Sinopsis Ashoka Samrat episdoe 51 by Jonathan bay. Inderjeet dengan mengendap-endap mendekati kuda Siamak. Dia memberi kuda itu makan sesuatu. Siamak dan Ashok masih berbincang-bincang sambil menghadap ke arah lain. Mereka tidak melihat apa yang di lakukan Inderjeet. Setelah Inderjeet pergi, baru Siamak dan Ashok melangkah ke arah kudanya. Siamak melihat Ashok tanpa botol air. Siamak menegurnya, “ashok kau tidak punya botol air?” Ashok menjawab kalau dirinya akan baik-baik saja, “kau tak perlu khawatir, pangeran Siamak. Aku akan menyusul di belakang anda.” Ashok menyuruh Siamak pergi terlebih dahulu. Siamak menurut, dia menaiki kudanya dan melaju pergi.
Ashok pergi untuk mengambil air minum. Dia tak punya botol. Jadi dia meminum air sepuasnya dan mengisi mulutnya dengan air. Selama Ashok minum, Sushim telah merubah jalur peta yang di miliki Ashok dan meletakkan kembali di tempatnya. Saat Ashok kembali ke kudanya, Sushim sudah pergi. Ashok menaiki kudanya tanpa curiga dan pergi dari sana di iringi tatapan puas dari Sushim dan sub. Sub bertanya pada Suhim, “bagaimana sekarang Sushim?” Sushim menjawab kalau sekarang pedang akan menjadi miliknya, “Ashok akan pergi ke jalan yang salah dan Siamak mengendarai kuda yang sakit. Dia tidak akan dapat pergi jauh.”
Di istana, Helena menatap pedang Chandragupta sambil berpikir, “segera Dinasti maurya akan hancur dan mimpiku akan tercapai..” Bindu datang, “ma, anda memanggilku?” Helena menggangguk, “ya. Justin akan mendapatkan berkah dari kita semua, tapi ayahku tidak dapat memberkatinya. Karena kau tidak mengundangnya. Apakah ini benar tidak membiarkan Justin mendapatkan berkat dari kakeknya di pernikahannya?” Bindu tersadar, “kenapa tidak? Ini adalah haknya. Aku lupa tidak mengundangnya. AKu akan segera mengirim undangan pada Seleucus. Kita akam menghormatinya di sini.” Helena mengucapkan terima kasih, “satu lagi, jangan katakan padanya bahwa dia diundang karena diriku.” Bindu tersipu, “namamu tidak akan keluar. Kita punya hubungan dengannya. Jadi sudah menjadi kewajiban kita untuk mengundangnya. Aku tidak akan melakukan kesalahan ini lagi. Maafkan aku.” Helena berkata kalau Bindu seringkali menyetujui permintaanya. Bindu menyahut kalau dia mendapat kedamaian dengan memenuhi permintaan Helena.
Kasturi tiba di mandir. Dia membunyikan lonceng dan memberitahu Dharma kalau doa-doanya sudah di kabulkan, “Ashok sudah kembali dalam kompetisi.” Dharma terlihat gembira, “benarkah? Dia selalu berjuang menghadapi masalah. Tapi dia tidak pernah kehilangan harapan.”
Ashok tiba di sebuah tempat yang aneh dengan bantuan petanya. Dia turun dari kudanya dan memeriksa sekitar tempat itu. Mulutnya masih menyimpan air sehingga pipinya mengembung besar. Ashok segera menelan air di mulutnya dan berguman sendiri, “tempat ini sangat aneh. pangeran Siamak juga tidak terlihat di sini.” Ashok mengambil petanya yang terselip di pelana dan memeriksanya lagi. Dia menuntun kudanya sambil berkata, “aku harus menemukan mereka.” Sushim dan teman-temannya mengintip dari balik pohon. Ketika Ashok melangkah sambil menuntun kuda, Sushim memberi isyarat pada temannya. Teman Sushim segera pergi.
Kasturi dan Dharma duduk di mandir. Kasturi bertanya pada Dharma, “kenapa kau menyakiti anakmu dengan tidak mengatakan padanya kalau dirimu masih hidup?” Dharma menjawab, “karena aku tidak ingin hal yang terjadi 14 tahun lalu terjadi lagi. Seseorang mencoba membakar rumahku ketika aku sedang hamil. Dalam situasi seperti itu, aku melahirkan Ashok di tengah api.”
Di tempat yang aneh itu, Sushim menyalahkan api di sekitar Ashok. Api segera menyala membakar ranting-ranting kering, dan membuat Ashok terperangkap di lingkaran bagian dalam. Kuda Ashok dengan segera melarikan diri. Ashok terkurung dalam lautan api. Dia mencoba menerjang api, tapi nyalanya terlalu besar.
Di mandir, Dharma menceritakan masalalunya pada Kasturi. Dharma berkata kalau Ashok adalah anak yang di berkati, “lalu bagaimana masalah bisa datang padanya.” Dharma tidak tahu kalau Ashok sedang dalam masalah. Dia kepanasan di dalam lingkaran api dan jatuh pingsan. Melihat itu, Sushim dan teman-temannya segera menyingkir. Kasturi tidak percaya kalau Ashok masih bisa tersenyum ketika menghadapi banyak masalah, “aku berharap orang yang membakar rumahmu akan hancur.” Dharma menyahut cepat, “tidak. Kalau kita mau menghancurkan permusuhan ini maka kita harus mencintai dan menciptakan perdamaian. AKu berharap kebaikan hati Ashok akan selalu melindungi dia dari masalah.”
