Sinopsis Jodha Akbar episode 448 by Sally Diandra. Jalal saat itu masih memegangi pilar yang hampir menindih tubuhnya “Murad, bawa ibumu dan nenekmu keluar dari sini, cepat !” Murad menuruti perintah Jalal, kemudian dia langsung membawa Jodha dan Hamida keluar dari ruang pesta, sementara itu Salim melihat Anarkali tersungkur dilantai, tubuh Anarkali dikelilingi oleh kobaran api, Salim sangat terkejut melihatnya, tepat pada saat itu Maan Bai juga akan menolong Anarkali, namun Maan Bai juga terjatuh, melihat Maan Bai jatuh Danial langsung menolongnya, Salim yang tadinya bingung antara menolong Anarkali atau Maan Bai, akhirnya menolong Anarkali setelah melihat Danial menolong Maan Bai dan segera berlari menyelamatkan Anarkali dengan menerjang api yang ada disekitar Anarkali, tiba tiba baju Salim yang bagian belakang terbakar, Anarkali mencoba memadamkan api dipunggung Salim dengan tangannya, tangan Anarkali terbakar “Apa yang kamu lakukan? tanganmu terbakar” Anarkali hanya diam saja tak lama kemudian Anarkali pingsan, Salim segera mengangkat Anarkali dan menggendongnya dalam pelukannya lalu membawa Anarkali keluar dari ruangan tersebut.
Jalal berhasil keluar dari ruangan pesta yang terbakar dan menuju ke taman istana, kemudian Jalal menyuruh para prajuritnya untuk menyelamatkan semua orang, sesaat kemudian Jalal melihat kilat berkilauan dilangit “Keajaiban yang seperti apa yang terjadi pada saat ini dimana waktu siang dan malam hari terlihat sama” sesaat Jalal termangu menatap langit, tiba tiba ditengah halaman ada seorang anak kecil (malaikat yang menjelma menjadi seorang anak kecil) yang menggunakan pakaian serba putih dengan sorban putih juga, anak itu sedang berdiri ditengah badai dengan senyumnya yang menawan tanpa ada rasa takut terhadap badai tersebut, Jalal yang melihat anak tersebut langsung berteriak “Heeeiiii … Kamu ! Cepat pergi ! Kamu bisa terluka nanti” Jalal menghampiri anak kecil tersebut mencoba untuk menyelamatkannya namun anak kecil itu tiba tiba menghilang, ketika Jalal berbalik dilihatnya anak kecil itu ada dibelakangnya, Jalal mencoba berlari kearahnya, namun anak itu kembali menghilang, hingga beberapa kali Jalal berusaha untuk menangkapnya, namun kembali anak itu selalu menghilang sampai akhirnya Jalal bisa menangkap anak tersebut “Nak, pulanglah … Badai ini bisa menelan kamu hidup hidup” Jalal mencoba mengingatkan anak tersebut “Badai ini tidak akan mengganggu aku, badai ini terjadi karena perbuatanmu, Jalal” Jalal terperangah “Beraninya kamu mengatakan hal seperti itu ?”, “Aku mengatakan yang sebenarnya, Jalal … Badai ini untuk memberitahu kamu bahwa kamu saat ini berada pada jalan yang salah, ambillah sebuah keputusan dan ikuti jalan yang benar, Jalal” Jalal penasaran dengan anak kecil ini “Kamu itu sedang berbicara dengan seorang Raja ! Beraninya kamu mengatakan semua ini !” anak kecil itu hanya tersenyum menatap Jalal “Aku mungkin seorang anak kecil tapi aku adalah mahluk yang murni, bersih dan masuk akal, kamu harus mengerti, Jalal … Kalau kamu berubah maka orang orang akan berubah juga, lihat kamu telah berubah maka cuacanya juga berubah, kamu itu orang yang terpilih untuk membantu orang lain, Jalal … Kamu telah diberi kekuatan untuk menolong orang lain dan melayani mereka, kamu itu bukan Tuhan, Jalal … Kamu adalah utusan Tuhan” Jalal terperangah mendengarkan ucapan anak kecil itu dengan seksama “Tuhan itu cuma satu dan tidak ada didunia ini yang bisa menyamaiNya ! Kamu harus menyebarkan kedamaian, kamu tidak boleh menyatakan dirimu adalah Tuhan, Jalal”, “Jika disana ada Tuhan, seharusnya Dia tidak boleh membawa badai ini kesini, seharusnya Dia melindungi kami” Jalal berusaha membela diri “Dia akan melindungi kamu kalau kamu setia pada Nya, jika kamu percaya pada Tuhan bahwa Tuhan itu satu, jika kamu menginginkan badai ini berakhir maka kamu harus memutuskan bahwa kamu itu hanyalah seorang manusia biasa, kamu harus melayani orang lain, Jalal … Kamu harus membawa kedamaian dalam dirimu sendiri, kamu harus mempertahankan kepercayaan dalam dirimu sendiri untuk Tuhan, Jalal” tiba tiba angin bertiup kencang, Jalal menutupi matanya agar tidak kemasukan debu ketika Jalal membuka matanya, anak kecil itu telah pergi.
