Benci ~ Benar-benar Cinta bag 3 by Ike Kuscahyani. Jodha meraih tangan Jalal lalu berkata jangan khawatir yang mulia aku baik-baik saja. Jodha seperti luluh melihat Jalal begitu khawatir dan perhatian padanya. Jodha merasa bahwa apa yang di katakan Moti benar bahwa Jalal ada perasaan padanya. “Aku akan pergi meninggalkanmu ratu jodha agar kau bisa beristirahat.” kata Jalal. Ketika jalal akan berdiri jodha memegang tangan Jalal dan berkata shensya apakah kau tidak keberatan jika menemaniku disini? Jalal tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Jodha bergeser seakan memberi ruang untuk Jalal. Jalal tidur disamping jodha, Jodha merebahkan kepalanya didada jalal. Jodha merasa kan kedamaian yang tak pernah dia bayangkan. “Shensya kau pasti bertanya2 kenapa aku bersikap seperti ini?” kata jodha. “Ya ratu jodha aku seakan tidak percaya” kata Jalal sambil membelai rambut istri yang sangat dicintai tapi tidak mudah dimiliki. Setelah apa yang aku lalui selama di Agra bersamamu, aku merasa kau adalah kaisar terhebat, kaisar yang adil, kaisar yang begitu mencintai rakyatnya, kaisar yang baik hati, kaisar yang tegas tetapi hatimu mudah tersentuh, kaisar yang mampu menyelesaikan masalah dengan menyertakan bukti. Aku merasa bahwa aku tidak adil padamu karena aku menuduhmu kejam tanpa ada bukti dan sekarang aku membuktikan bahwa tuduhanku padamu adalah salah. Aku meminta maaf karena selama ini kau begitu sabar menanti penerimaanku terhadapmu. Sehingga kejadian tadi membuka mata hatiku bahwa kau peduli padaku. Padahal aku bersikap tidak baik padamu, aku slalu menganggapmu bersalah, menganggapmu musuhku, bersikap ketus dan arogan, tapi kau perduli padaku. Ketika aku melakukan puja kau dengan senang hati mengikuti, kau mau belajar tentang agamaku, terang jodha. Jalal seakan diatas angin dipuji jodha sedemikian rupa.
Jalal tersenyum dan berkata…apa yang kulakukan sedikit banyak adalah sudah terpengaruh olehmu ratu jodha. Semenjak kau di Agra walau kita kadang bersitegang tapi itu membuatku banyak belajar darimu. Walau dengan kata-kata yang ketus tapi kata-Katamu mengandung banyak arti dan pelajaran hidup. Aku bersyukur pada Allah telah membuatmu pingsan karena jika kau tidak seperti ini maka aku tidak akan bisa memelukmu dan mencium rambut indahmu ratu jodha. Mereka kemudian tertawa, “tapi yang mulia maafkan aku. Walaupun aku bisa menerima kehadiranmu tapi untuk menyerahkan diriku aku belum bisa.” kata jodha. Ratu jodha aku tidak akan melanggar janjiku aku akan menunggu ijin darimu karena kau pantas untuk ditunggu kata Jalal. Jodha tersipu malu,dan malam itu mereka tidur dengan berpelukan. Pagi itu Jalal bangun dengan ceria. Walaupun tidak menyentuh jodha seutuhnya tapi jodha sudah membuka hati untuknya. Jalal merasa bahwa jodha juga menyukai dirinya.
Hari ini tepat 1th perkawinan mereka. Jalal melihat jodha sedang berdoa, dia pun ikut berdoa. Jalal mendengar jodha berdoa untuk keselamatan dan kesehatan dirinya. Jalal bahagia mendengarnya karena ternyata jodha memikirkan dirinya sehingga Jalal disebut dalam doa jodha. Jodha telah selesai ketika berbalik dia kaget Jalal ada dibelakangnya. Jalal mengucapkan doa untuk jodha karena hari ini adalah hari pernikahan mereka smoga mereka slalu bersama-sama. Jodha tersenyum dan menyandarkan kepalanya dibahu Jalal. Malam itu Jalal mengajak jodha untuk naik perahu. Ditemani bulan dan bintang mereka berdua tampak mempesona. Bagaimana keadaanmu ratu jodha apakah kau sudah baikkan?” tanya Jalal. “Sudah yang mulia aku merasa sangat baik, tabib memberiku obat yang sangat manjur dan perhatianmu membuatku sehat lebih cepat.” jawab Jodha tersipu.
Jalal tersenyum sangat menawan dan jodhapun berdebar sama ketika pertama kali melihat Jalal. Kau tahu ratu jodha, ketika ayahmu datang padaku dan berencana menikahkan aku dan kamu, saat itu sebenarnya aku sangat bahagia tapi tidak aku tunjukkan. Karena aku telah jatuh hati padamu sejak pertama melihatmu. Aku bertanya pada pengawalku dan tahulah aku bahwa aku jatuh hati pada putri amer jodha,” terang Jalal. Jodha seperti terbuai dengan penjelasan Jalal dia diam dan tersipu.
Angin semakin dingin berhembus. Jalal mengajak jodha untuk kembali ke istana karena Jalal masih khawatir dengan kesehatan jodha. Merekapun kembali….sampai dikamar jodha, Jalal memberikan kado untuk jodha. Jodha membuka kotak kado Jalal yang berisi bulu merak dan suling krisna. Jodha sangat bahagia menerimanya. Jalal berkata bahwa semoga kahna selalu melindungimu ratu jodha, smoga dia slalu memberkati cinta kita. Jodha memberikan Jalal sebuah selimut yang dia sulam sendiri serta tulisan nama Jalal dengan huruf Arab yang dia pelajari dari Salima. Jalal sangat bangga jodha mau belajar memakai tulisan Arab dan dia bahagia jodha menulis namanya. Jalal hendak meninggalkan kamar jodha, tapi jodha memegang tangan Jalal seakan tidak rela Jalal meninggalkan dirinya. Jalal berpaling menghadap jodha mereka berdua saling berpandangan.
Jalal mendekati jodha sehingga tubuhnya begitu dekat dengan tubuh jodha diciumnya kening jodha. Kemudian Jalal berada dibelakang jodha, tangannya melingkar memeluk tubuh jodha. Jalal menciumi rambut jodha kemudian leher jodha. Tangannya membelai lembut pundak dan merekapun berpegangan tangan erat. Jalal membalikkan tubuh jodha, Jalal menatap jodha dengan perasaan cinta kemudian Jalal mencium pipi jodha yang memerah. Jalal melepas anting hidung jodha dan mencium bibir jodha. Jodha pun terbuai dengan ciuman Jalal. Jalal membawa jodha keperaduan, dibaringkannya tubuh jodha. Dada jodha berdebar-debar, jantungnya berdegup kencang.
Jalal melepas perhiasan jodha satu persatu,kemudian kembali diciumnya bibir tipis jodha. Jodha merasa malu dia membalikan badannya membelakangi Jalal. Jalal tersenyum kemudian Jalal membuka tali pengikat baju jodha, jalal menciumi punggung jodha dengan mesra. Kemudian Jalal membalikkan tubuh jodha, tangan Jalal meraih penutup tirai tempat tidur jodha dan tiraipun menutup peraduan cinta mereka. Malam itu jodha menyerahkan dirinya seutuhnya kepada Jalal suaminya. Seorang pria yang dahulu dibencinya sekarang benar-benar dicintainya. Kisah cinta mereka abadi hingga sekarang. Tamat