Singa Chandragupta muncul. Dia mengitari Ashok, lalu mengaum keras. Angin yang keluar dari aumannya mematikan nyala api dan membuat Ashok tersadar. Dia cepat-cepat berdiri dan keluar dari lingkaran api yang sudah padam. Sekali lagi dia membuka petanya. Tapi tidak menemukan petunjuk apa-apa. Ashok menyimpan petanya kembali. Saat Ashok menatap ke tanah, dia melihat jejak tapak kaki kuda dan manusia. Pikirannya bekerja cepat, dia langsung bisa menebak kalau Sushim dan teman-temannya datang kesini untuk membunuhnya, “mereka pasti sudah mencapai garis finish.” Ashok kemudian melangkah mengikuti jejak itu.
Radhagupta memberitahu Chanakya kalau Ashok tidak terlihat dalam kompetisi, “mungkin dia tersesat atau seseorang telah menipunya. Apakah kita harus mengirim seseorang untuk membantunya?” Chanakya menjawab kalau tugas mereka adalah melindungi Ashoka, ‘”api kita tidak harus membantunya memecahkan masalah. Dia harus menemukan caranya sendiri. Di masa depan, ia pasti akan menghadapai banyak masalah yang lebih dan harus memecahkannya. Aku menjalani hari-hari terakhir dalam hidupku. AKu mungkin tidak akan bersamanya di masa depan. Apa yang akan dia lakukan nanti tanpa bantuan dari kita?” Chanakya kemudian mengamati peta istana baru yang akan di buat untuk Agnisika. Chanakya ingat apa yang di katakan Rajajiraj.
Ashok tiba di jalur lomba. Dia mengamati petanya lagi dan menemukan tanda-tanda aneh di sekitarnya. Ashok langsung bisa menebak kalau peta itu telah di rusak. Dan dia tahu siapa pelakunya, pangeran Sushim. Dengan geram Ashok membuang peta itu dan berlari menuju garis finish mengikuti jalan yang sudah ditandai.
Sushim tiba di garis finish dan hendak melanjutkan ke putaran berikutnya. Tapi penjaga melarang, “tidak pangeran, Anda harus menunggu beberapa saat di sini sampai air di dalam mamgkok penuh baru anda bisa pergi ke putaran selanjutnya.” Sushim denga nkesal menurut. Dia melihat siamak yang juga sedang berdiri mengawasinya. Sushim mendekati Siamak, “kau tiba di sini sebelum aku?” Siamak menyahut, “seseorang membuat kudaku makan obat sehingga dia sakit. Tapi untungnya kudaku berlari cepat karena itu dan aku sampai di sini terlabih dahulu.” Sushim terlihat jengkel. Siamak melanjutkan, “kuharap kau tidak melakukan sesuatu yang buruk pada Ashok. Lebih baik kalah daripada menang dengan curang.” Siamak masih berdebat dengan Sushim ketika petugas memberitahu kalau airnya sudah penuh. Sushim menyahut, “karena itu kau selalu senang walaupun kalah.” Siamak menatap Sushim lalu bergegas pergi untuk melanjutkan ke putaran berikutnya. Melihat siamak sudah pergi, Inderjeeet mengingatkan Sushim. Sushim melihat airnya masih belum penuh. Dia menemukan akal licik lagi. Dia mendekati penjaga air dan menyuruhnya pergi. lalu dia menukar mangkok air peserta lain dengan mangkok airnya yang masih kosong. Si pemilik mangkok air protes. Tapi Sushim mengancamnya. Penjaga air datang dan menyerahkan segelas air pada Sushim. Sushim menyiram muka si penjaga dengan air itu dan berkata kalau air di mangkoknya sudah penuh. Peserta yang di curangi Sushim mengadu, tapi si petugas tak bisa berbuat apa-apa. Saat Sushim berlari ke putaran berikutnya dia hanya bisa berguman, “ini tak boleh terjadi…!”
Chanakya berkata kalau rencana helena itu tidak boleh terjadi, “dia telah mencoba membunuh samrat juga. Dia akan melakukan apapun di belakang kedok pernikahan ini. Aku merasa ada rencana besar. Kau ingat ketika Bindu pergi ke Vann? Helena pergi ke Ujjain mandir dan menghilang. Lalu mereka mengirim lamaran ini. Bindu dipanggil pulang. Chamawand, pelayan setia Helena juga menghilang.” Radhagupta mengangguk setuju dengan jalan pikiran Chanakya.
Ashok terus berlari hingga tiba di garis finish. Ashok bertanya apa selanjutnya? Petugas menjawab kalau Ashok yang paling terakhir, semua sudah berlari. Ashok mendekati petugas, “kompetisi apa yang anda bicarakan? Kompetisi di mana kecurangan di perbolehkan? Siapapun dapat mengubah petaku. Siapapun dapat menempatkan aku dalam masalah. Tidak ada seorangpun yang mencegah karena semua orang takut pada satu pangeran. Jika semuanya sudah di tetapkan, kenapa ada drama kompetisi ini?” Ashok teringat kata-kata Sushim kalau Ashok tidak akan sampai pada tingkatannya. Ashok teirngat bagaimana Sushim mendorongnya ke dalam lubang. mengingat itu semua Ashok semakin termotivasi, “aku akan memenangkan kompetisi ini apapun caranya untuk mematahkan egonya!” Sinopsis Ashoka Samrat episdoe 52 by Jonathan bay