Jangan Panggil Aku Jodha by Sally Diandra. Setelah melewati lorong demi lorong di dalam Hareem , akhirnya Jodha sampai juga disebuah pintu besar yang menghubungkan antara Hareem dan area kolam renang diluar ruangan, dari balik pintu tersebut Jodha bisa mendengar dengan jelas suara alunan music yang sedari tadi didengarnya sejak memasuki Hareem, wangi bunga mawar dan melati pun semakin semerbak harumnya menambah romantisnya suasana malam itu, suara senda gurau para wanita juga semakin terdengar jelas, “Kita sudah sampai, Ratu Jodha … mari masuk” ajak Reesham, sesaat kemudian setelah Reesham mengetuk pintu tiga kali, maka terbukalah pintu besar tersebut, didepan Jodha terpampang area kolam renang yang hanya diterangi oleh nyala lilin dipinggir kolam, Jodha jadi teringat dimana ketika Jalal mengajaknya untuk kali pertama mandi bersamanya di kamar mandi raja dan ratu, suasananya persis seperti malam ini, ruangan kamar mandi hanya dihiasi dengan nyala lilin dipinggir bak kamar mandi.
~“Kamu tahu, Ratu Jodha …” bisik Jalal sambil menggosok punggung Jodha dengan rempah rempah wewangian, “Apa, Yang Mulia” tanya Jodha, “Sudah lama aku ingin mandi berdua denganmu” bisik Jalal sambil mendekatkan bibirnya ditelinga Jodha, Jodhapun melirik kearah Jalal sambil tersipu malu. “Siapa saja istrimu yang sering kamu ajak mandi bersama, Yang Mulia ?” tanya Jodha penasaran, “Hanya yang special, Ratu Jodha … kenapa cemburu ???” goda Jalal sambil membasahi rambut Jodha dengan lembut dari arah belakang, sementara Jodha sibuk menyeka lengannya dengan rempah rempah, “Cemburu ??? hhhh …. Itu sebuah pertanyaan yang sulit, Yang Mulia … yang mungkin aku sendiri tidak tahu apa jawabannya, kalau aku katakan aku cemburu, itu artinya aku tidak berlaku adil pada istrimu yang lain karena sejak awal kita menikah, aku sudah tahu kalau aku harus berbagi dengan yang lain, tapi kalau aku katakan aku tidak cemburu, itu artinya aku mengingkari kata hatiku sendiri, aku memang cemburu” ujar Jodha lirih seperti takut kalau Jalal mendengar ucapannya barusan, “Apakah perasaanku ini wajar, Yang Mulia ???” tanya Jodha yang sedari tadi tidak memperhatikan kalau Jalal sudah tidak ada lagi dibelakangnya, “Yang Mulia…. “ tanya Jodha lagi sambil menengok kebelakang dan berusaha mencari cari Jalal, “Yang Mulia … Yang Mulia … “ teriak Jodha tepat pada saat itu tiba tiba saja ada seseorang yang mencengkram lengannya dari bawah dan menariknya masuk kedalam bak kamar mandi tersebut dan “Splaaaaassshhhhhh !!!!” tubuh Jodha langsung tenggelam kedalamnya, dilihatnya Jalal sudah ada didepannya saat ini dengan senyuman nakalnya yang selalu menggoda Jodha, dan tiba tiba perlahan lahan Jalal mendekati Jodha yang saat itu dalam posisi berbaring dilantai bak kamar mandi, Jalal langsung menahan kedua lengan Jodha agar tetap bertahan dengan posisi tersebut, tapi Jodha tak kuat menahan nafasnya didalam air, Jodha ingin sekali langsung melesat keluar menghirup udara bebas, dan sesaat setelah Jalal semakin mendekatkan wajahnya seperti hendak mencium Jodha, Jodha langsung mengehentakkan wajah Jalal dan berusaha keluar dari dalam air “Hhhhrrgggg … hhhhh … hhhh” nafas Jodha terdengar tidak beraturan, Jodha berusaha mengatur nafasnya yang terus memburu sambil tersengal sengal, andai saja dia tidak cepat cepat keluar dari dalam air mungkin wajahnya sudah pucat pasi tak bernyawa, “Maafkan akuuu …” ujar Jalal begitu keluar dari dalam air dan langsung memeluk Jodha dari belakang, “Maafkan aku, Ratu Jodha … aku kira …” belum juga Jalal menyelesaikan kalimatnya, Jodha telah berbalik dan memeluk tubuh Jalal erat sambil bersembunyi dan menunduk malu didalam dada Jalal, Jodha