Sementara itu di tempat Shah Abdullah, Shah Abdullah melihat tanah dan rumah rumah didepannya terbakar, dia tersenyum sinis “Ini bagus ! Sekarang aku akan membuat benteng disini dan itu akan menjadi bentengku !”
Didalam istana, Jodha sedang melihat lihat singgasana dan beberapa kursi yang hancur, tepat pada saat itu Jalal menghampirinya “Ratu Jodha, lebih baik kamu ke kamarmu saja dan beristirahatlah” namun Jodha tidak bergeming, tiba tiba Tansen dan Todar Mal datang menemui Jodha dan Jalal, mereka memberitahukan Jalal bahwa badai telah berakhir, para penduduk sangat khawatir dan ketakutan, tanah dan pertanian semuanya telah hancur berantakan “Lupakanlah ini semua, kita akan membuat semuanya menjadi baik kembali, layanilah orang orang dan buatlah sebuah singgasana yang baru untukku” mereka berdua menuruti perintah Jalal kemudian berlalu dari hadapan Jalal “Yang Mulia, apakah kamu masih berfikir bahwa mimpi saya itu keliru ?” Jodha mencoba mengingatkan Jalal “Mimpimu itu tidak ada hubungannya dengan semua ini, Ratu Jodha … Ini hanyalah tragedi yang buruk” Jalal mencoba menenangkan Jodha “Tapi nasibmu berhubungan dengan semua ini, Yang Mulia”, “Ini suatu hal yang konyol, jika kamu ingin memikirkan semua ini, pergilah ke kamarmu, aku tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan semua ini” kemudian Jalal meninggalkan Jodha yang terheran heran mengetahui suaminya yang belum juga sadar akan perbuatannya “Semua kejadian ini terjadi karena perilakunya, Dewa Kahnaa … Buatlah Yang Mulia mengerti akan kesalahannya sendiri” doa Jodha.
Dikamar Salim, Salim sedang menunggui Anarkali yang terbaring ditempat tidurnya, tak lama kemudian Anarkali sadar “Mengapa aku ada disini ?” Anarkali bingung ketika menyadari dia ada didalam kamar Salim “Kamu tadi pingsan, tanganmu terbakar jadi aku bawa kamu kesini” Salim mencoba menjelaskan “Tempat apa ini ?”, “Ini adalah kamarku, kamu terluka jadi aku bawa kamu kesini”, “Jadi kamu membawa semua penari ke kamar ini ?”, “Tidak ! Aku hanya membawa seorang gadis yang telah menyelamatkan nyawaku, yang telah membakar tangannya untuk menyelamatkan aku, seseorang yang memikirkan aku” Salim mencoba menjelaskan ke Anarkali namun Anarkali sedikit gengsi “Jangan berfikir kalau aku menyelamatkan kamu karena aku mempunyai perasaan padamu, aku menyelematkan kamu sebagaimana kamu adalah putra mahkota dan aku adalah pelayanmu, jadi itu adalah tugasku, apalagi Maan Bai adalah temanku juga dan kamu adalah calon suaminya” Salim memandang Anarkali dengan penuh cinta lagu Rabba is pyar mein mulai terdengar, Anarkali juga membalas pandangan Salim, tak lama kemudian Anarkali mengambil obat yang dimeja dan menyuruh Salim untuk duduk “Ada apa ?” Salim bingung “Duduklah” Salim menuruti perintah Anarkali, Salim duduk kemudian Anarkali mengobati luka di dahi Salim dengan obat tersebut, Salim tersenyum senang. Dari pintu kamar, Danial melihat kebersamaan Salim dan Anarkali, tak lama kemudian dari arah depan Danial melihat Maan Bai datang mau menghampiri Salim “Waaah gawat ! Maan Bai mau kesini, bagaimana kalau nanti Maan Bai melihat Anarkali dan Salim sedang berduaan” Danial langsung mencegat Maan Bai “Danial, bagaimana keadaaan Salim ?” Maan mengkhawatirkan Salim “Dia baik baik saja, Maan Bai .. Lebih baik kamu pergilah dan beristirahatlah” ketika Maan Bai hendak meninggalkan tempat tersebut, sekilas Maan Bai melihat Anarkali keluar dari kamar Salim “Kenapa Anarkali ada dikamar Salim, Danial ?” Danial sempat bingung “Oooh … Dia telah menyelamatkan nyawa Salim jadi Salim tadi memanggilnya” Maan Bai sedikit cemburu dan penasaran.
