitu kita harus pergi ke ruang bawah tanah itu lagi” ujar Ashoka dengan mata yang berbinar binar terang “Tapi penjagaan sangat ketat, kita bisa saja ditangkap” ujar Radhagupta cemas “Aku punya satu cara” ujar Ashoka optimistis

Malam harinya, Subaho dan Vasu sedang membawa gerobak mereka yang berisi sayur mayur masuk ke dalam istana yang baru, Ashoka bersembunyi diantara sayur sayuran itu, salah seorang penjaga gerbang istana menghentikan gerobak mereka “Berhenti ! Kalian mau kemana ?”, “Ini adalah perintah Samrat Bindusara, sayur mayur ini untuk pesta pernikahan nanti” ujar Vasu.

Sementara itu Dharma sedang menceritakan sebuah dongeng sambil menidurkan Drupata, sedangkan Agni sedang tertidur di kamarnya, tiba tiba ada seseorang yang mengenakan penutup wajahnya memasuki kamar Agni, laki laki bercadar itu mencuri semua perhiasan Agni, namun tanpa disadarinya ternyata ada gelang yang jatuh hingga menimbulkan bunyi, membuat Agni sontak terbangun “Siapa itu ?” si pencuri langsung bersembunyi di balik peti tempat perhiasan itu berada

Diluar Vasu dan Subaho yang sudah berhasil masuk ke dalam istana, kembali dihentikan oleh salah seorang prajurit, prajurit itu kembali memeriksa gerobak mereka sambiil membuka buka sayur sayuran tersebut, Vasu dan Subaho terkejut melihatnya, untungnya prajurit tidak menemukan Ashoka disana karena ternyata Ashoka telah keluar dari gerobak tersebut. Ashoka mulai memasuki istana, dia bersembunyi dari prajurit yang berjaga disana yang berjalan mondar mandir.

Sementara itu di kamar Drupata, Subhrasi, ibu Drupata menemui anaknya dan meminta Dharma untuk meninggalkan mereka berdua karena Subhrasi ingin menidurkan anaknya, Dharma pun keluar kamar “Aku harus pergi sekarang !” bathin Dharma dalam hati. Di kamar Agni, Agni yang terbangun karena ada suara yang mengganggu tidurnya merasa ada seseorang di dalam kamarnya “Siapa yang di dalam kamarku ?” ujar Agni sambil melihat lihat kesekeliling kamar, ketika dlihatnya petinya terbuka, Agni kaget dan hendak mendekati peti tersebut dimana pencuri itu sedang bersembunyi disana, tiba tiba ada seorang pencuri yang lain yang masuk ke kamar Agni dan memukul Agni hingga pingsan, si pencuri itu langsung menghampiri temannya yang masih bersembunyi untuk keluar dari sana, mereka berdua akhirnya keluar dari kamar Agni.

Dharma ada diluar “Aku harus menemukan Ashoka segera” bathin Dharma dalam hati, saat itu Ashoka sedang berjalan di koridor, tiba tiba ketika dia sedang berjalan, pencuri yang mencuri perhiasan Agni berlari kearahnya dan menabrak Ashoka, sesaat mereka saling pandang satu sama lain, tepat pada saat itu Dharma juga berada di koridor yang sama, Dharma melihat Ashoka yang sedang saling berpandangan dengan seorang laki laki yang menggunakan cadar di wajahnya. Sinopsis Ashoka Samrat episode 93 by Sally Diandra

.