tau suaminya ini memang selalu ingin memberikan kejutan yang tidak pernah dia duga sebelumnya, dalam hatinya Jodha berkata : “Andai saja aku bisa menahan nafasku beberapa detik saja, mungkin aku bisa merasakan sensasi yang berbeda yang ingin dia berikan, tapi aku memang tolol” ujarnya dalam hati dan tak terasa aroma wangi tubuh Jalal mulai merasuk ke dalam paru parunya, Jodha semakin mendekatkan dirinya kedalam dada bidang suaminya, sementara Jalal langsung membalasnya dengan pelukkan kekarnya, “Aku yang seharusnya meminta maaf, Yang Mulia … aku selalu …” belum juga Jodha menyelesaikan kalimatnya, tiba tiba Jalal menyentuh dagu Jodha dan menengadahkan kearah wajahnya, ada senyum nakal yang kembali terlukis disana, tak terasa tangan Jodha langsung reflek membelai wajah suaminya yang dulu sangat dibencinya ini, “Aku sangat mencintaimu, Ratu Jodha” bisik Jalal sambil mengatupkan bibirnya dengan bibir Jodha, Jodha pun membalasnya dengan lembut.~
Suara senda gurau para Ratu didalam area kolam renang, tiba tiba membuyarkan ingatan Jodha akan Jalal dan tak terasa kedua sudut matanya menitikkan air mata, Jodha segera menyekanya. Ketika Jodha melangkah kedalam area kolam renang tersebut, suara suara yang Jodha dengar dari kejauhan semakin terdengar hingar bingar ditelinga Jodha, semua para Ratu sedang asyik bersenda gurau satu sama lain, ada yang sedang menikmati makanan, ada yang sedang ikut menari dengan para penari, ada pula yang sedang berendam di dalam kolam sambil mengobrol dan tertawa cekikikan, sementara itu disalah satu tenda Jodha bisa melihat dengan jelas Rukayah sedang asyik menghisap hookahnya ditemani oleh Hoshiyar dan Reesham yang ternyata sudah berada di dekat Rukayah, tapi dimana Jalal ??? Jodha benar benar heran, baru 40 hari Hussain meniggalkan mereka tapi kenapa Jalal bisa mengadakan pesta semeriah ini ? dan anehnya Jalal ternyata tidak ada disana lalu dimana Jalal ??? dicari carinya kesana kemari, bahkan disetiap sudut ruangan, dari tempat Jodha berdiri, Jodha sama sekali tidak bisa menemukan Jalal, tidak ada sosok laki laki yang berada diarea kolam renang ini, semuanya perempuan kecuali para Kasim dan pengawal,
“Yang Mulia tidak ada disini, Jodha … “ kata Moti seakan akan tahu apa yang sedang dipikirkan Jodha saat itu, “Mungkin dia sudah kembali ke kamarnya, Jodha” kata Moti lagi, “Tidak mungkin, Moti … pestanya baru saja dimulai, dia tidak mungkin meninggalkan pesta ini” ujar Jodha, “Dari mana kamu tahu ???” tanya Moti penasaran, “Lihat saja makanannya masih utuh, itu artinya pestanya baru saja dimulai, Moti” jawab Jodha sambil menunjukkan beberapa sajian makanan yang enak enak dengan beraneka warna diatas meja yang benar benar menggoda selera, tanpa terasa Moti mengelus elus perutnya yang tiba tiba terasa kosong, persis pada saat itu Rukayah sudah ada didepan mereka bersama dengan Hoshiyar dan Reesham, “Salam Ratu Jodha” sapa Rukayah, “Salam Ratu Rukayah, pestanya sungguh meriah” kata Jodha, “Yaaa … tentu saja karena pesta ini hanya khusus untuk Yang Mulia Raja” ujar Rukayah, dari arah belakang tiba tiba Moti berbisik pada Jodha, “Jodha, kenapa tidak kamu tanyakan saja pada Ratu Rukayah, mungkin dia tahu jawaban pertanyaanmu” kata Moti, “Moti !!” tegur Jodha lembut, “Ada apa Ratu Jodha ?” tanya Rukayah, “Oooh yaaa, aku tahu … kamu pasti ingin tahu dimana Yang Mulia kan ? tunggulah disini, sebentar lagi dia juga akan muncul” ujar Rukayah sambil menyengir sinis kearah Jodha, “Kalau kamu masih ingin berdiri disini, silahkan …. nikmati saja pestanya, aku akan kembali ke tempat dudukku, Ratu Jodha ,,, salam” ujar Rukayah sambil berbalik dan melangkah kearah tempat duduknya, sementara