Sinopsis Ashoka episode 100 by Sally Diandra. Ashoka dan Radhagupta masih berusaha membangunkan Chanakya yang tidak sadarkan diri “Radhagupta, aku tidak tahu lagi bagaimana caranya membuat Chanakya sembuh” Ashoka sudah hampir frustasi dan menangis, namun Radhagupta memberikan semangat padanya “Kamu benar, Ashoka ,,, lebih baik bawa ibumu kesini, karena hanya dia yang bisa menyembuhkan Chanakya” Ashoka seperti mendapat energi baru, bergegas dia berlalu dari kamar itu untuk mencari ibunya.
Di tempat lain Ahenkara sedang mengikatkan kain hitam pada kedua mata Sushima, mereka sedang memainkan sebuah permainan tebak benda “Jika aku menang maka kamu harus melakukan sesuatu yang aku inginkan” ujar Sushima optimis “Kita lihat saja nanti” Ahenkara mencoba menggoda Sushima, Sushima segera menarik tubuh Ahenkara agar mendekat kearahnya seraya berkata “Aku tidak pernah kalah, putri Ahenkara ,,, apa permainannya ?” Ahenkara sedikit kaget dengan perlakuan Sushima, namun kemudian Sushima melepaskan cengkramannya “Aku akan membuat kamu memakan berbagai macam benda yang berbeda beda dan kamu harus menebaknya benda apa itu ?” Sushima hanya tersenyum “Itu adalah permainan yang sangat mudah” tak lama kemudian Ahenkara menyuapkan buah buahan ke mulut Sushima, Sushima bisa menebaknya dengan jitu, tiba tiba Ahenkara tersenyum nakal sambil menyuruh Sushima memakan cabai hijau, Sushima percaya saja pada apa yang disuapkan ke mulutnya namun lama kelamaan Sushima kepedasan sambil berteriak lantang
“Pedaaass ! Pedaaaasss !” Sushima segera membuka penutup matanya, Ahenkara tanpa rasa bersalah tertawa terpingkal pingkal melihat ekspresi muka Sushima yang kepedasaan, bagi Ahenkara itu adalah suatu hal yang lucu namun tidak bagi Sushima, Sushima benar benar marah dan berkata “Aku tidak suka permainan ini sama sekali !” teriak Sushima lantang, Ahenkara kaget namun kemudian Sushima terbatuk batuk, Ahenkara merasa khawatir dan menyesal atas perbuatannya, Ahenkara menawarkan segelas air putih untuk Sushima, air itu bukannya di minum oleh Sushima malah di lemparkannya begitu saja, Sushima marah pada Ahenkara dan segera mendorong tubuh Ahenkara agar mendekat ke arahnya dan berkata “Kamu telah menyalakan api yang membara dan aku akan segera memadamkannya dengan caraku” Sushima semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Ahenkara, Sushima bermaksud hendak menciumnya, Ahenkara sejenak menutup kedua matanya perlahan namun tiba tiba Ahenkara mendorong tubuh Sushima kebelakang dan dia segera berlari menjauh dari Sushima sambil tertawa tawa, Sushima hanya tersenyum diperlakukan seperti itu oleh Ahenkara.
Sementara itu Dharma masih berlari ketakutan dari kejaran Khurasan, Khurasan terus membuntutinya di belakang, Dharma bergegas berlindung di sebuah pilar, tepat pada saat itu seseorang menarik Dharma ke belakang pada saat Khurasan sampai di tempat Dharma bersembunyi, Khurasan tidak menemukan apa apa disana. Ternyata orang yang menarik Dharma itu adalah Ashoka “Ibu, kenapa ibu nampak panik ? Ada apa ?” Dharma semakin cemas “Permasalahan besar sedang terjadi, Ashoka”, “Ibu benar dan ibu bisa menghentikan semua ini” Ashoka segera mengajak ibunya pergi dari tempat tersebut menuju ke kamar Chanakya.
Helena menghampiri kamar dimana Chanakya di sekap, namun dilihatnya pintu kamar terbuka dan semua prajuritnya tergeletak di tanah tidak sadarkan diri, salah seorang prajurit menghampirinya “Ibu suri Helena, Chanakya tidak berada di kamar lagi sekarang, kami tidak tahu siapa yang telah berhasil menolongnya” Helena marah karena prajuritnya tidak becus melakukan tugasnya “Jika dia sampai ke Bindusara maka tamatlah kita semua, aku tidak mau rencanaku gagal lagi !” Helena merasa cemas “Prajurit ! Cepat temukan dia dan bunuh dia segera ! Seseorang yang membebaskan Chanakya pasti juga sedang bersamanya sekarang, bunuh dia juga !” prajurit itu hanya mengangguk siap melaksanakan perintah “Aku harus menyembunyikan kabar ini dari Raja Ji dan Justin, bisa bisa mereka nanti panik” ujar Helena geram
Dharma sampai di kamar Chanakya bersama Ashoka, Dharma kaget “Siapa yang melakukan ini pada Chanakya ?”, “Hal itu bisa di jawab oleh Chanakya sendiri, ibu ,,, ibu harus segera mengobatinya” ujar Ashoka sedih, Dharma segera meminta anak buah Chanakya untuk mengambil obat obatan.