Didalam istana, Jalal mengumpulkan semua anak anak kecil, Jalal berusaha mencari seorang anak kecil yang tadi menasehatinya “Aku harus menemukan anak itu” dilihatnya satu per satu wajah anak anak yang berkumpul dihadapannya ,sementara Jodha melihat tingkah Jalal dengan kebingungan “Dia tidak ada disini ! Prajurit bawa anak itu kemari !” Jalal memerintahkan ke prajuritnya “Kami tidak bisa menemukan anak anak lagi, Yang Mulia”, “Sebenarnya seperti apa rupanya, Yang Mulia ?” Jodha mulai penasaran “Dia itu seorang anak laki laki kecil biasa, Ratu Jodha … Akan tetapi dia itu berdiri dengan tenangnya ditengah badai tadi, dia mengenakan baju berwarna putih dan tiba tiba dia menghilang begitu saja, tapi aku akan menemukannya !” Jalal yakin dengan kemampuannya lalu Jalal menyuruh Birbal untuk menemukan anak kecil itu “Mungkin dia bersembunyi diistana, Birbal … Aku harus berbicara dengan anak itu”
Sepeninggal Jalal dan semua pengawalnya, Jodha menghampiri ulama Islam yang tadi juga berada disana ketika Jalal mencari anak laki laki kecil itu “Kamu sepertinya sangat tegang, apakah ada yang ingin kamu katakan, ulama ?”, “Jika saya mengatakan sesuatu maka Yang Mulia pasti akan marah pada saya, Mariam Uz Zamani” Jodha mengerti bahwa ada sesuatu yang diketahui ulama ini “Tidak akan terjadi apa apa padamu, kamu bisa mengatakannya padaku, katakanlah” Jodha meminta ulama itu untuk menceritakan pemikirannya “Tuhan ada dimana mana didunia ini, Dia menunjukkan arah yang benar pada umatNya dengan berbagai macam bentuk, kadang kadang Dia menyuruh malaikatNya untuk menunjukkan arah tersebut, anak laki laki kecil yang menemui Yang Mulia Raja itu pasti seorang malaikat karena malaikat tidak pernah takut pada siapapun, mereka mengatakan apa yang mereka ingin katakan, Tuhan telah secara langsung memberikan pesanNya pada Yang Mulia Raja” Jodha semakin penasaran “Pesan apa ingin Tuhan sampaikan ke Yang Mulia ?”, “Anda harus menemukannya Mariam Uz Zamani” Jodha kembali teringat akan mimpi buruknya yang berhubungan dengan semua kemalangan yang menimpa Jalal selama ini.
Di dalam istana, Todar Mal memberitahukan ke Jalal tentang rumah semua penduduk dan tanah mereka yang hancur akibat badai “Kita akan membuat rumah untuk setiap orang, kita akan memberikan mereka pekerjaan, kita akan mengobati mereka, ambil semua perbendaharaan kerajaan” namun Todar Mal nampaknya keberatan akan perintah Jalal “Tapi Yang Mulia …” Jalal langsung memotong ucapan Todar Mal “Semua harta kerajaan hanya untuk rakyatku, itu adalah tugasku untuk melayani semua orang, aku akan mengembalikan semuanya pada mereka !” kemudian Jalal menghampiri Salim “Sekhu Baba, kamu harus memperhatikan semuanya dan bantulah rakyat untuk memperbaiki semua kekacauan ini” Jalal juga menyuruh Murad dan Danial untuk membantu Salim, salah seorang menteri memberitahu Jalal bahwa Shah Abdullah telah mendapatkan lahan yang Jalal inginkan “Kalau begitu segera buat benteng disana secepat mungkin untuk menolong rakyat ! Mereka harus tahu bahwa setelah Tuhan yang ada diatas langit, ada juga Tuhan dibumi ini yaitu adalah aku Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar !” Jalal tersenyum senang dengan wajah sombongnya. Sinopsis Jodha Akbar episode 449 by Sally Diandra