Jodha hanya termangu tanpa berkata apa apa, tiba tiba belum juga ada 10 langkah Rukayah menuju ke tempat duduknya, tiba tiba terdengar suara “Splllaassshhhhhh !!!!” dari arah kolam renang tiba tiba muncul sesosok tubuh yang sangat Jodha kenal dengan baik, dia adalah Jalal dan tak berapa lama kemudian munculah sosok tubuh perempuan yang juga muncul dari arah dalam kolam renang, sesaat Jodha limbung dan mundur kebelakang, untungnya Moti segera memegangnya dengan erat, “Kamu tidak apa apa, Jodha ?” tanya Moti, “Aku tidak apa apa, Moti … aku baik baik saja” jawab Jodha, “Jodha, udara disini semakin dingin, tidak baik untuk kesehatanmu, lebih baik kita kembali saja ke kamar” pinta Moti, “Tidak, Moti …. aku akan disini saja, aku belum menikmati pestanya” kata Jodha, dari kejauhan tatapan Rukayah langsung tertuju pada Jodha dan Jalal secara bergantian kemudian kembali terukir senyum sinis dibibirnya sambil menikmati hookahnya kembali. Sementara dari kejauhan pula, tatapan Jodha tidak pernah lepas dari Jalal, walaupun area terbuka itu hanya diterangi cahaya lilin tapi Jodha bisa melihat dengan jelas apa yang sedang dilakukan oleh suaminya disana, saat itu Jalal sudah sampai dibibir kolam renang dan semua para ratu langsung mendekati Jalal berusaha mencari perhatian Jalal, Jalal tampaknya sangat menikmati keadaan ini, dimana para ratu saling berebut ingin dekat dengannya, ada yang berendam mengitari Jalal, ada yang memijat rambutnya, adapula yang memijat lengannya, benar benar sebuah pemandangan yang kurang menyenangkan buat Jodha, sebegitukah bencinya Jalal terhadap dirinya ??? sehingga semua kenangan kenangan diantara mereka berdua seakan sirna begitu saja.
Jodha masih ingat ketika malam setelah pemakaman Hasan anak kembar mereka yang meninggal terlebih dulu, ~“Aku ingin tidur selamanya, Yang Mulia” kata Jodha sambil menyandarkan kepalanya dikaki Jalal, sementara Jalal memeluknya dari belakang, “Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu, Ratu Jodha … kamu dulu berjanji bahwa kamu akan menemaniku seumur hidupku, lalu sekarang kamu mengatakan kamu ingin tidur selamanya, bagaimana bisa ????” tanya Jalal sambil membelai rambut Jodha dengan lembut, “Kalau dewamu datang dan merenggutmu dari aku, kamu harus mengatakan padanya, bahwa dia juga harus membawaku bersamamu, nyawaku terikat denganmu Ratu Jodha … bila engkau mati nanti, akupun akan ikut mati bersamamu” kata Jalal,~ tak terasa kembali Jodha meneteskan air matanya, Moti yang melihatnya segera menyekanya dengan kedua tangannya, “Lebih baik, sekarang … kita pulang, Jodha … udara dingin malam ini semakin menusuk kulit kita” kata Moti, “Moti …. jadi ini yang tidak ingin Ratu Salima ceritakan tadi” kata Jodha sambil terus menatap kearah Jalal yang saat ini sudah keluar dari kolam renang dan menempati tempat duduknya dengan handuk hangat yang menyelimuti tubuhnya sambil ditemani oleh para ratu yang ingin mencari perhatian Jalal, sementara Jalal semakin menikmati permainannya yang kadang tidak menghiraukan mereka sehingga membuat para ratu penasaran, “Yang Mulia, siapa yang akan menghabiskan malam ini bersamamu ???” tanya salah seorang ratu yang kelihatannya lebih berani ketimbang ratu yang lainnya, “Apa yang bisa kamu berikan untukku ?”Jalal balik bertanya, “Aku akan memberikanmu sesuatu yang tidak terlupakan, Yang Mulia” kata ratu itu lagi, “Oooh yaaa …” kata Jalal sambil menikmati minumannya dan melihat ke sekitar area kolam renang, hingga tatapannya tertuju pada sesosok tubuh yang berdiri mematung disebrang sana dengan saree hijaunya dan memandangnya tajam, Jalal baru menyadari keberadaan Jodha dipestanya ….Jangan Panggil Aku Jodha bag 3