Helena menghampiri Raja Ji yang berada di koridor samping bersama para prajuritnya “Kita tidak bisa menunggu lagi sekarang, kita harus berpegang teguh pada rencana semula” bisik Helena ketika semua orang masih asyik menikmati pesta pernikahan Justin dan Agni “Tapi aku harus menemukan Ahenkara terlebih dulu, dia tidak tahu kalau istana ini akan terbakar habis” tepat pada saat itu Ahenkara ada dibelakang mereka dan mendengarkan semua pembicaraan mereka, Ahenkara terperangah tidak percaya “Tidak akan terjadi apa apa jika ditunda sementara waktu” Helena kesal dan segera pergi meninggalkan Raja Ji “Cepat temukan putri Ahenkata dan segera bawa dia ke tempat yang aman sebelum penyerangan dimulai, jangan sampai terjadi apa apa padanya, ini hanya di tujukan pada keluarga besar dinasti Maurya !” para prajurit meninggalkan Raja Ji, Ahenkara semakin terkejut “Ini berarti pangeran Sushima juga akan dibunuh ?” bathinnya dalam hati dan segera pergi dari tempat tersebut, tak lama kemudian Sushima menghampiri Raja Ji sambil mencari cari Ahenkara “Pangeran Sushima, apakah kamu melihat putri Ahenkara ?” Sushima tidak menjawab hanya menengok ke kanan dan ke kiri saja “Pangeran, apakah kamu tahu kemana putri Ahenkara ?”, “Aku juga tidak tahu kemana perginya dia” ujar Sushima sambil terbengong bengong mencari Ahenkara “Kalau begitu ,,, ayolah kita masuk untuk menikmati pesta pernikahan Justin” Raja Ji segera mengajak Sushima masuk ke dalam istana kembali.
Anak buah Chanakya telah tiba membawa obat obatan yang diperlukan Dharma, Dharma segera mengecek kondisi Chanakya dan mulai mengobatinya dengan menggosok gosokkan telapak tangan dan kaki Chanakya, Ashoka dan Radhagupta hanya bisa menatap Chanakya sedih “Aku harus membakar tanaman untuk pengobatannya, itu akan baik untuk Chanakya” Ashoka bingung “Kalau begitu segera bakar tanaman yang dibutuhkan Dewi Dharma” ujar Radhagupta kepada anak buahnya, tapi Ashoka mencegatnya “Jangan ! Jangan lakukan itu ,,, Ibu, kita tidak bisa menyalakan api di dalam istana karena batu bata di istana ini mudah terbakar” Dharma terkejut “Kalau begitu bawakan ibu minyak, minyak itu ada di kamar putri Agni, pergilah ke sana Ashoka dan ambilah” Ashoka segera berlari menuruti perintah ibunya.
Ahenkara sudah sampai di koridor yang sepi, sambil berjalan Ahenkara berkata pada dirinya sendiri “Mengapa ayah membuat rencana ini dan tidak ada seorangpun yang mengetahuinya, aku harus mengatakan hal ini ke kak Agni, hanya dia yang bisa menhentikan perbuatan ayah” tepat pada saat itu prajurit Raja Ji menemukannya dan berusaha membawanya pergi “Putri Ahenkara, mari ikut aku, aku harus membawamu ke tempat yang aman !” Ahenkara kaget dan segera berlari menjauh dari si prajurit, prajurit membuntutinya dan tak lama kemudian Ahenkara memukul kepala prajurit dengan hiasan bejana dari kuningan, prajurit itupun segera tidak sadarkan diri.
Helena mengumpulkan prajuritnya dan prajurit Raja Ji seraya berkata “Waktunya telah hampir tiba, setelah upacara pernikahan pangeran Justin dan putri Agni, aku akan membunyikan bell sebagai tanda kalian mulai menyalakan apinya dan seluruh istana ini akan terbakar habis, tidak ada seorangpun yang boleh hidup, tidak yang dewasa saja, yang anak anak juga, Ashoka juga harus di bunuh, bunuh semua orang !” Helena menyeringai senang dan para prajurit menganggukkan kepalanya sebagai tanda menerima perintah Helena dengan jelas
Charumitra dan Subhrasi menemui Agni di tempat pemandian dan berkata “Putri Agni, kami akan membawamu pada upacara terakhir pernikahan” Agni terkejut “Tapi aku sedang menunggu adikku, Ahenkara”, “Pernikahanmu baru saja terjadi ,,, sampai kapan kamu akan mengurusi adikmu terus ? Pangeran Justin sedang menunggu kedatangan kamu, ayo kita pergi” ujar Charumitra, akhirnya Agni menuruti permintaan mereka berdua dan berlalu dari tempat tersebut tepat pada saat itu Ashoka memasuki tempat pemandian Agni, Ashoka berusaha mencari kesana kemari minyak yang dimaksud ibunya, hingga pada meja terakhir, Ashoka mencoba membaui minyak yang ada disana satu per satu, akhirnya Ashoka menemukan minyak tersebut dan pergi meninggalkan tempat itu.
Di tempat lain, Siamak dan Noor masih di sekap di sebuah kamar, Siamak berulang kali berteriak “Heeeey ! Siapa pun yang ada diluar, ayoo bukahlah pintunya ! Buka pintunya !!” Noor menangis sedih di tepi ranjang, Siamak mencoba merusak pintu itu dengan sebuah bejana kuningan namun kepalanya malah terluka terkena reruntuhan batu dari atas “Siamak, kamu tidak apa apa ?” Noor berlari mendekati anaknya “Tidak apa apa, ibu” Siamak memegangi kepalanya sambil melihat kebawah pada batu yang jatuh tadi “Batu batanya sungguh aneh” ujar Siamak sambil mengambil batu bata itu, Noor juga melihat batu bata itu “Ini batu bata yang mudah terbakar, itu berarti seluruh seluruh istana ini dinding dindingnya terbuat dari batu itu, Justin sebenarnya ingin menyelamatkan kita akan tetapi prajuritnya telah menghianatinya !” Siamak mendengarkan ucapan ibunya dengan seksama “Kita harus pergi dari sini segera, Siamak !” Noor dan Siamak kembali berteriak meminta pertolongan
Sushima akhirnya menemukan Ahenkara yang sedang merenung sedih di koridor dalam istana yang sepi “Kamu kenapa ?” Sushima mendekati Ahenkara, Ahenkara hanya memandangnya dengan sedih kemudian Sushima mengajak Ahenkara pergi dari sana
Upacara pernikahan baru saja berlangsung, Helena memberikan mahkota ala raja dan ratu Yunani pada Justin dan Agni, semua orang senang melihat mereka, Justin memperhatikan Agni dengan perasaan gelisah seraya berkata dalam hati “Sepanjang hidupku aku ingin menghabiskannya bersama Noor dan Siamak, aku harus menyikirkan Agni segera” sementara itu Agni juga berkata dalam hati “Aku akan membalaskan dendamku pada keluarga besar Maurya mulai dari sekarang” bathinnya dalam hati sambil tersenyum
Siamak dan Noor masih terus berteriak meminta tolong pada siapa saja untuk membukakan pintu kamar tersebut , tepat pada saat itu Subaho melintasi kamar itu dan mendengar teriakan Siamak, Subaho segera menolong membebaskan Noor dan Siamak, Subaho menceritakan tentang konspirasi yang terjadi yang akan menyerang istana, Siamak sebenarnya ingin ikut dengan Subaho untuk mencari tahu siapa dalang di balik semua ini tapi Noor tidak mengijinkannya, Noor membawa Siamak pergi dari tempat tersebut.
Upacara pernikahan Justin dan Agni pun berlangsung meriah, Justin berlutut di hadapan Agni sambil mengulurkan kedua tanganya kearah Agni, Agni menyambutnya dengan memberikan satu tangannya kemudian Justin menciumnya dengan lembut dan berbalik berdiri kembali, semua orang merasa senang dengan upacara pernikahan mereka yang di langsungkan dengan kebudayaan Yunani.
Dikamar Chanakya, Dharma berdoa pada Dewa “Chanakya selama ini selalu melindungi anakku, aku dan suamiku dan sekarang giliranku untuk menyelamatkannya” ujar Dharma sedih, Ashoka menemui ibunya dengan membawa minyak yang diminta oleh Dharma, minyak itu segera diberikannya ke Dharma, Dharma langsung mengobati Chanakya “Ibu pertiwi, tanahku sangat membutuhkan Chanakya” ujar Ashoka sambil berdoa pada Dewa untuk menyembuhkan Chanakya namun tetap saja Chanakya tidak merespon perngobatan Dharma, tangannya malah jatuh terkulai, Dharma gelisah dan mulai menangis “Tidak ! Tidak, ibu ,,, ibu harus melakukan sesuatu” ujar Ashoka menyemangati ibunya, sementara Radhagupta juga ikut menangis melihat kondisi Chanakya yang tidak bisa ditolong “Chanakya, kamu tidak bisa meninggalkan kami begitu saja, Magadha saat ini sangat membutuhkan kamu ! Kamu hanya pingsan saja ! Kamu harus melayani Magadha sepanjang hidupmu ! Kamu tidak boleh pergi sekarang ! Kamu telah berjanji padaku untuk melindungi kami ! Bangun ! Buka matamu, Chanakya ! Aku berjanji aku akan mendengarkan semua perkataanmu ! Tapi bangunlah !” ujar Ashoka frustasi sambil memegang bahu Chanakya, tiba tiba tangan Chanakya bergerak perlahan dan pelan pelan Chanakya membuka matanya, Dharma, Ashoka dan Radhagupta terkejut dan sangat senang ketika melihat Chanakya telah siuman “Chanakya, kapan serangannya akan terjadi ?” Ashoka penasaran dengan serangan yang akan terjadi “Serangan itu akan terjadi sekarang juga” ujar Chanakya dengan nada suaranya yang lemah, Ashoka, Dharma dan Radhagupta kaget… Sinopsis Ashoka episode 101 by Sally Diandra